Ketika pertama kali meniti karier sebagai guru tak pernah terbayangkan bahwa tuntutan sebagai pengajar begitu kompleksnya. Â Dan berhadapan dengan siswa yang memiliki karakter yang beragam juga menjadi cerita Dan lika liku yang menarik pula. Â
Normatifnya, keinginan menjadi guru tidak hanya harus didukung oleh banyak hal yang harus dimiliki sebagai skillnya. Dan tidak cukup hanya Karena menyenangi anak-anak Dan dunianya. Namun lebih daripada itu, memiliki hati yang penuh kasih serta mau memahami anak-anak dengan keunikannya sangat mendukung perubahan pada anak didik.Â
Saya teringat pada suatu masa ketika Saya memulai karir mengajar pada sebuah lembaga resmi atau sekolah formal. Kinderheart EQ kids' school nama sekolah tersebut. Sekolah yang berbasis pengembangan karakter anak didik Dan emotional quotient. Di sekolah ini kami benar-benar harus dapat memahami pengelolan EQ yang baik. Sekolah yang berafiliasi dengan megaforte singapur saat itu.Â
Bertemulah Saya dengan seorang anak yang bernama willie. Willie adalah anak pertama dari sebuah keluarga. Ia juga memiliki seorang adik laki-laki dirumahnya. Setiap pagi ketika willie masuk ke sekolah Dan disambut oleh para guru, tak pernah sekalipun kami mendengar suaranya menjawab Salam kami. Ia hanya tersenyum saja tanpa pernah menimpali. Sungguh Saya penasaran dengannya. Kelak dari Willie inilah Saya merasa tantangan Dan inspirasi menjadi guru semakin menyala pada diri Saya.Â
Dengan penuh semangat Saya selalu berusaha mendekati Willie. Setiap pelajaran yang Saya berikan dicerna dengan baik olehnya. Tapi tak pernah sepatah katapun keluar dari bibirnya. Hanya senyum saja yang dia berikan. Willie cenderung patuh dikelas Dan selalu mengikuti dengan baik Apa yang gurunya minta untuk dilakukan.Â
Saat istirahatpun Willie tampak bermain dengan teman-temannya secara baik. Dia juga cenderung menghindar untuk bertengkar atau berebut mainan dengan teman-temannya.Â
Yang membuat Saya sangat terkejut adalah ketika Saya bertemu dengan orang tuanya yakni ibunya willie. Ibunya menyampaikan kepada Saya bahwa Willie adalah anak yang sangat nakal dirumah. Semua barang dirumahnya selalu dia rusak seperti remote TV Dan TV, computer, iPad Dan lain-lain. Orang tuanya sampai kesal menyampaikan kepada saya. Sungguh sangat bertolak belakang dengan penampilan Willie disekolah yang cenderung patuh Dan tertib. Hal inilah yang semakin membuat Saya semakin penasaran dengan sosok Willie. Willie selalu mendapat perhatian penuh dari Saya. Selalu Saya ajak berdialog Dan memperhatikan setiap detail pekerjaan Dan tingkah lakunya dikelas meski dia tidak pernah menjawab Dan mengeluarkan suaranya. Saya cenderung menyayangi Willie.Â
Sampai pada suatu hari, saat perayaan natal. Sekolah mengundang seorang sinterklas. Sinterklas ini benar-benar seorang sinterklas sejati dengan suaranya yang keras Dan tubuhnya yang sangat tinggi. Maklumlah, sinterklas ini dari negara luar, Inggris. Namun kehadiran sang sinterklas membuat Willie menangis dengan kerasnya. Willie sangat takut bertemu dengannya.Â
Saya berusaha membujuk Dan memeluknya. Saya berikan penguatan Dan pengertian agar willie mau bersalaman. Â Akhirnya setelah membujuk dengan berbagai cara, dengan sambil memeluk Saya, Willie mengumpulkan keberanian dirinya untuk bersalaman. Keberaniannya yang telah dia bangun akhirnya mengukir senyum kembali dibibirnya. Dengan sambil memeluk Saya, Willie sukses bersalaman dengan sinterklas bahkan kemudian duduk dipangkuan sang sinterklas.
Akhirnya Willie mau bercerita bahwa dia sangat takut dengan sinterklas. Karena selama ini Willie dianggap sangat nakal oleh kedua orang tuanya. Dan orang tuanya menyampaikan jika nanti ada sinterklas dia akan dibawa oleh sinterklas jauh dari rumahnya. Karena itulah Willie jadi sangat takut. Namun sekarang Willie jadi yakin bahwa Apa yang disampaikan oleh orang tuanya itu tidaklah benar. Hal ini justru membuat Willie senang dan bisa menunjukkan siapa dirinya. Yang lebih mengejutkan Saya adalah Willie bernyanyi dipanggung bersama Saya dengan riangnya menggunakan mikrofon. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Saya. Seluruh guru sampai tercengang Karena akhirnya bisa mendengar suara Willie.Â
Kesabaran Saya dalam membimbing Willie membuahkan hasil. Ternyata selama ini Willie berusaha menjadi anak baik Dan patuh disekolah. Dia sangat takut jika dia akan dibawa oleh sinterklas jika dia nakal. Orangtuanya pun akhirnya sangat senang melihat kemajuan Willie disekolah. Â
Apa yang terjadi saat itu sungguh membakar semangat Saya sebagai guru untuk selalu bisa memahami anak didik dengan segala keunikannya.Â
Mungkin saat ini Willie sudah bekerja dan sukses dibelahan bumi sana. Semoga Willie selalu menjadi lebih baik. Doa terbaik senantiasa Saya panjatkan untuk semua anak didik yang pernah menjadi siswa saya. Meski mungkin juga Willie sudah tidak mengingat lagi masa sekolahnya di TK kinderheart EQ kids'school, namun ia telah memberi inspirasi bagi Saya untuk menjadi guru terbaik bagi setiap anak didik yang Saya miliki.Â
Semoga kisah ini menginspirasi semua yang membacanya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H