Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Sikap Diam, Kapan Harus Dilakukan?

10 Juli 2024   21:52 Diperbarui: 10 Juli 2024   22:06 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini saya sering memilih sikap diam. Bukan karena ingin menunjukkan sikap wibawa, elegan atau karena sedang memiliki permasalahan. Tetapi sedang ingin menahan diri saja agar tidak bersikap berlebihan. Apalagi sekarang sudah semakin berusia, rasanya memang sudah seharusnya lebih banyak menahan diri dan lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri.  

Sebenarnya ada banyak hal positif yang bisa diperoleh ketika kita diam. Seperti hal nya pepatah yang mengatakan "diam itu emas", orang-orang yang memaknai kata -- kata bijak ini tujuannya adalah agar tidak mudah bersyakwasangka pada orang-orang yang ada disekitarnya.  

Orang pendiam biasanya akan diberi stigma sebagai orang yang kurang bersemangat dalam menjalani kehidupan, tidak memiliki spirit yang baik, gairah ataupun motivasi dalam hidup hingga dianggap sebagai orang yang tidak punya pendirian sekaligus bodoh. Padahal tidaklah demikian, orang yang pendiam adalah orang yang lebih mampu mengukur dirinya sendirinya karena mampu bersikap hati-hati dalam ucapan agar tidak menyakiti orang lain. Jadi tidak ada salahnya untuk bersikap diam. 

Selain itu, sikap diam bisa memberikan ruang pada diri kita sendiri agar bisa lebih banyak 'mendengar' untuk orang lain atau lingkungan sekitar. Memilih untuk bersikap diam juga terkadang perlu dilakukan agar suasana tidak semakin runyam. Seperti yang kita pahami bersama, bahwa ada beberapa kondisi yang bisa membuat kita berbicara ataupun diam demi kebaikan. Dalam hal ini terkadang diam justru bisa menimbulkan banyak kebaikan daripada berbicara banyak namun tak berarti apapun.

Lalu kapan kita harus memilih sikap diam? Berikut adalah beberapa situasi kapan kita harus memilih sikap diam.

1. Diamlah. Ketika kata-katamu hanya akan menyakti orang lain.

Lidah itu tajam kata orang tua zaman dahulu. Dan rasanya ini masih berlaku hingga kini. Alih-alih kita berbicara, namun kata-kata yang diucapkan hanya berisi hal buruk atau negatif, maka lebih baik kita diam. Ketika berada pada kondisi yang kurang memungkinkan, misalnya saja ketika kita harus berbicara yang malah berdampak buruk pada diri sendiri ataupun orang lain. Sehingga memilih untuk tetap diam atau istilahnya diam itu emas, dapat kita lakukan. Terkadang lebih baik diam daripada kita harus menjelaskan apa yang dirasa, karena menyakitkan ketika faktanya orang lain hanya bisa mendengar saja, namun tak bisa merasakan apa yang kita rasa.

2. Diamlah. Ketika waktunya kita harus mendengarkan

Ada kalanya kita harus lebih banyak mendengarkan daripada berbicara yang banyak. Kita seringkali menganggap bahwa untuk berkomunikasi dengan baik, kita harus terus bicara. Padahal ini adalah anggapan yang salah. Mendengarkan juga merupakan bagian penting dari berkomunikasi. Ketika ada orang yang sedang berbicara kepada kita, hal yang perlu kita lakukan adalah mendengarkannya dengan baik atau menyimaknya. Terkadang, diam merupakan cara terbaik yang bisa kita lakukan dan perlihatkan untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar memperhatikan dan memahami orang tersebut

3. Diamlah. Ketika kamu tidak memiliki banyak alasan, argumen, atau fakta-fakta.

Ketika sedang mempertimbangkan sebuah keputusan yang penting, cobalah untuk berpikir sesaat dan diam. Diam bisa memberikan waktu dan kesempatan untuk memikirkan segala aspek yang harus kita sampaikan dengan cermat. Dengan diam, pada kondisi ini akan membantu kita menghindari keputusan yang terburu-buru dan mengevaluasinya dengan lebih teliti dengan argument yang lebih logis dan terarah.  

4. Diamlah. Ketika dalam keadaan marah.

Setiap orang memiliki cara mengatasi kemarahannya. Salah satunya adalah dengan cara memilih diam saat marah. Marah adalah saat paling Krisi Dimana kitab isa kehilangan kesadaran akan apa yang dilakukan dan dikatakan.orang sering khilaf saat marah dan tidak mengetahui bahwa yang dia lakukan itu salah. Itulah sebabnya kita memilih diam ketika sedang dikuasai amarah. Diam saat marah bisa meredakan kemarahannya seiring waktu. Terlebih lagi, dengan diam saat marah, seseorangjuga tidak akan melakukan Tindakan yang akan disesali nantinya.

5. Diamlah. Jika kata-kata yang kamu keluarkan hanya akan membuat malu nantinya. 

Bagi orang yang senang ngobrol dan menyukai interaksi langsung, diam merupakan sesuatu yang sangat mengganggu. Namun jika kita tidak dapat menyesuaikan diri dengan gaya bicara orang lain, perbendaharaan kata yang minim, sebaiknya diam adalah suatu cara yang bijak agar kita tidak dianggap aneh karena kata-kata yang dikeluarkan nantinya hanya akan membuat malu. Namun menunjukkan sikap simpatik dengan tersenyum menanggapi dan menunjukkan sikap tertarik akan jauh lebih baik dalam berinteraksi.

6. Diamlah. Jika kamu tidak bisa mengatakannya tanpa berteriak.

Tentu tidak semua orang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Beberapa orang justru merasa kesulitan untuk mengatur kata-kata jika harus berbicara langsung. Terlebih jika dalam keadaan marah dan emosi yang membara. Sebagai jalan keluarnya, menulis pesan chat atau caption unggahan di media social bisa menjadi saluran untuk melampiaskannya. Supaya tidak terlihat meledak-ledak dan bisa mengatur kata-kata lebih baik. Ketika kondisi sudah lebih tenang, barulah bisa menunjukkan perasaan dengan lebih abik.

7. Diamlah. Ketika merasa kritis

Pemikiran kritis merupakan sesuatu yang bisa membantu kita dalam menentukan apa yang kita percayai. Berpikir kritis merupakan berpikir secara logis dan sistematis dalam membuat keputusan atau menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Pada kondisinya diam merupakan cara untuk membuat pemikiran kita akan terus mengalir tanpa terjeda.

8. Keheningan yang bermakna selalu lebih baik daripada kata-kata yang tidak berarti.

Dalam momen seperti ini, diam bisa menjadi cara terbaik untuk menikmati ketenangan dan merasakan kebahagiaan. Diam selalu bisa menjadi pilihan terbaik dalam situasi tertentu. Diam lebih bermakna daripada bicara terus-menerus. Dalam beberapa situasi, diam bisa menjadi cara terbaik untuk mendengarkan, meredakan emosi, mempertimbangkan keputusan penting, menenangkan diri, dan menghargai momen ketenangan.

  • Semoga bermanfaat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun