Memaafkan merupakan hal yang sulit bagi seseorang. Bahkan memaafkan diri sendiri saja sulit. Hal ini karena memaafkan diri sendiri berawal dari introspeksi diri.
Arti memaafkan di KBBI adalah: memberi ampun atas kesalahan dan sebagainya; tidak menganggap salah dan sebagainya lagi.
Sedangkan memaafkan dalam Islam adalah Memaafkan merupakan strategi yang dapat memelihara dan memulihkan hubungan antara manusia, menawarkan sebuah masa depan yang baru dan lebih baik, tidak kembali ke masa lalu, serta mencakup kesabaran tentang apa yang telah terjadi.
Memaafkan memang tidak semudah yang kita kira. Namun, memaafkan adalah suatu hal yang sangat berharga, sehingga bagi orang yang mampu memaafkan dengan ikhlas akan mendapat ganjaran yang luar biasa.
Allah berfirman “Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah” (Q.S Asy-Syura: 40).
Tradisi di kita adalah pada Hari Raya Idul Fitri, di mana momen tersebut dianggap sebagai waktu yang tepat untuk saling memaafkan.
Namun, terkadang ada rasa tidak nyaman yang dirasakan, mungkin teman-teman juga pernah mengalami hal yang sama dengan yang saya rasakan.
Saya melihat orang-orang saling berpelukan, mencium tangan, dan menangis bersama, dan sebagainya.
Melihat itu sedikit membuat saya terharu. Namun, ketika saya memperhatikan lingkungan terdekat saya, pasti ada saja orang yang tidak ingin bertemu dengan keluarga, kerabat, atau saudara tertentu karena ada masalah yang belum terselesaikan.
Mungkin sudah bukan rahasia umum lagi bahwa orang-orang di Asia Tenggara cenderung memiliki sifat yang suka menghindari konflik. Karena itu, ketika mereka benar-benar berkonflik, mereka enggan untuk minta maaf atau bertemu langsung. Perasaan enggan tersebut pada akhirnya dipendam dan menjadi bagian dari topeng kita. Namun, masalah yang sebenarnya tidak pernah terselesaikan.
Ini hanyalah sebuah kejanggalan yang ingin saya sampaikan, sekaligus menjadi pengingat untuk melakukan introspeksi diri. Tidak ada maksud untuk memicu perdebatan atau hal yang lainnya.
Semoga kita bisa mengurangi, bahkan kalau bisa menghilangkan kebohongan. Karena kebohongan hanya akan merugikan diri sendiri, masyarkat, bahkan negara. Mari kita jadikan momen Hari Raya Idul Fitri bukan hanya sekedar tradisi saling memaafkan secara formal, tapi juga momen introspeksi diri untuk mengatasi kesulitan dalam memberi maaf. Kita tidak perlu menjadi sempurna dalam memaafkan, namun dengan niat dan usaha yang sungguh-sungguh, kita dapat meraih ganjaran yang luar biasa.
Semoga kejanggalan dalam tradisi memaafkan dapat diatasi dan memperkuat tali persaudaraan dan kerukunan di antara kita. Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H