orang tua terkadang kita menjadi orang yang sangat kepo alias ingin tahu dengan apa yang terjadi terhadap ananda. Kita sering mengajukan pertanyaan kepada anak apa pun itu seusai mereka melakukan kegiatan atau pulang sekolah misalnya. Atau ketika ayah-bunda tahu bahwa ananda bertengkar disekolah dengan temannya dan ayah-bunda merasa ingin tahu apa yang sedang terjadi.Â
SebagaiAyah-bunda juga sering kali ingin menegur mereka namun pola komunikasi yang dilayangkan adalah pertanyaan yang sering kali juga tidak memperoleh jawaban yang sesuai dengan keinginan ayah-bunda.Â
Setiap kali mereka ditanya oleh orang tuanya tentang apa saja yang dipelajari disekolah atau apa saja kegiatannya, hampir semua anak yang menolak untuk bercerita secara detail dan tidak menjawab apa yang ditanyakan kepadanya. Hal ini yang sering kali menjadi bahan diskusi orang tua disekolah kepada gurunya.
Ketika waktu konsultasi orang tua dan guru biasanya tidak hanya satu dua orang tua siswa yang menanyakan hal ini. Mengapa anaknya jarang mau bercerita mengenai apa saja yang terjadi di sekolah atau menjawab tentang apa yang sedang terjadi dan ditanyakan kepada mereka.Â
Kalaupun mereka bercerita itu karena mereka harus dipancing terlebih dahulu. Sementara orang tua begitu antusiasnya sehingga menanyakan banyak hal yang membuat anak enggan untuk bercerita lebih lanjut.Â
Tulisan ini ingin memaparkan saran kepada ayah-bunda agar mengajukan lebih sedikit pertanyaan kepada ananda. Mengapa? Berikut Ini adalah saran yang dimaksud beserta alasannya.
Komunikasi langsung sangat penting dalam mengasuh anak (dan kehidupan!) Ya, ternyata komunikasi langsung itu sangat penting loh ayah-bunda dalam melakukan pengasuhan kepada ananda. Jadi, apa itu komunikasi langsung?
Menyadari apa yang ingin Ayah-bunda komunikasikan dan mengatakan hal itu dengan tepat adalah penting untuk ayah-bunda lakukan. Tampaknya cukup sederhana, tetapi Ayah-bunda akan terkejut betapa sulitnya untuk melakukan hal ini.Â
Apalagi jika ayah-bunda sudah terbiasa melakukan hal yang sama setiap harinya. Namun ayah-bunda perlu melakukan inovasi baru dalam hal komunikasi dalam bentuk ini.
Seberapa sering Ayah-bunda menanyakan pertanyaan seperti ini kepada ananda?
"Kenapa kamu belum juga tidur?,