Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Tata Usaha

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah Alasan Mengapa Anda Tidak Harus Fanatik kepada Satu Golongan Partai Politik Tertentu

30 Oktober 2023   16:23 Diperbarui: 30 Oktober 2023   16:25 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilu, Foto: BakTINews

Pernah melihat orang-orang di sekitar Anda yang terlalu fanatik kepada satu golongan partai politik tertentu? Contoh misalnya begini “ kalau tidak mencoblos partai ini Anda bukan orang yang Nasionalis atau, kalau Anda tidak memilih partai ini berarti ke imanan Anda patut di pertanyakan “ kurang lebih seperti itu. Pernah tidak? Pasti pernah dong, iya kan?

Fanatik sebenarnya tidak hanya berlaku kepada golongan partai politik saja, namun bisa juga fanatik kepada golongan yang lain selain partai politik, contohnya fanatik kepada ajaran si A, fanatik kepada aliran B, kalau di luar dari ajaran A dan B di anggap menyimpang oleh orang yang fanatik tersebut. Seperti itu lah kira-kira,

Sebelum panjang lebar ke sana kemari, mari kita cari tahu dulu apa itu fanatik dan apa itu golongan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fanatik adalah suatu keyakinan untuk meyakini ajaran atau kepercayaan dengan kuat. Fanatik atau fanatisme merupakan sebuah fenomena penting dalam budaya modern, pemasaran, serta realitas pribadi dan sosial di masyarakat. Sumber:  (bola.com).

My Opinion, fanatik itu singkatnya berarti meyakini dengan seyakin yakin-yakinnya tanpa ada keraguan sedikit pun tentang suatu ajaran atau kepercayaan tertentu.

Sedangkan yang dimaksud Golongan adalah kelompok-kelompok yang ada di dalam masyarakat yang didasarkan pada kesamaan kepentingan maupun tujuan. Sumber: (Brainly.co.id).

Sudah sangat jelas ya, bahwa golongan itu adalah sekelompok orang di dalam masyarakat yang mempunyai kesamaan, kepentingan dan tujuan yang sama.

Jadi yang dimaksud dengan fanatik terhadap golongan partai politik adalah orang yang sangat percaya dan yakin kepada sekelompok orang karena memiliki kecenderungan kesamaan, entah itu kesamaan dalam ideologi, pemikiran, gagasan dan lain-lain.

Biasanya orang yang sangat fanatik terhadap satu partai politik tertentu itu mudah kecewa jika partainya itu kadang berbeda pandangan pendapat dengannya.

Ilustrasi Fanatik, Foto: Rumah Pemilu
Ilustrasi Fanatik, Foto: Rumah Pemilu

Untuk orang yang terlalu fanatik terhadap golongan partai politik tertentu apalagi ia hanya orang biasa, bahkan partai yang dicintainya pun tidak mengenalnya. Itu sangat rentan terhadap perbedaan pendapat/perbedaan pandangan. Jangankan Anda orang di luar partai, orang dalam partainya pun sering sekali berbeda pendapat antara satu sama lain.

Jadi untuk apalah Anda terlalu fanatik terhadap satu partai politik tertentu apalagi Anda itu bukan siapa-siapa bagi partainya.

Di bawah ini  adalah alasan yang bisa dibilang penting banget kenapa Anda nggak usah terlalu fanatik dengan satu partai politik tertentu.

Februari 2024 akan ada pemilu di Negeri kita tercinta ini, di mana pemilu tersebut tinggal beberapa bulan lagi dari sekarang.

Di mana di dalam pemilu tersebut masing-masing partai mempunyai capres dan cawapresnya sendiri.

Kalau ingin menjadi presiden di Indonesia saat ini harus melalaui parpol, kalau tidak ada parpol maka mustahil untuk mencalonkan sendiri untuk menjadi capres atau cawapres tanpa usungan dari parpol tertentu. Di sinilah poinnya, 

Apakah pemilu di Indonesia ini berpengaruh bagi rakyat biasa?

Ilustrasi Pemilu, Foto: BakTINews
Ilustrasi Pemilu, Foto: BakTINews

Di lihat pengaruh atau tidaknya bisa kita nilai dari sini, sebut saja ketika Pak SBY di angkat presiden sampai Pak SBY digantikan oleh Pak Jokowi sebagai presiden, apa dampaknya?

Ya biasa-biasa saja, yang miskin tetap miskin, yang kaya tetap kaya, jadi biasa-biasa saja nggak ngaruh kan?

Saya perjelas lagi, yang tukang dagang batagor, tukang siomay, tukang cendol, ya tetap tukang dagang batagor, siomay dan cendol. Kalaupun mereka bisa kaya bukan karena presiden ganti, tapi itu murni usaha mereka.

Jadi sebenarnya ganti presiden itu nggak ngaruh-ngaruh amat ya buat teman-teman?

Jadi ngaruhnya itu buat siapa sih?

Ya pengaruhnya itu buat sponsor dari partai politik tertentu, misalnya ketika partai politik A calonnya itu menang para sponsor-sponsornya akan mendapatkan akses. Ketika calon yang itu menang, yang berkoalisi dengan partai politik B, maka sponsor partai politik B lah yang akan mendapatkan akses bukan partai politik A. Sedangkan buat rakyat, ya biasa-biasa saja.

Jadi kalau gak ada pengaruhnya cuma biasa-biasa saja bagi rakyat, buat apa sampai fanatik banget sama satu partai politik tertentu. Apa lagi sampai bertengkar dengan sesama teman-teman, saudara dan kerabat yang berbeda pandangan politiknya.

Yang terikat kontrak dengan parpolnya (di bayar) saja tidak boleh bertengkar. Apalagi kalau ada orang yang tanpa ada sama sekali tidak terikat kontrak dengan parpolnya (tidak di bayar/gratis) membela mati-matian partai politik tertentu sampai bertengkar dengan teman, saudara dan kerabatnya. Duh jangan sampai ya, sebaiknya pikir matang-matang dulu deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun