Akhirnya, mentalitas “seadanya” dapat mengakibatkan kurangnya kepuasan hidup. Tanpa tujuan atau aspirasi, seseorang mungkin merasa hidup mereka kurang berarti atau memuaskan.
Oleh sebab itu, penting untuk mengenali dan mengatasi mentalitas “seadanya” agar dapat meraih potensi diri sepenuhnya.
Contoh, ada siswi bernama Alma, ia adalah seorang siswi SMA yang cerdas dan berprestasi. Dia selalu mendapatkan nilai terbaik di kelasnya dan aktif mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Dibalik prestasinya itu ternyata Alma memiliki mentalitas "seadanya" dalam hal cita-citanya. Dia tidak memiliki ambisi yang tinggi dan hanya ingin menjadi seorang guru setelah lulus SMA.
Suatu hari, Alma mengikuti seminar motivasi yang diadakan di sekolahnya. Dalam seminar tersebut, pembicara membahas tentang bahaya mentalitas "seadanya" dan bagaimana hal itu dapat melumpuhkan potensi diri. Alma tersadar bahwa dia telah membatasi potensinya sendiri dengan tidak memiliki ambisi yang tinggi.
Setelah seminar tersebut, Alma mulai mengubah pola pikirnya. Dia mulai menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan berusaha keras untuk mencapainya. Dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi jurusan kedokteran.
Saat ini, Alma telah menjadi dokter yang sukses dan memiliki klinik sendiri. Dia sangat bersyukur bahwa dia telah mengubah pola pikirnya dan tidak lagi terjebak dalam mentalitas "seadanya".
Lalu, bagaimana langkah-langkah untuk mengubah mentalitas “seadanya”?
Mentalitas “seadanya” dapat menjadi hambatan besar dalam mencapai potensi diri dan menjalani hidup yang lebih baik. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda coba untuk mengubah mentalitas “seadanya”:
Pertama, menetapkan tujuan yang jelas. Mulailah dengan menentukan apa yang Anda inginkan dalam hidup Anda, baik itu dalam karir, hubungan, atau tujuan pribadi. Tujuan yang jelas dapat memberi Anda motivasi untuk berusaha lebih keras.
Kedua, mengembangkan mentalitas pertumbuhan. Percayalah bahwa Anda dapat belajar dan berkembang. Jangan takut untuk menghadapi tantangan atau kesalahan, karena itu adalah bagian dari proses belajar.
Ketiga, melakukan refleksi diri. Evaluasi sikap dan perilaku Anda. Apakah Anda sering menerima apa adanya tanpa berusaha untuk lebih baik? Jika ya, cobalah untuk mengubah cara berpikir Anda.