Mohon tunggu...
Noeradji Prabowo
Noeradji Prabowo Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Konsultan manajemen dengan pengalaman membantu berbagai industri/jasa perusahaan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Kasus Covid-19 yang Ringan SekalipunAkan Mempengaruhi Keterampilan Kognitif Anda?

9 Maret 2024   21:07 Diperbarui: 9 Maret 2024   21:18 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Even mild covid-19 has been linked to shrinking in parts of the brain - https://www.newscientist.com/article/2419669-does-getting-even-mild-covid-19-

2. **Stres dan kecemasan:** Stres atau kecemasan emosional dapat memengaruhi fungsi kognitif dan menimbulkan perasaan kabut mental.

3. **Faktor nutrisi:** Gizi yang buruk atau dehidrasi dapat menyebabkan kesulitan kognitif.

4. **Kondisi medis:** Kondisi medis tertentu, termasuk sindrom kelelahan kronis, fibromyalgia, dan gangguan autoimun, dapat dikaitkan dengan kabut otak.

5. **Efek samping pengobatan:** Beberapa obat mungkin memiliki efek samping kognitif, yang menyebabkan perasaan kabut mental.

6. **Infeksi dan penyakit:** Infeksi virus atau bakteri, termasuk kasus COVID-19 ringan, dilaporkan menyebabkan gejala kognitif.

Penting untuk mengatasi penyebab utama kabut otak untuk penanganan yang efektif. Jika Anda mengalami gejala kognitif yang persisten atau parah, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan. Mereka dapat membantu mengidentifikasi akar permasalahan dan merekomendasikan tindakan yang tepat untuk meningkatkan fungsi kognitif.

  • Tes kognitif adalah penilaian yang dirancang untuk mengukur berbagai aspek fungsi kognitif, termasuk memori, perhatian, pemecahan masalah, penalaran, dan kemampuan berbahasa. Tes-tes ini biasanya digunakan dalam psikologi, ilmu saraf, dan pengaturan klinis untuk mengevaluasi kemampuan dan fungsi kognitif seseorang.

Ada berbagai jenis tes kognitif untuk tujuan tertentu, seperti tes kecerdasan (misalnya tes IQ), penilaian memori, tes fungsi eksekutif, dan banyak lagi. Tes-tes ini membantu para profesional memahami kekuatan dan kelemahan kognitif individu, mendiagnosis gangguan atau kelainan kognitif, dan menginformasikan intervensi atau perawatan.

  • Pengujian IQ

Dalam konteks pengujian IQ (Intelligence Quotient), standar deviasi digunakan untuk mengukur penyebaran atau distribusi skor dalam suatu populasi. Skor IQ rata-rata biasanya ditetapkan pada 100, dan satu standar deviasi biasanya dianggap 15 poin.

Jadi, selisih 0,2 deviasi standar dari rata-rata adalah 0,2 * 15 = 3 poin. Oleh karena itu, perubahan 0,2 standar deviasi pada tes IQ berarti selisih 3 poin IQ. Ingatlah bahwa tes IQ individu dan sistem penilaian mungkin berbeda-beda, tetapi ini adalah gambaran umum berdasarkan deviasi standar umum yang digunakan dalam tes IQ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun