Guru toxic adalah guru yang selalu menolak tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Apabila dalam mengajar, guru toxic adalah guru yang pemalas. Guru toxic hanya menyuruh siswa menjawab soal-soal dan lembar kerja maupun menyalin buku siswa dan presentasi guru ke buku catatan.
Sebagai antitesa dari guru toxic adalah guru belajar. Guru belajar adalah guru yang Rajin membaca buku, mengikuti diklat/ seminar/ webinar dan membaca jurnal ilmiah serta mencoba hal-hal baru untuk meng up grade ilmu.Â
Sebagai  guru sudah seharusnya untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan dunia Pendidikan. Agar terus mengalami kemajuan, maka seorang guru belajar terus meningkatkan materi yang diajarkan, metode pengajaran, hingga pendukung proses belajar mengajar.Â
Selain itu, guru belajar selalu memperhatikan dan melihat guru lain mengajar sebagai refleksi diri dan menambah ilmu. Guru belajar juga guru yang senang berorganisasi dan berkomunitas. Guru belajar senang berdiskusi, menyapa dengan warga sekolah, dan mengobrol dengan teman kerja bahkan yang bukan guru.
Setelah menjadi guru  belajar, tahapan selanjutnya yang harus dipupuk adalah menjadi guru hebat. Guru hebat memiliki ciri sebagai berikut:
- Bersikap dan berpenampilan sederhana
- Selalu membuat orang berpikir
- Bersikap rendah hati
- Menghargai pendapat orang lain
- Membaca banyak buku
- Berharap ada orang yang lebih pintar sehingga jauh dari sikap iri dengki.
- Cenderung menyendiri, tetapi tetap bergaul
- Pembagi praktik baik karena tidak pelit ilmu
- Tidak terpancing untuk berdebat yang hanya berujung kepada argumentasi yang keras.
- Pengambil inisiatif
Marilah menentukan ingin menjadi guru dengan sikap dan sifat seperti apa sesuai dengan keinginan kita. Namun hal yang harus diingat adalah : bahwa memberikan yang terbaik tentu akan berbuah kebaikan pula. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H