Mohon tunggu...
Noer Ashari
Noer Ashari Mohon Tunggu... Operator Madrasah Tsanawiyah

Operator Madrasah : - Operator data EMIS (Education Management Information System) - Operator data Simpatika Kemenang - Operator E-RKAM BOS Kemenag - Operator Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus - Teknisi ANBK dari Tahun 2017 s.d sekarang (dulu masih UNBK namanya) Mencoba untuk menuangkan keresahannya melalui artikel di Kompasiana, tapi lebih banyak tema yang diluar dari konteks pekerjaan. More info: asharinoer9@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dampak Konten Video Pendek Terhadap Otak Kita

5 September 2023   07:50 Diperbarui: 5 September 2023   07:55 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kecanduan Melihat Video Pendek, Foto: Pexels.com/cottonbro studio

Lupa: Kita mungkin hanya ingat beberapa video terbaru yang kita tonton dalam satu jam, jika kita ingatnya sama sekali. Informasi yang kita dapatkan seringkali hanya berupa sepotong-sepotong.

Mind atensi: Konsumsi konten video pendek secara berlebihan dapat menyebabkan information overload, di mana kita menerima terlalu banyak informasi dalam waktu yang singkat.

Retensi: Karena informasi yang kita dapatkan bersifat jangka pendek, kita cenderung lupa dengan cepat.

Konsekuensi Terhadap Otak

Semua ini berpotensi merusak otak kita. Video pendek membuat kita kecanduan karena efek editan, suara-suara efek, dan fase videonya yang cepat dapat meningkatkan produksi dopamin secara berlebihan. Dopamin adalah zat kimia di otak yang terkait dengan sensasi menyenangkan dan bahagia.

Dampak negatifnya adalah kita menjadi lebih sulit untuk terhibur. Standar kita dalam menghibur diri meningkat, dan konten yang dulunya bisa menghibur kita sekarang terasa kurang memadai. Ini sebagian besar karena manusia modern menjadi lebih cepat bosan.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi otak kita dari dampak negatif konten video pendek ini? Salah satu langkah adalah mengurangi waktu yang kita habiskan untuk menonton video-video pendek yang terlalu banyak informasi. 

Cobalah untuk sesekali mematikan ponsel kita dan beri diri kita waktu untuk bernafas dan rileks. Jangan biarkan diri kita terlalu terpaku pada fenomena TikTok-ification ini. Ingatlah bahwa otak kita juga butuh waktu untuk istirahat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun