Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Orangtua Tergoda untuk Meluapkan Emosi

15 Juli 2023   16:46 Diperbarui: 15 Juli 2023   17:11 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya anak-anak adalah penjelajah waktu bersama kita yang sedang mengeksplorasi diri dan menemukan pola terbaik untuk masa depannya. Mereka kerap menunjukkan pola perilaku yang berubah-ubah. Kadang menyenangkan, menggemaskan sampai membuat kesal ayah dan bunda dengan keinginannya yang beragam.

Ketika ayah-bunda merasa kewalahan akibat tingkah ananda, ada 4 hal  yang perlu diingat ayah-bunda agar tidak tergoda untuk mengambil perilaku ananda secara pribadi atau bahkan melakukan kekerasan kepada mereka.

  • Otak mereka masih berkembang dan kontrol impuls mereka rendah. Sesuai usianya, ya tentu saja mereka masih belajar, masih mencari-cari dan memilah mana yang benar dan baik untuk dilakukan dan mana yang salah. Dan apa yang dilakukan oleh mereka masih bersifat spontan tanpa pemikiran lebih dahulu. Apa yang mereka ingin lakukan maka akan langsung diekspresikannya. Kalau kata orang tua saya dahulu, jangan diambil hati namanya. Tetaplah mendidik mereka baik, abaikan emosi diri saat menghadapi ananda yang luar biasa. Tentu kontrol diri kita sebagai orang tua harus tetap baik bukan?
  • Ananda masih belum mampu mengatur emosi dalam berbagai bentuk emosi dan belum tahu bagaimana mengartikulasikan kewalahan mereka secara matang. Beri contoh ketenangan diri ayah-bunda agar mereka bisa meniru dan belajar dari ayah-bunda.
  • Kemungkinan ada kebutuhan yang belum terpenuhi yang ayah-bunda perlukan untuk membantu ananda dalam mengeksplorasi diri.
  • Ananda tidak bertanggung jawab atas apa yang ayah-bunda rasakan, tentang kekesalan dan kepenatan yang dirasakan oleh ayah-bunda, dan mengambil perilaku mereka secara pribadi malah akan membebani mereka.

So ayah-bunda tidak perlu merasa harus menuruti apa yang ayah-bunda juga rasakan dengan meluapkannya kepada ananda. Bukan berarti pula ayah-bunda telah salah dalam mendidik ananda. Tetaplah untuk mengarahkan ananda dan memberikan pandangan apa yang baik dan tidak baik kepada mereka hingga mereka kelak benar-benar paham dan dapat menjadi seperti yang ayah-bunda inginkan. 

Saat ananda mengamuk misalnya. Tentu hal ini kadang kala membuat ayah-bunda menjadi senewen dalam menghadapinya. Jika dalam kondisi sedang tenang, mungkin ini akan memudahkan ayah-bunda dalam menghadapi mereka. Namun ketika ayah-bunda pun sedang dirundung masalah dan keruwetan, tentu akan berbeda pula tindakan yang akan ayah-bunda lakukan. 

 

Berikut ini adalah pengingat untuk membantu ayah-bunda tetap tenang saat ananda mengamuk. 

 

Saat seseorang mengekspresikan kemarahannya / tantrum, maka sesungguhnya ia sedang membantu dirinya dalam melepaskan hormon stres dari tubuh. Anak-anak sering menggunakan pemicu umum (mis. cangkir merah vs cangkir biru) untuk mengaktifkan respons emosional sehingga mereka dapat melepaskan emosi yang terpendam. Ini sering kali bukan hanya tentang pemicunya tetapi lebih tentang kebutuhan untuk melepaskan/berbagi emosi. Dengan demikian marah/ tantrum bukanlah suatu hal yang menyimpang. Hal ini terjadi karena ananda memiliki suatu kekecewaan sederhana. 

Ingat ini adalah emosi yang ada pada ananda, bukan emosi yang ayah -- bunda rasakan dan harus diluapkan pula. Bantu ananda mengatasi gelombang emosinya tanpa terjebak. Ingatlah untuk tidak tersinggung. Apa yang dapat dimulai sebagai cara ananda melepaskan emosi dapat menyebabkan terputusnya hubungan orang tua-anak ketika kita menganggapnya pribadi.

Ingat lebih sedikit lebih banyak. Hindari kuliah atau pernyataan panjang dan lebih fokus pada koneksi dan kehadiran. Kedengarannya memang terlalu sederhana untuk dikerjakan, tetapi itulah yang dibutuhkan ananda saat ini. Simpan diskusi untuk di luar momen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun