Nah ketika ayah-bunda mencoba menghukum ananda, dan kemudian ananda justru terlihat tenang, tahukah ayah-bunda  apa yang kita anggap tenang dan teratur, sebenarnya adalah respons dari rasa takut?.Â
Ayah-bunda dapat membayangkan pada kondisi ayah-bunda sendiri kan di saat-saat krusial dan terpojok?. Saat kita yakin ancamannya terlalu kuat untuk diatasi, justru kita berpura-pura mati atau membeku. Ini yang disebut punggung. Seperti penampakan sebuah gunung es yang terlihat pada puncaknya saja.Â
Kelihatannya tenang tapi sebenarnya respons membeku. Masalah dengan pembekuan ini adalah, kita bisa mengalami perma-frost istilahnya. Jadi tubuh dan pikiran kita membayar harga untuk mengaktifkan pembekuan secara teratur. Seluruh dunia terasa seperti ancaman yang tidak bisa kita atasi, jadi kita berpura-pura mati.
Pada kondisi ini yang dikhawatirkan adalah sebuah kondisi traumatis pada ananda yang kita sendiri sebagai orang tua tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi ke depan nya. So, jika ayah-bunda mengalami kondisi seperti ini, segera lah melakukan perbaikan hubungan dan penguatan kepada ananda kembali. Semoga bermanfaat yaa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H