Apa yang ada dipikiran teman-teman ketika mendengar kata "Brebes"? Apakah yang pertama terlintas adalah bawang merah, telur asin, atau ada yang lainnya? Banyak yang mengasosiasikan kata "Brebes" dengan telur asin dan bawang merah. Namun, apakah hal ini benar-benar umum terjadi?
Setiap kali saya hendak pulang ke kampung istri, teman-teman saya selalu mengatakan hal yang sama, "Kalau ente gak repot, bisa nggak ane nitip telur asin dan bawang merah? Nanti ane ganti kalo ente udah balik lagi." Beberapa dari teman-teman saya juga kadang bercanda dan mengatakan, "Jangan lupa oleh-olehnya ya, telur asin dan bawang merah!" Sebagai jawaban, saya biasanya hanya tertawa dan mengatakan, "Oke, kita lihat nanti kalau masih ada uang sisa."
Lantas mengapa Brebes selalu disandingkan dengan telur asin dan bawang merah?
Asal Usul Brebes disebut Kota Telur Asin
Di Kutip dari detikNews :
Telur asin Brebes memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar kelezatan kuliner. Telur asin ini melambangkan kearifan lokal, semangat kebersamaan, dan nilai-nilai sosial masyarakat Brebes. Makanan tradisional ini berasal dari tradisi pengawetan makanan Peranakan Tionghoa dan telah dilestarikan dan dikomersialisasi sejak tahun 1950-an. Telur asin Brebes telah menjadi bagian penting dalam kehidupan ekonomi komunitas Tionghoa di era pasca kemerdekaan, dan telah diwariskan dari generasi ke generasi warga Brebes.
Telur asin Brebes tidak hanya sekadar makanan, menurut Wijanarto, Kepala Bagian Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes. Telur asin melambangkan kearifan lokal, semangat kebersamaan, dan nilai-nilai sosial masyarakat Brebes.
Telur asin Brebes berasal dari tradisi pengawetan makanan Tionghoa Peranakan, ungkap Wijanarto, Kepala Divisi Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes. Dalam tradisi ini, berbagai jenis makanan diasinkan agar dapat bertahan lebih lama dan digunakan sebagai makanan praktis untuk perjalanan jauh. Telur asin Brebes awalnya dikenal sebagai bagian dari tradisi pengawetan makanan dan persembahan untuk dewa bumi di kuil. Namun, setelah dikomersialkan pada tahun 1950-an, ia menjadi salah satu makanan khas regional yang ikonik. Sejak itu, telur asin Brebes menjadi bagian penting dari kehidupan ekonomi masyarakat Tionghoa pasca-kemerdekaan, dan telah diwariskan dari generasi ke generasi masyarakat Brebes.
Asal Usul Brebes disebut Kota Bawang Merah
Dikutip dari carisayur.com
Ketika memikirkan Brebes, banyak yang mengaitkannya dengan bawang merah. Hal ini tak lepas dari fakta bahwa lebih dari 25% produksi nasional bawang merah berasal dari Kabupaten Brebes, menjadikan kabupaten tersebut di bagian pantai barat Jawa Tengah dikenal sebagai "kota bawang".
Alasan kenapa Brebes menjadi terkenal sebagai penghasil bawang merah adalah karena pasar bawang merah terbesar berada di Jakarta dan sekitarnya, yang dihuni oleh konsumen dari seluruh Indonesia. Pasokan bawang merah dari Brebes yang kontinyu membuatnya menjadi lebih terkenal daripada daerah lainnya. Namun sebenarnya, masih ada 75% produksi nasional yang berasal dari daerah lain seperti Madura, Nganjuk, Kediri, Probolinggo, Kulonprogo, Mataram, Palu, dan Manado. Bawang merah dari daerah lain juga seringkali transit di Brebes sebelum dijual di pasar Jabodetabek, sehingga terkadang dicampur dengan bawang merah Brebes atau hanya berganti truk saja. Nama Brebes pun menjadi "juara" di pasaran karena pasokannya yang kontinyu dan dicampur dengan bawang merah dari daerah lain. Hal yang sama juga terjadi dengan Cabe rawit merah dari Blitar, yang terkenal karena pasokannya yang selalu tersedia di pasaran dan sering dijadikan bahan dalam resep/menu rumah makan.
Jadi seperti itu kira-kira.
Perlu diingat juga nih, sebaiknya kita sebisa mungkin menghindari meminta atau merequest oleh-oleh ketika teman atau keluarga kita sedang melakukan perjalanan. Mengapa? Karena kita tidak tahu kondisi keuangan dan kantong mereka seperti apa, terlebih saat mudik biasanya biaya yang dibawa cukup terbatas untuk ongkos pulang-pergi. Selain itu, meminta oleh-oleh juga dapat memberatkan dan mengganggu kegiatan perjalanan mereka. Jika memang ingin nitip oleh-oleh, sebaiknya langsung memberikan uang atau melakukan transfer sebagai bentuk etika yang baik dan menghormati keadaan orang yang kita kirimi oleh-oleh. Itupun kalau mereka bersedia ya!
Demikianlah tulisan tentang mengapa Brebes selalu dikaitkan dengan telur asin dan bawang merah. Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman dan informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Selain itu, semoga kita dapat semakin menghargai keunikan dan kekayaan kuliner Indonesia yang beragam. Terima kasih telah membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H