Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Mengungkapkan Keresahan Melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Dinamika Politik Indonesia: Perubahan Cepat Pasca-Deklarasi Anies Baswedan-Cak Imin

9 September 2023   07:50 Diperbarui: 9 September 2023   07:52 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan dinamika politik Indonesia belakangan ini mengalami perubahan sangat cepat. Semua berubah dalam sekejap setelah deklarasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Kota Pahlawan, Surabaya. Perubahan ini mempengaruhi tatanan politik yang telah terjadi selama setahun belakangan.

Oh iya, mendadak PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) kemarin pindah dukungannya dari Prabowo Subianto ke Anies Baswedan. Ini agak mengagetkan sebenarnya, karena PKB memiliki ideologi yang berbeda dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera), partai yang mendukung Anies. 

Apakah Anda yakin kedua partai ini akan bertahan dalam satu koalisi yang sama. Ataukah kemungkinan besar PKS akan pindah merapat ke Prabowo, terutama karena Prabowo dan PKS memiliki hubungan yang kuat sejak Pilpres 2014.

Tindakan PKB ini juga dikuatkan dengan fakta bahwa PKS tidak hadir dalam acara deklarasi Anies dan Cak Imin di Surabaya. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksepakatan dalam koalisi mereka. 

Dalam beberapa waktu terakhir, ketegangan dalam koalisi ini sudah terlihat, terutama sejak Golkar dan PAN (Partai Amanat Nasional) masuk dalam barisan pendukung Prabowo. Cak Imin, yang biasanya menjadi pemegang kunci dalam koalisi, sekarang tersingkir perlahan-lahan.

Saya juga cukup terkejut ketika Cak Imin akhirnya menjadi calon wakil presiden Anies. Awalnya, saya tidak berpikir bahwa PKB akan bersama Anies, tetapi tampaknya tidak ada yang tidak mungkin bagi Cak Imin. 

Terutama karena ini terkait dengan mimpinya menjadi calon wakil presiden sejak lama. Ingatlah Pilpres 2019, Cak Imin sangat ingin menjadi calon wakil presiden Jokowi, meskipun akhirnya tidak terpilih. Ini mungkin alasan mengapa dia keluar dari koalisi pendukung Prabowo.

Bayangkan kalau Anda menjadi Cak Imin, apakah Anda juga akan keluar dari koalisi? Sebabnya kan Anda yang memulai, Anda yang berjuang, tetapi setelah itu Golkar dan PAN datang dan meminta jatah yang lebih besar dari Anda. 

Dan Prabowonya oke lagi, ya sudah, tidak ada jalan lain kecuali keluar. Saya kira PKB akan bergabung dengan PDI Perjuangan karena keduanya memiliki platform ideologi yang mirip. Namun, ternyata Cak Imin melakukan langkah yang tidak terduga dengan menjadi calon wakil presiden Anies dan Surya Paloh.

Momen Anies-Cak Imin-Surya Paloh Duduk Satu Meja di Lokasi Deklarasi (istimewa), Foto: Detikjabar
Momen Anies-Cak Imin-Surya Paloh Duduk Satu Meja di Lokasi Deklarasi (istimewa), Foto: Detikjabar

Sebagai pemegang kunci Surya Paloh tentu senang dengan bergabungnya PKB. Hal ini memberikan kesempatan untuk membersihkan citra Anies Baswedan yang selama ini terkait dengan politik identitas. 

Dengan kehadiran PKB, Anies bisa mendapatkan dukungan dari kalangan NU (Nahdlatul Ulama) yang jumlahnya sangat besar, terutama di Jawa Timur, daerah kekuasaan PKB. Dengan Anies menguasai Jawa Barat dan PKB menguasai Jawa Timur, peluang kemenangan menjadi semakin besar bagi Surya Paloh.

Namun, Jawa Tengah menjadi tantangan tersendiri karena Gubernur Ganjar Pranowo sangat kuat di sana. Prabowo, yang sebelumnya menggandeng PKB untuk menguasai Jawa Timur, kini harus mencari figur Jawa Timur lainnya karena Cak Imin telah keluar dari koalisi. 

Jawa Timur menjadi ajang pertarungan karena memiliki populasi penduduk terbesar kedua setelah Jawa Barat, dengan sekitar 40 juta penduduk.

Pertarungan ini juga akan melibatkan pendekatan kepada kyai-kyai NU di Jawa Timur, mengingat Jawa Timur adalah basis NU. Dengan Cak Imin sebagai calon wakil presiden Anies, kemungkinan besar, orang-orang NU yang tidak tergabung dalam PKB akan mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon mereka, bukan Prabowo.

Dengan masuknya Cak Imin sebagai calon wakil presiden Anies, Partai Demokrat akan otomatis mundur dari koalisi. Akankah partai Demokrat bergabung dengan PDI Perjuangan dan mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden?

Politik Indonesia masih dalam kondisi sangat dinamis, sangat cair, dan segala kemungkinan bisa terjadi. Catatlah bahwa Cak Imin mungkin akan pindah lagi, terutama jika Gerindra atau PDI Perjuangan menawarkan kesepakatan yang sangat menguntungkan yang tidak bisa dia tolak.

Dalam Pilpres kali ini, Cak Imin adalah salah satu yang paling mendapatkan keuntungan karena memiliki posisi tawar yang sangat tinggi. 

Namun, yang saat ini mencuri perhatian adalah Ganjar Pranowo dan PDIP Perjuangan. Meskipun sering dianggap sombong, PDIP Perjuangan adalah partai yang stabil. Mereka tidak khawatir tentang kursi, dan fokus pada program dan visi misi mereka.

Politik kita masih akan terus berubah hingga pendaftaran calon di awal November selesai. Kita harus terus memantau perkembangan politik ini karena banyak hal yang bisa terjadi dalam waktu yang singkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun