TAHAN DORONGAN UNTUK MENYALAHKAN
Saat ayah-bunda merasa telah keliru, apa yang seharusnya ayah-bunda lakukan? Ya tentu saja meminta maaf bukan? Nah untuk melakukan ini, ayah bunda perlu mencamkan baik-baik untuk menahan dorongan menyalahkan. Meminta maafnya sih sudah benar ya, namun biasanya diiringi dengan kalimat menyalahkan yang tentu saja tidak mendukung esensi dari memahami kekeliruan. Misalnya seperti : 'Maaf tapi aku marah karena kamu tidak....' , 'Maaf, tetapi jika kamu mendengarkan lain kali...' 'Maaf, tapi kenapa aku harus bertanya berkali-kali?'... bla....blaa.....bla....
Sebaliknya, cobalah untuk meminta maaf atas kepemilikan model, pengaturan emosi, dan keterampilan komunikasi yang efektif. Ayah- bunda bisa memulai dengan kalimat-kalimat seperti ini
- "Ayah-bunda minta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya. Ayah-bunda sangat kesal dan kehilangan kendali. Terserah Ayah-bunda menahan diri ketika Ayah-bunda merasa seperti itu. Ini adalah sesuatu yang sedang kita berdua kerjakan. Sekarang, mari kita coba lagi. saatnya untuk membersihkan kamar"
- "Maaf, aku tidak mendengarkan sebelumnya. Aku mendengarkan sekarang dan aku ingin mendengarmu"
- "Mari kita mulai dari awal. Aku tidak suka caraku berbicara denganmu. Ya, aku kesal tapi bukan berarti aku harus berbicara seperti ini".
- "Sebelumnya, ketika Ayah-bunda berteriak (ketika Ayah-bunda berkata...) Itu adalah kesalahan, Ayah-bunda minta maaf"
Saat-saat sulit akan terjadi, tidak peduli siapa ayah-bunda atau seberapa siap ayah-bunda. Kesalahan adalah bagian dari perjalanan. Gunakan kesalahan yang telah dibuat sebagai sebuah kesempatan untuk refleksi, pembelajaran dan pertumbuhan. Ubah itu menjadi peluang untuk mencontohkan apa yang ingin ayah-bunda lihat pada ananda.
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H