Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Berlaku Salah, Apakah Perlu Meminta Maaf kepada Ananda?

22 Juli 2023   20:48 Diperbarui: 22 Juli 2023   20:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TAHAN DORONGAN UNTUK MENYALAHKAN

Saat ayah-bunda merasa telah keliru, apa yang seharusnya ayah-bunda lakukan? Ya tentu saja meminta maaf bukan? Nah untuk melakukan ini, ayah bunda perlu mencamkan baik-baik untuk menahan dorongan menyalahkan. Meminta maafnya sih sudah benar ya, namun biasanya diiringi dengan kalimat menyalahkan yang tentu saja tidak mendukung esensi dari memahami kekeliruan. Misalnya seperti : 'Maaf tapi aku marah karena kamu tidak....' , 'Maaf, tetapi jika kamu mendengarkan lain kali...' 'Maaf, tapi kenapa aku harus bertanya berkali-kali?'... bla....blaa.....bla....

Sebaliknya, cobalah untuk meminta maaf atas kepemilikan model, pengaturan emosi, dan keterampilan komunikasi yang efektif. Ayah- bunda bisa memulai dengan kalimat-kalimat seperti ini

  • "Ayah-bunda minta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya. Ayah-bunda sangat kesal dan kehilangan kendali. Terserah Ayah-bunda menahan diri ketika Ayah-bunda merasa seperti itu. Ini adalah sesuatu yang sedang kita berdua kerjakan. Sekarang, mari kita coba lagi. saatnya untuk membersihkan kamar"
  • "Maaf, aku tidak mendengarkan sebelumnya. Aku mendengarkan sekarang dan aku ingin mendengarmu"
  • "Mari kita mulai dari awal. Aku tidak suka caraku berbicara denganmu. Ya, aku kesal tapi bukan berarti aku harus berbicara seperti ini".
  • "Sebelumnya, ketika Ayah-bunda berteriak (ketika Ayah-bunda berkata...) Itu adalah kesalahan, Ayah-bunda minta maaf"

Saat-saat sulit akan terjadi, tidak peduli siapa ayah-bunda atau seberapa siap ayah-bunda. Kesalahan adalah bagian dari perjalanan. Gunakan kesalahan yang telah dibuat sebagai sebuah kesempatan untuk refleksi, pembelajaran dan pertumbuhan. Ubah itu menjadi peluang untuk mencontohkan apa yang ingin ayah-bunda lihat pada ananda.

Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun