Â
Seiring berjalannya waktu, pola pengasuhan terhadap anak semakin berubah dengan bertambahnya usia anak menuju remaja. Pada usia remaja, sebagai orang tua kita mulai merasa ada jarak yang terbentuk. Pertemanan anak remaja seusianya semakin mengikis kedekatan orang tua. Sering kali kita jadi seperti tidak mengenali lagi mereka dengan gaya bahasanya, cara berpikirnya, dan penampilannya.
Tentunya sesuai dengan usia anak, maka pola pengasuhan juga berbeda-beda tergantung dari rentang usianya. Menyamakan cara menghadapi anak bayi dan balita dengan anak yang memasuki usia remaja sama saja membentangkan rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Karenanya para orang tua harus dapat mengetahui pola asuh yang tepat jika memiliki anak yang telah memasuki usia remaja.
Pada masa remaja, merupakan masa yang menentukan untuk kita sebagai orang tua dapat melihat minat dan bakatnya. Karenanya kita perlu berhati-hati menerapkan pola asuh yang tepat pada anak usia remaja. Karena pada masa ini dapat menentukan apakah mereka dapat lebih dekat dengan orang tuanya dan menceritakan semua hal yang dirasakannya. Namun jika salah, ini akan berakibat pertengkaran dan menjauhnya anak remaja kita kepada hal-hal yang lebih memberikannya kenyamanan.
Masa remaja merupakan masa perubahan bagi anak menuju remaja. Perubahan tersebut merupakan perubahan dari banyak segi pada anak remaja yang dipengaruhi oleh cara orang tua dalam mendidik. Meski perubahan fisik tidak terlihat secara signifikan dibandingkan kelak mereka tumbuh dewasa, perubahan pada perilaku saat di sekitar orang tuanya juga dapat menjadi ciri tersendiri.
Selain kemandirian, anak -- anak yang mulai berangkat remaja juga berusaha menyesuaikan dirinya dengan teman-teman yang disukainya. Pada fase ini, sering kali ditemukan anak-anak remaja yang merasa bahwa teman-temannya lebih penting dari orang tuanya. Sehingga kadang kala mempengaruhi setiap keputusan yang mereka ambil. Hal ini bisa menimbulkan ketegangan pada orang tua dengan anak remajanya. Karenanya, beberapa trik berikut dapat membantu pola asuh anak remaja agar dapat sefrekuensi dengan mereka. Paling tidak beberapa di antara trik ini bisa menjadi masukan ayah dan bunda yang sedang memiliki anak remaja.
1. Mendengarkan secara aktif:
Anak remaja butuh untuk selalu didengar suaranya. Salah satu pola asuh anak remaja yang dapat dilakukan setiap orang tua adalah rutin menunjukkan rasa kasih sayang dengan tidak hanya selalu memberikan perhatian namun juga mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah mereka. Luangkan waktu untuk mendengarkan mereka. Ayah-bunda bisa secara aktif untuk menghabiskan waktu bersama dengan mereka sebagai pertanda kepedulian. Ini berarti tidak hanya mendengar kata-kata mereka, tetapi juga memahami perasaan dan sudut pandang mereka.
Doronglah mereka untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa menyela atau menghakimi. Ketika mereka berbicara, singkirkan ponsel ayah-bunda atau gangguan lainnya dan berikan perhatian penuh kepada mereka. Mendengarkan mereka secara aktif tentu akan membantu mereka merasa didengar dan dihargai. Sehingga anak remaja semakin mempercayai orang tuanya sebagai tempat bercerita yang baik.
2. Temukan minat yang sama:
Carilah kegiatan atau minat yang Anda berdua miliki. Entah itu hobi, genre film, olahraga, atau buku, menemukan kesamaan dapat menciptakan peluang untuk menjalin ikatan. Terlibat dalam kegiatan bersama ini dapat memberikan lingkungan yang santai dan alami untuk komunikasi.Â
Hal ini juga menunjukkan kepada mereka bahwa ayah/bunda tertarik dengan dunia mereka. Ayah -- bunda juga dapat menentukan harapan yang tinggi kepada mereka sesuai kemampuan yang mereka miliki. Dukungan orangtua sangat penting agar anak remaja dapat mencapai kesuksesan dan segera bangkit dari kegagalan. Betapa banyak kita melihat contoh teladan bagaimana orang tua menunjukkan dukungan dan perhatiannya ketika anak remaja mereka membutuhkan. Apa yang dilakukan oleh orang tua akan sangat berpengaruh dalam kesuksesannya.
3. Hargai kemandirian mereka:
Menerapkan disiplin memang tidak kalah penting untuk diterapkan pada anak remaja dengan membuat aturan dan konsekuensinya. Namun ketahuilah bahwa remaja sedang dalam proses untuk menjadi lebih mandiri. Agar anak dapat berperilaku baik, cobalah untuk menerapkan perilaku yang memang dapat diterima oleh anak remaja. Meskipun ayah-bunda tetap harus memberikan bimbingan dan menetapkan batasan, penting untuk menghormati otonomi dan pengambilan keputusan mereka.Â
Hindari bersikap terlalu mengontrol atau intrusif. Biarkan mereka membuat pilihan dan belajar dari pengalaman mereka, sambil tetap berada di sana untuk memberikan dukungan dan bimbingan ketika mereka membutuhkannya. Ketika anak remaja sudah mulai terbiasa untuk mengemban tanggung jawab, maka berikanlah mereka kebebasan. Namun, jika mereka kesulitan dalam mengelolanya, berikan mereka lebih banyak batasan agar mereka juga tidak melewati batas. Jika mereka melakukan kesalahan, sebaiknya beritahu mereka letak masalahnya dan cara untuk mengatasinya. Bukan lalu menghakimi apa yang mereka lakukan telah salah. Pastikan mereka tidak akan mengulanginya lagi di masa yang akan datang.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H