Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Strategi Ketika Ananda Tantrum dan Mengamuk

29 Oktober 2023   21:16 Diperbarui: 1 November 2023   20:25 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengasuh buah hati yang anteng dan tanpa masalah tentu menjadi dambaan setiap orang tua. Namun selayaknya manusia tentu akan mengalami masa pasang surut perasaan dan hal yang dirasakan. Akan ada saat-saat  ananda muncul perasaan gundah gulana dan mendapatkan sesuatu yang bukan menjadi keinginannya, pastilah akan merasa kesal, suntuk dan bahkan mengamuk.

Ketika ananda mengamuk, hal yang terpenting adalah bahwa ayah-bunda tidak perlu merasa sedih bahwa sebagai orang tua kita telah gagal. Hal itu bukanlah cerminan dari pola asuh yang ayah-bunda lakukan, dan bukan berarti pula ada yang salah dengan ananda maupun ayah-bunda. Abaikan anggapan yang demikian karena hanya akan mengganggu pikiran kita untuk memberikan pengasuhan yang terbaik.

Berkat otak mereka yang masih berkembang, anak-anak kecil sering kali tidak memiliki kata-kata untuk dapat mengekspresikan 'emosi' mereka. Mereka BELUM dapat berpikir jernih, rasional dan logis. 

Sebaliknya, mereka bertindak berdasarkan dorongan hati. Mereka juga sedang dalam tahap perkembangan untuk menguji kemandirian mereka yang sedang tumbuh. 

Ketika mereka menjadi lebih mandiri, mereka secara alami ingin melakukan lebih dari yang dapat mereka lakukan secara fisik dan emosional. Hal ini, seperti yang bisa ayah-bunda bayangkan, bisa menimbulkan banyak FRUSTRASI! (sebagaimana juga perasaan ayah-bunda saat segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan ayah-bunda?)

Noenky Pribadi
Noenky Pribadi

Jadi, karena otak mereka belum dapat sepenuhnya mengelola emosi dan impuls mereka, mereka menggunakan tantrum sebagai cara untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan mereka (terutama ketika apa yang terjadi di sekitar mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, harapkan, atau inginkan). 

Hal ini tidak membuat mereka menjadi anak yang 'buruk' atau 'sulit'. Hal ini membuat mereka menjadi anak yang stres dan membutuhkan seseorang yang tenang dan sabar untuk membantu mereka melewati badai emosi. Begitu kita dapat melihat tantrum sebagai bagian normal (dan penting) dari perkembangan, kita dapat fokus untuk membantu anak-anak kita belajar bagaimana mengekspresikan diri mereka sendiri dan memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih 'tepat' seiring pertumbuhan mereka. Lalu apa yang harus dihindari ketika ananda tantrum? Berikut adalah tipsnya.

5 hal yang harus dihindari selama tantrum

1. HINDARI: MENGABAIKAN PERASAAN MEREKA

Hindari menepis atau meremehkan emosi ananda. Mungkin ayah-bunda sibuk untuk melakukan hal lainnya. Namun ayah-bunda perlu untuk memperhatikan perasaan ananda di saat-saat ini. Akui perasaan mereka, meskipun pemicunya tampak kecil, namun untuk membantu mereka merasa dimengerti dan divalidasi.

2. HINDARI: MENGABAIKAN MEREKA

Mengabaikan tantrum saat ananda sedang dalam kondisi ini sering kali membuat mereka merasa sendirian dalam perasaan mereka yang besar dan luar biasa. 

Menawarkan kenyamanan, koneksi, atau jaminan sangat penting untuk membantu mereka melewati tantrum dengan lebih efektif. Caranya tidak perlu berlebihan, cukup ayah-bunda berada di dekatnya dan menunggu sampai ananda mereda.

3. HINDARI: MENCOBA BERUNDING ATAU BERNEGOSIASI

Mencoba melakukan diskusi yang rasional selama tantrum yang meledak-ledak tidaklah efektif. Anak-anak kecil tidak dapat menerima alasan ketika mereka diliputi emosi. Menjelaskan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi bukanlah jalan terbaik. 

Saat ananda meledak-ledak, artinya ananda butuh untuk didengar. Lebih baik menunggu sampai mereka tenang barulah kemudian dapat berbicara dari hati ke hati

4. HINDARI: KEHILANGAN KESABARAN

Kehilangan kesabaran ayah-bunda dapat memperburuk situasi dan membuat anak ananda merasa lebih cemas dan kesal. Tetap tenang akan memberikan contoh positif dan membantu meredakan tantrum.

5. HINDARI; MENGGUNAKAN RASA MALU ATAU HUKUMAN

Mempermalukan atau menghukum anak ayah-bunda saat tantrum dapat menjadi kontraproduktif dan sering kali mengarah pada perilaku yang lebih negatif. Sangat penting untuk menggunakan strategi disiplin yang positif.

Selain hal-hal di atas, ayah-bunda juga dapat mengelola hati dan perasaan ayah-bunda untuk mengambil langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Kadang kala, saat ananda mengamuk mereka tidak menginginkan kita berada di dekatnya atau malah mengusirnya. 

Berikut adalah 5 tips yang dapat ayah-bunda lakukan ketika ananda tidak mengizinkan ayah-bunda berada di dekatnya saat ia mengamuk.

PAHAMI APA YANG SEDANG TERJADI

Tentu saja saat ananda tantrum dan mengamuk, Ini bukan masalah pribadi. Keberadaan otak emosi ananda sangat aktif dan mereka tidak dapat berpikir dengan otak rasional mereka. 

Beberapa anak sangat sensitif terhadap sentuhan saat mereka merasa tertekan. Ironisnya, ini adalah saat di mana mereka sangat membutuhkan hubungan dengan ayah-bunda.

SEBUTKAN KEBUTUHAN MEREKA

Ayah-bunda dapat membantu ananda untuk lebih memperjelas apa yang ananda inginkan. Ayah-bunda dapat membantunya dengan menjabarkan secara detail keinginannya, misalnya, "Oke, jadi kamu ingin ada ruang untuk membantumu merasa lebih baik. Tidak apa-apa. Ayah-bunda juga kadang butuh ruang". 

Hal ini dapat memvalidasi apa yang mereka rasakan dan membantu mereka merasa dimengerti, yang selalu melembutkan suasana. Ini juga memberi mereka kata-kata untuk digunakan saat mereka merasa seperti ini lagi, dan bukannya malah 'pergi'!

JELASKAN BAHWA AYAH-BUNDA AKAN TETAP BERADA DI DEKATNYA

Meskipun ananda membutuhkan ruang, mereka biasanya ingin tahu bahwa ayah-bunda masih ada di sana untuk mendukung mereka. 

Hindari godaan untuk secara defensif menyerbu dengan 'baiklah, ayah-bunda akan meninggalkanmu sendirian' dan sebagai gantinya lebih baik jelaskan 'ayah/-bunda akan berada di sini sampai kamu siap ya."

GUNAKAN BAHASA TUBUH AYAH-BUNDA UNTUK TERHUBUNG

Perhatikan ekspresi wajah dan gerak tubuh ayah-bunda, apakah itu menenangkan atau marah dan defensif? Ambillah posisi yang santai di dalam ruangan (misalnya duduk, berbaring di bean bag) sehingga ananda dapat mencontohnya atau lebih cenderung mendekati ayah-bunda.

Cobalah untuk mempertahankan nada suara yang tenang jika ayah-bunda berbicara dengan ananda. Kehadiran yang menenangkan saja tentu dapat membantu ananda dengan lebih  tenang dan teratur.

BERIKAN AKSES KE BARANG-BARANG YANG MENENANGKAN

Ayah-bunda dapat meletakkan boneka yang menenangkan atau mainan lain di dekat ananda untuk membantunya menyalurkan emosi. 

Berikan akses ke strategi sensori apa pun yang biasanya menenangkan mereka seperti bola remas, atau mainkan musik yang menenangkan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun