Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Selektif Memilih Antara Ananda Bermain Gawai atau Membiarkannya Bermain di Alam

18 Mei 2023   11:34 Diperbarui: 20 Mei 2023   01:21 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya anak-anak senang bermain karena dunianya adalah bermain dan ini merupakan kegiatan yang paling menyenangkan bagi ananda. Dan bermain bagi anak-anak itu bukan main-main tetapi justru adalah serius. Ya, benar loh ayah-bunda. 

Bermain bagi anak itu adalah hal yang serius.  Ketika ananda bermain maka sebetulnya itu adalah aktivitas yang merupakan bagian dari proses tumbuh kembang dan belajarnya yang dapat menunjang masa depannya. Bagaimana tidak? 

Masa kecil yang menyenangkan akan memberikan rasa kepercayaan diri yang cukup bagi ananda dalam menjalani kehidupannya. Karena tidak hanya akan meningkatkan kemampuan pada perkembangan motorik kasar dan halusnya namun juga keterampilan sosial dan emosional. 

Tentu saja ayah-bunda harus dapat mengambil keputusan yang tepat untuk ananda mengenai pengalaman bermain ananda yang seperti apa dengan media yang bagaimana. Apakah ayah-bunda ingin membiarkannya bermain di tanah atau justru duduk manis sambil bermain game baik itu melalui ponsel ataupun laptop, komputer dan media lainnya agar ananda tidak berkeliaran dan bermain jauh. Karena antara keduanya memiliki dampak yang berbeda bagi perkembangan ananda ke depannya baik itu keahlian diri dan nalar ananda maupun kepribadian sosialnya juga.

Ayah bunda tentu memahami bahwa saat Kita bermain game komputer, otak kita melepaskan zat kimia yang membuat kita merasa nyaman yang disebut Dopamine. 

Saat kita menonton video singkat berdurasi cepat (misalnya di ponsel), Dopamin meningkat lebih cepat lagi. Otak kita mengingat ini dan menginginkan lebih karena ini mengasyikkan sekali! Lalu mengapa ayah bunda harus mendapat penjelasan ini? 

Agar ayah-bunda mendapat bayangan jika ananda lebih sering bermain menggunakan ponsel dan komputer, tentu dapat dipahami mengapa ananda atau kita semua begitu tertarik pada game, reels, dan tik tok serta gambar bergerak cepat lainnya ya karena adanya pelepasan zat kimia itu yang disebut Dopamine tersebut. 

Lalu ketika kita berhenti bermain atau meletakkan telepon, OTAK kita MENCOBA MENYEIMBANGKAN kembali jumlah dopamin yang tinggi dengan melepaskan bahan kimia lain yang istilahnya disebut dynorphin yang menyebabkan kita merasa tidak enak (misalnya stres, khawatir). Luar biasa bukan? 

Nah untuk membantu ananda memahami sebagian mengapa mereka mungkin justru merasa gelisah ketika berhenti bermain dengan ponsel atau game. Kegelisahan ini bisa menjadi pemicu ketergantungan pada penggunaan ponsel secara berlebih.

Jika Ananda sedang bermain game pertarungan atau balapan, tubuh pun juga melepaskan CORTISOL DAN ADRENALIN untuk memberikan energi tubuh untuk bertarung atau balapan. Hal ini memunculkan perasaan seakan benar-benar berada dalam permain. NAMUN, energi ini tidak bisa kemana-mana saat ananda hanya duduk diam sehingga ananda mungkin merasa marah atau 'bersemangat' saat berhenti bermain. Hal inilah yang bisa di mengerti mengapa mereka mungkin merasa agresif secara fisik setelah permainan tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun