Kedua, Empati dan Kesabaran. Perilaku tersebut dapat menguji empati dan kesabaran anggota keluarga atau teman-teman. Mereka mungkin merasa tertekan untuk merespons dengan cara yang mendukung, bahkan jika mereka merasa perilaku tersebut berlebihan.
Ketiga, Persepsi Sosial. Dalam konteks yang lebih luas, perilaku lebay dapat memengaruhi bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain. Ini bisa mempengaruhi hubungan sosial dan bagaimana dukungan diberikan oleh teman dan kolega.
Perlu digaris bawahi bahwa setiap orang bereaksi terhadap sakit dengan cara yang berbeda, dan penting bagi lingkungan sekitar untuk menunjukkan pengertian dan dukungan.Â
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat membuat laki-laki terkesan lebay saat sakit. Ini termasuk stereotip gender yang ada di masyarakat, perbedaan dalam toleransi rasa sakit yang bisa dipengaruhi oleh genetik dan faktor psikologis, serta pengalaman keluarga yang mempengaruhi bagaimana seseorang mengekspresikan rasa sakit. Disamping itu, permintaan maaf saat sakit bisa menjadi cara untuk mengakui kerentanan, melakukan refleksi diri, atau mencari afirmasi dari orang lain.
Perilaku ini tidak hanya memengaruhi individu yang sakit tetapi juga memiliki dampak pada lingkungan sekitar, termasuk dinamika keluarga dan hubungan sosial. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami dan mendukung setiap orang, terlepas dari bagaimana mereka mengekspresikan rasa sakit mereka, dengan empati dan tanpa prasangka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H