"Berapa kali aku harus bilang padamu!",
"Kenapa kamu melakukannya lagi?",
"Kenapa kamu menangis?",
"Kenapa kamu memukul adikmu?"
Wah pasti hampir semua pertanyaan di atas dilakukan oleh hampir seluruh ayah bunda yang membaca ya. Tentu saja! Karena ayah-bunda menganggap bahwa ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting yang ananda harus berikan jawabannya bukan? Dan pertanyaan ini dilakukan oleh ayah-bunda untuk menanyakannya kepada ananda sepanjang hari.
Beberapa di antara pertanyaan tersebut memang perlu ayah-bunda tanyakan, namun akan lebih bermakna lagi dan efektif jika ayah-bunda dapat menemukan pola kalimat yang lebih baik sehingga ananda akan dengan senang hati menjawabnya karena memang merasa hal itu sangat berkaitan dengannya.
Namun sebagian pertanyaan lain yang ayah-bunda tanyakan kepada ananda kurang efektif karena bersifat retoris dan sebenarnya lebih merupakan keluhan daripada pertanyaan yang tulus.Â
Lalu bagaimana menanyakan sesuatu hal kepada ananda agar tidak terkesan banyak tanya, kepo, dan efektif untuk memulai kerja sama dengan ananda mengantisipasi hal-hal yang ayah-bunda perlu ketahui?
Menyelaraskan dengan apa yang ingin ayah-bunda katakan, dan kemudian katakan dengan tepat, dengan jelas dan langsung.
Alih-alih mengatakan :Â "Kenapa kamu belum tidur juga!?"
Cobalah katakan : "saatnya tidur dan kamu harus berada di tempat tidur. Ya, sekarang juga".