Sudah pernah mendengar kata pragmatisme? mungkin kata pragmatisme sudah tidak asing lagi untuk para akademisi yang berkecimpung di dalam dunia filsafat.
Namun bagi yang awam akan istilah pragmatisme ini, mereka harus tahu bahkan bisa jadi ini patut untuk dipraktikkan karena mengandung nilai-nilai yang positif di dalamnya.
Sebelum sama-sama kita mengetahui apa itu filsafat pragmatisme dan apa saja nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya, ada baiknya kita bedah dulu satu per satu apa itu filsafat dan apa itu pragmatisme.
Plis jangan di skip ya teman-teman kompasianer.
Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu. Sumber: (merdeka.com)
Jadi singkatnya filsafat itu mencari tau tentang kebenaran yang ada di alam semesta ini. Apakah perilaku saya sudah benar? Apakah keyakinan saya sudah benar? Apakah kepercayaan saya sudah benar? Dan semacamnya. jika ada yang kurang tolong di tambahi di kolom komentar.
Sedangkan Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa kebenaran dari segala sesuatu berdasarkan kepada manfaat yang diberikannya.Sesuatu hal ini dinilai dari kebergunaannya bagi tindakan manusia untuk kehidupannya. Pernyataannya dapat berbentuk ucapan, dalil atau teori. Pragmatisme muncul sebagai tradisi pemikiran yang berasal dari dunia Barat dan berkembang khususnya di benua Amerika. Kehadirannya sebagai suatu pemikiran yang berusaha menjawab persoalan kehidupan manusia. Pragmatisme digolongkan sebagai salah satu aliran filsafat abad ke-19 dalam sejarah filsafat Barat. Pelopor pemikiran pragmatisme adalah seorang filsuf Amerika, Chales Sanders Peirce (1839–1914). Tokoh yang berpengaruh dalam pemikiran pragmatisme antara lain William James (1842–1910) dan John Dewey (1859–1952). Sumber: (wikipedia.org)
My opinion, jika keduanya di gabungkan menjadi Fislafat Pragmatisme adalah tingkah laku, perbuatan, sesuatu hal yang kita lakukan kalau tidak ada manfaatnya, tidak ada gunanya maka itu adalah nihil. Mau Anda menciptakan penemuan yang menurut Anda hebat pun, kalau itu tidak ada manfaatnya bagai orang banyak, menurut filsafat pragmatisme itu adalah perbuatan yang nol (kosong) tidak ada gunanya.
Lalu di mana hal positifnya yang terkandung dalam aliran filsafat pragmatisme?
Lakukan jika itu bermanfaat, tinggalkan jika tidak ada gunanya.