Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua orang atau perusahaan memiliki pengalaman yang sama dengan rajin kerja dan beban kerja.
Apakah mitos ini terbukti atau tidak?
Berdasarkan sumber dari greatnusa.com dan kompasiana.com/Mochammad Ridwan tampaknya mitos bahwa kinerja yang baik secara otomatis menyebabkan peningkatan beban kerja tidak selalu terbukti. Beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan ini termasuk:
Pertama, Kebijakan Perusahaan. Perusahaan dengan manajemen sumber daya manusia yang baik cenderung mengakui dan memberi reward kepada karyawan atas kinerja yang baik tanpa secara tidak proporsional menambah beban kerja mereka.
Kedua, Keseimbangan Kerja-Hidup (work-life balance). Karyawan yang memiliki keseimbangan kerja-hidup (work-life balance) yang baik dan dukungan yang memadai dari perusahaan cenderung lebih bahagia dan produktif, tanpa merasa beban kerja mereka meningkat secara signifikan.
Ketiga, Stres dan Produktivitas. Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres, penurunan konsentrasi, motivasi, dan energi untuk bekerja, yang pada akhirnya dapat menurunkan kinerja karyawan.
Keempat, Efisiensi Kerja. Karyawan yang efisien dan mampu mengelola waktu serta tugas mereka dengan baik sering kali dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa perlu bekerja lembur atau mengambil beban kerja tambahan.
Kelima, Pengaturan Prioritas dan Batasan. Karyawan yang pandai mengatur prioritas dan menetapkan batasan cenderung dapat menghindari peningkatan beban kerja yang tidak diinginkan meskipun mereka bekerja dengan rajin.
Dengan begitu, meskipun ada kasus di mana kinerja yang baik dapat menyebabkan peningkatan beban kerja, ini bukanlah suatu keharusan dan banyak faktor lain yang berperan. Wajib bagi perusahaan untuk melakukan kajian lebih dalam tentang beban kerja dan memastikan bahwa karyawan yang berprestasi diberi penghargaan yang sesuai tanpa membebani mereka dengan tanggung jawab tambahan yang tidak adil atau tidak diinginkan.
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan antara kinerja kerja yang baik dan peningkatan beban kerja tidaklah linear dan tidak selalu berlaku secara universal. Kinerja yang tinggi dapat dihargai dengan pengakuan yang tepat dan kompensasi yang adil tanpa harus membebani karyawan dengan tanggung jawab tambahan yang tidak diinginkan.
Wajib bagi perusahaan untuk mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja-hidup (work-life balance) yang sehat, mengakui kontribusi karyawan, dan memastikan bahwa beban kerja tetap adil dan terkelola. Dengan begitu, kita dapat mematahkan mitos ini dan bergerak menuju budaya kerja yang lebih produktif dan berkelanjutan di mana kinerja yang baik dilihat sebagai aset, bukan sebagai beban.”