Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bekerja Tak Niat, tapi Gaji Sama? Ini Balasannya!

6 Maret 2024   08:43 Diperbarui: 7 Maret 2024   09:06 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang yang sedang bekerja. (Sumber Gambar: pexels.com/Antoni Shkraba)

Apakah gaji seseorang dapat tetap sama meskipun mereka tidak bekerja dengan niat?

Gaji seseorang mungkin tetap sama dalam jangka pendek meskipun mereka tidak bekerja dengan niat. Namun, dalam jangka panjang, etos kerja yang rendah dapat berdampak negatif pada gaji dan kesempatan karir seseorang. Berikut adalah empat alasannya:

Pertama, Penilaian Kinerja.  Banyak perusahaan melakukan penilaian kinerja secara berkala untuk menentukan kenaikan gaji. Jika seseorang tidak bekerja dengan niat, kualitas kerjanya mungkin menurun, yang dapat mempengaruhi penilaian kinerjanya dan potensi kenaikan gajinya.

Kedua, promosi. Individu dengan etos kerja yang kuat lebih mungkin mendapatkan promosi, yang sering kali disertai dengan peningkatan gaji. Sebaliknya, individu yang bekerja tanpa niat mungkin melewatkan kesempatan ini.

Ketiga, bonus dan insentif. Banyak perusahaan menawarkan bonus dan insentif berdasarkan kinerja. Jika seseorang tidak bekerja dengan niat, mereka mungkin tidak memenuhi kriteria untuk mendapatkan bonus atau insentif ini.

Keempat, pemutusan hubungan kerja. Dalam kasus ekstrem, etos kerja yang rendah dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja. Jika seseorang kehilangan pekerjaannya, mereka mungkin harus menerima pekerjaan baru dengan gaji yang lebih rendah.

Jadi, meskipun gaji seseorang mungkin tidak langsung dipengaruhi oleh etos kerja mereka, etos kerja yang baik adalah investasi jangka panjang dalam karir dan potensi penghasilan seseorang.

Contoh 1 - Karyawan A, Karyawan A selalu datang tepat waktu, menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan seringkali melakukan pekerjaan tambahan. Dia selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas kerjanya dan berkontribusi pada timnya. Hasilnya, dia mendapatkan promosi dan kenaikan gaji dalam waktu yang relatif singkat.

Contoh 2 - Karyawan B, Di sisi lain, Karyawan B seringkali datang terlambat dan menyelesaikan tugasnya dengan asal-asalan. Dia jarang menunjukkan inisiatif dan seringkali mengeluh tentang pekerjaannya. Meskipun gajinya tetap sama dalam jangka pendek, dia melewatkan kesempatan untuk promosi dan kenaikan gaji. Selain itu, rekan kerjanya merasa frustrasi dan ini berdampak negatif pada moral tim.

Dari contoh di atas, kita dapat melihat bahwa etos kerja yang baik sangat penting untuk kesuksesan individu dan organisasi.

Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa etos kerja memiliki peran penting dalam menentukan kualitas kerja, produktivitas, dan kesuksesan karir seseorang. Bekerja tanpa niat atau dengan etos kerja yang rendah dapat berdampak negatif pada individu dan organisasi tempat mereka bekerja, termasuk penurunan produktivitas, kualitas kerja yang rendah, lingkungan kerja yang negatif, dan dampak finansial bagi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun