Tak dapat dipungkiri oleh semua, ketika anak-anak diberikan kesempatan untuk bermain di mana pun dan kapan pun maka tak ada satu pun anak yang akan melewatkan kesempatan ini. Baik itu kesempatan bermain di dalam kelas maupun kesempatan bermain di luar kelas.
Sebagaimana yang dicanangkan dalam ilmu pendidikan anak usia dini, merdeka belajar yang dilaksanakan untuk anak usia dini diimplementasikan sebagai merdeka bermain.Â
Maka penguatan dalam aspek yang lebih integratif adalah melalui bermain. Pendidikan anak usia dini bukan hanya tentang membaca, menulis ataupun berhitung (calistung) namun lebih luas dari konsep tersebut.
Sebagai kunci dari pelaksanaan kurikulum merdeka yang ada di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada siswa didik untuk bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan haknya dan sebagai anak Indonesia.Â
Hak anak untuk tumbuh, berkembang dan memperoleh layanan pendidikan secara tepat merupakan alasan utama dari kurikulum merdeka.
Adapun karakteristik kurikulum merdeka adalah pembelajaran yang bersifat fleksibel. Artinya memberikan keleluasaan kepada para pendidik dan guru dalam melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik sekaligus melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Pembelajaran yang bersifat fleksibel tentunya dapat memberikan kesempatan bagi para pendidik/guru dalam menciptakan ruang kegiatan yang lebih bermakna, aktif, kreatif dan inovatif.Â
Salah satu kegiatan yang dapat dikemas dengan mengacu kepada konsep tersebut adalah membuat kegiatan anak-anak untuk bermain di alam dalam berbagai cuaca.
Salah satu yang menjadi tema dalam pendidikan anak usia dini adalah berkaitan dengan alam. Namun sesuai dengan kondisinya yang selalu berubah maka pendidik/guru harus dapat mendekatkan anak-anak dengan tujuan sebenarnya untuk memahami keadaan tentang alam.
Ketika cuaca cerah, anak-anak dapat diajak bermain dan berkebun atau memancing ikan di luar sekolah. Saat cuaca hujan juga dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik lagi.Â
Pendidik/guru dapat meminta anak-anak membawa payung, jas hujan, dan sepatu boot untuk menikmati air hujan yang turun. Tentu saja semua hal ini perlu adanya kerja sama dengan orang tua dan sekolah dalam penyelenggaraannya.
Berikut adalah tips yang bisa bapak dan ibu guru perhatikan sebelum menerapkannya.
1. Berkomunikasi dengan orang tua langsung saat akan bermain di luar ruangan dalam segala cuaca.Â
Menyampaikan informasi yang sedetail-detailnya akan sangat dihargai oleh orangtua siswa. Terutama penguatan alasan yang dapat diterima agar rencana pembelajaran dapat berlangsung dengan dukungan dari orangtua siswa.Â
Beri mereka semua detail seperti pada suhu berapa anak-anak akan bermain dan masih berada di luar, siswa-siswa dan guru akan keluar saat hujan kecuali ada petir, atau kecuali ada angin yang berkecepatan 50 mph siswa masih akan berada di luar.
2. Pastikan anak selalu menyiapkan atau mengganti satu set pakaian tambahan.Â
Miliki sistem agar orangtua ingat untuk mengisi kembali pakaian saat anak-anak dikirim pulang. Guru dan siswa juga harus memiliki pakaian cadangan untuk bisa digunakan saat anak-anak tidak mengisi kembali atau mungkin harus menggantinya berkali-kali.Â
Guru bisa menggunakan loker untuk menyimpan pakaian ekstra anak yang bisa digunakan saat dibutuhkan.
3. Tidak hanya pakaian tambahan, tetapi juga perlengkapan tambahan seperti sepatu bot, sandal taman, mantel, celana santai, sarung tangan, topi, jas hujan, dll.
Sekolah juga dapat menjual perlengkapan yang dibutuhkan oleh siswa untuk memudahkan orangtua mencari barang-barang yang dibutuhkan.Â
Bila memungkinkan sekolah juga dapat mempunyai cukup banyak perlengkapan yang dapat digunakan untuk melakukan sistem persewaan kepada orangtua, sehingga mereka selalu tahu bahwa anak-anak mereka memiliki perlengkapan yang bagus di sekolah dan siap!
4. Lakukan penyesuaian di luar untuk memberikan kenyamanan bagi anak.Â
Ciptakan ruang di mana mereka bisa terhindar dari angin atau cuaca buruk. Pendidik/guru juga dapat mengajarkan dan meminta siswa didik untuk melafalkan doa-doa ketika menghadapi kondisi alam seperti doa hujan, doa ketika mendengar petir dan lain-lain.Â
Jika jalanan berlumpur, sediakan ember berisi air sabun hangat untuk anak-anak yang tidak suka berlumpur dan ingin mencuci tangan.
5. Letakkan benda-benda di lingkungan untuk setiap jenis cuaca yang akan membantu membuat anak-anak menikmati dan makan di luar.Â
Saat cuaca berangin? Keluarkan layang-layang atau gelembung yang bisa dimainkan dengan riang gembira oleh anak-anak. Cuaca Panas? Buatlah aktivitas bermain air yang menyenangkan.Â
Hujan/basah? Kenakan jas hujan pada seluruh siswa dan guru lalu melompatlah ke genangan air dan pergi berburu cacing. Pasti ini akan menjadi pengalaman yang paling seru untuk melihat preferensi siswa didik juga tentang fobia.Â
Saat cuaca dingin? Minta mereka membawa pakaian yang bisa menghangatkan lalu berfoto bersama, ini juga akan sangat seru. Jika ada salju, bawalah kereta luncur. Jika tidak ada salju, mulailah permainan yang akan membuat tubuh mereka bergerak untuk mendapatkan kehangatan atau jika bisa, buat api unggun.Â
Pengalaman ini pasti akan membekas di ingatan anak-anak.
Siap bermain di segala cuaca? Semoga bermanfaat yaa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H