Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengenal Metode Hukuman Time Out dan Calm Corner untuk Ajarkan Disiplin pada Anak

19 Mei 2023   21:08 Diperbarui: 20 Mei 2023   05:37 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghukum anak (Sumber: shutterstock)

Adapun hal-hal yang dapat ayah-bunda tempatkan di sudut yang menenangkan saat ayah-bunda meminta mereka untuk berada di tempat ini adalah mainan sensorik, buku favorit, boneka binatang yang menenangkan, mainan yang tenang, playdough, gambar alam, poster emosi, permadani lembut, kursi beanbag, headphone.

Tentunya ayah-bunda perlu mengevaluasi kembali mengapa ayah-bunda belum berhasil ketika mengatur ananda lewat berbagai hukuman dan peraturan. 

Nah berikut ini terdapat 6 alasan teratas mengapa ayah-bunda  mengatur ananda tidak berhasil.

1. Karena ayah-bunda juga mengalami disregulasi/ketidakteraturan

Ketika sistem saraf simpatik ayah-bunda diaktifkan, ayah-bunda tidak akan memiliki akses ke skrip, strategi untuk dicoba diterapkan pada ananda. 

Ayah-bunda tidak akan berpikir logis dan mungkin kehilangan kendali dan berteriak, atau mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak ayah-bunda maksudkan.

2. Inkonsistensi

Konsisten dengan strategi regulasi sensori dan regulasi yang proaktif dapat membantu ananda menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam menggunakan strategi regulasi, tetapi mungkin terasa membosankan pada awalnya dan sulit untuk mengikutinya.

3. Mengetahui sistem sensori mana yang harus difokuskan dan kapan.

Setiap konteks, lingkungan, dan momen tertentu dalam waktu akan membutuhkan input sensori yang berbeda, rasanya melumpuhkan harus membuat keputusan yang tepat selama momen yang tidak teratur.

4. Motivasi untuk berlatih di luar momen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun