Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Haruskah Anak Usia Dini/Balita Mewarnai di Dalam Garis?

27 Desember 2023   23:35 Diperbarui: 28 Desember 2023   11:58 6013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Noenky

Saat anak usia dini/balita sudah mulai bisa menggenggam alat tulis maupun pewarna apa saja, sering kali mulai ditemukan coretan di berbagai tempat seperti dinding, baju, lantai, perabotan rumah, bahkan di wajah mereka sendiri. 

Ketika masa ini muncul, tak jarang orangtua yang merasa kesal terlebih jika tembok baru saja dicat, taplak meja baru saja diganti, atau bahkan anak baru saja selesai mandi dan menemukan lipstik di dekatnya.

Bagi orangtua yang menganggap proses belajar anak balita sudah akan dimulai, mungkin terbersit untuk mengarahkan kesempatan ini dengan menyediakan alat dan media yang terbaik untuknya. 

Dengan harapan bahwa perkembangan motorik dan proses kreatif anak akan bisa dimulai dengan mengarahkannya agar kelak bisa menampilkan gambar dan mewarnai yang lebih baik. 

Beberapa psikolog memang memandang bahwa membantu anak dalam meningkatkan kecerdasan mental, sosial, dan emosional adalah dengan mengembangkannya dengan cara mengasahnya. Namun haruskah dengan mengarahkan anak usia dini untuk mewarnai dalam garis segera di usianya?

Tidak seperti orang dewasa, kebanyakan balita dan anak pra sekolah tentu tidak betul-betul menyadari apa yang mereka lakukan atau fokus membuat sesuatu secara bermakna. 

Anak usia dini yang baru belajar bicara, akan mulai mencoret-coret dan ini akan memberikan kesempatan kepadanya untuk mengenal warna, bentuk dan tindakan.

Mencoret-coret adalah kegiatan yang penting bagi anak-anak karena membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi mata dan tangan. 

Kegiatan mencoret-coret juga membantu mereka mengeksplorasi dan mengekspresikan kreativitas anak usia dini, serta dapat menjadi cara bagi mereka untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mereka.

Bagi anak usia dini, mencoret-coret adalah cara untuk mengeksplorasi berbagai bahan dan tekstur, dan untuk mengeksplorasi praktik menggunakan alat tulis yang nantinya bisa membantu mereka mulai menulis. 

Ini juga dapat menjadi cara bagi mereka untuk berlatih membuat tanda pada permukaan, yang merupakan pendahulu penting untuk kelak ketika mulai belajar menulis.

Mencoret-coret juga dapat menjadi cara bagi anak-anak untuk terlibat dalam permainan imajinatif dan bercerita melalui gambar-gambar mereka. Ini bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan membantu anak-anak usia dini merasa bangga dengan kreasi mereka dan dapat meningkatkan harga diri mereka. 

Jadi biarkan mereka mencoret-coret! Bahkan jika mereka keluar dari garis!! Anda harus keluar dari garis untuk mendapatkan kontrol agar tetap berada di dalam garis.

Mencoret-coret adalah langkah penting dalam perkembangan otak dan umumnya disebut pra-menulis. Berikut adalah beberapa langkah tampilan coretan anak-anak yang ayah bunda dan guru perlu untuk memahami agar tidak memaksakan diri dalam mengarahkan coretan anak usia dini ke dalam bentuk yang sempurna.

1. CORETAN YANG TIDAK TERATUR.

Anak-anak kecil atau balita mulai dengan melihat, mencium, merasakan, dan bahkan mencicipi apa yang bisa dilakukan oleh suatu bahan yang mereka temukan. 

Mereka tidak menyadari bahwa mereka bertanggung jawab untuk membuat tanda pada suatu tempat tertentu yang mereka temukan. Ini merupakan tahap coba-coba terhadap hal baru yang ditemuinya.

2. CORETAN YANG TERKONTROL.

Setelah menggunakan semua indera mereka, mereka mulai menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas tanda pada halaman tersebut atau pada suatu tempat tertentu yang ditemuinya. 

Otak mereka dapat mengubah pikiran mereka menjadi sebuah Tindakan. Mungkin anak usia dini mulai lebih bersemangat untuk menambahkan coretan secara lebih tebal atau banyak.

3. MENCORET-CORET.

"Ini adalah kucing saya". Tahap ini menunjukkan bahwa anak dapat bermain dengan benda-benda secara simbolis. 

Ini sama dengan berpura-pura sebuah balok adalah mobil. Mereka dapat menamai gambar itu dengan berbagai macam nama. Pada tahap ini anak mulai dapat bercerita tentang apa saja yang ada di dalam coretannya. 

Ini adalah suatu pertanda bahwa anak yang gemar mencoret-coret sedang menunjukkan perkembangannya. Sebaiknya ayah bunda dan guru tidak harus mengarahkannya untuk memenuhi coretannya sesuai keinginan ayah bunda. 

Jika ananda sudah mulai aktif mencoret-coret dinding atau furnitur rumah, itu tandanya mereka telah siap untuk belajar menulis. Bukan memenuhi gambar mereka dengan mewarnai secara penuh.

Anak usia dini merupakan masa anak-anak balita mempelajari segala sesuatu yang mereka bisa tentang lingkungan di sekitarnya. Mereka melakukan segala hal yang diinginkannya sesuka hati tanpa berpikir tentang dampak yang ditimbulkannya. Sebaiknya ayah-bunda dan guru menghargai setiap tindakan mereka. 

Fokuslah pada dampak positif dari apa yang mereka lakukan dan bukan mengatur apalagi memarahi mereka karena hanya akan berujung pada penyesalan. 

Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun