Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bermain Itu Seperti Window Shopping bagi Anak-Anak

15 Agustus 2023   22:04 Diperbarui: 15 Agustus 2023   22:10 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak orang tua dan guru yang belum memahami bahwa bermain merupakan sebuah kebutuhan bagi anak dalam mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Pendidik kadang kala menganggap bahwa belajar adalah aktivitas yang serius untuk dilakukan dan memisahkan pemahaman bermain dan belajar. 

Padahal saat anak belajar, pendidik tetap bisa memasukkan dan mengombinasi permainan kepada anak didik melalui sarana bermain yang justru akan lebih menyenangkan.  

Secara alami anak akan senantiasa melakukan kegiatan yang membuatnya bermain setiap saat. Dan justru dari kegiatan bermain inilah anak akan dapat mengatur diri, membangun sesuatu dengan apa yang ada di sekelilingnya, memanipulasi dan berpura-pura, mengeksplorasi setiap hal yang dihadapinya, mencipta dan mencari tahu tentang banyak hal, berinteraksi dengan teman sebaya atau sekitarnya, membayangkan atau berimajinasi, dan bernegosiasi untuk memperoleh banyak pemahaman yang ingin diketahuinya.

Dengan membiarkan anak-anak bermain, maka kita sebagai orang tua dan pendidik dapat memenuhi kebutuhan dasar anak secara alami. Seperti kata Ki Hajar Dewantara "anak-anak hidup dan tumbuh dengan kodratnya sendiri. Pendidikan hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat tersebut". 

Bagi anak-anak, belajar adalah bermain, dan bermain adalah belajar. Jadi bermain dan belajar bagi anak-anak merupakan 2 hal yang sama bukan? Agar terjadi pembelajaran yang optimal, maka anak membutuhkan waktu untuk mengeksplorasi lingkungannya. Karena dengan melalui eksplorasi lingkungan inilah tercipta suasana bermain bagi anak yang bisa diciptakan.

Bagi anak-anak yang dunianya adalah bermain, maka bermain merupakan aktivitas yang biasa mereka lakukan secara spontan, bebas, aktif dan tidak terkait dengan aturan ketat dan mementingkan proses. 

Selain itu pula bermain juga memiliki tujuan untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dalam mempersiapkan anak dalam menghadapi tantangan hidup ke depan yang lebih kompleks.

Sebagai pendidik, saya pun merasakan harmoni yang berbeda saat memberikan materi kepada anak melalui bentuk-bentuk permainan yang beragam ketimbang memberikan pelajaran secara monoton kepada mereka. Anak akan selalu menantikan setiap kejutan yang dibuat dan merasa tertantang saat mereka diberikan pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan permainan. 

Misalnya saja saat menyelesaikan soal perkalian, guru menggunakan permainan yang menantang dengan ketangkasan terlebih dahulu seperti halang rintang untuk kemudian menyelesaikan soal-soal perkalian yang diminta.

Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam mendukung kegiatan bermain anak saat mereka belajar, yakni :

  • Menata alat main : sebelum melaksanakan kegiatan tentunya harus dilakukan persiapan yang matang, di antaranya adalah menata alat main. Dengan penataan yang baik tentunya akan tercapai tujuan yang telah direncanakan. Selain itu, menata alat main juga bertujuan agar dapat menstimulasi anak-anak dalam pemikiran, pengetahuan dan melakukan kegiatan eksplorasi.
  • Bahan daur ulang. Hal yang paling saya sukai dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan bermain adalah pemanfaatan bahan-bahan yang ada di sekitar sebagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan bahan daur ulang, kita tidak hanya melatih kreativitas anak namun juga dapat memberikan pemahaman bagaimana memperoleh solusi. Sehingga anak-anak akan terbiasa memiliki alternatif sebelum mengambil keputusan.
  • Memfasilitasi anak-anak dengan menyediakan beberapa pilihan dari kegiatan bermain seperti permainan sensori, membangun sesuatu dengan balok/ konstruksi dan bermain peran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun