Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ketika Ananda Mencoret-coret, Dibiarkan ataukah Dilarang?

1 Mei 2023   10:23 Diperbarui: 1 Mei 2023   13:52 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mencoret-coret dinding dengan krayon. (SHUTTERSTOCK/ALEKSWOLFF) 04:46

Saat usia ananda mulai pandai memegang sesuatu maka rasa ingin tahunya semakin besar terhadap banyak hal termasuk bermain dengan alat tulis. 

Pada usia ini ananda akan mulai mengeksplorasi dan mengekspresikan segala hal yang ingin diketahuinya dan sudah pasti rumah tidak akan pernah menjadi rapi dan indah lagi. Bahkan makanan apa saja yang sedang dimakan saja bisa-bisa ditempelkan ke dinding untuk memenuhi rasa ingin tahunya. 

Jika sudah begini, apa yang ayah-bunda akan lakukan? Melarangnya dan memarahinya? Ataukah mendiamkannya dan bahkan menyediakan media dan waktu untuk ananda berlatih?

Mencoret-coret merupakan langkah penting dalam perkembangan otak dan umumnya dikenal dengan sebutan pra-menulis. 

Kemampuan ini merupakan kemampuan yang sangat penting yang harus ananda kuasai khususnya mulai dari usia satu tahun ke atas. 

Kemampuan ini akan melatih ananda sejak dini bagaimana memegang pensil dengan baik sebagai langkah awal kemampuan menulis. 

Jika memegang pensil saja ananda kesulitan dalam melakukannya, maka kemampuan menulis tidak akan bisa ananda kuasai dengan mudah ke depannya. Karenanya ada baiknya ayah-bunda tidak melarang ananda melakukan ini malah seharusnya dapat mendukungnya dengan menyediakan media secukupnya. 

Contohnya saja menyediakan sebuah ruangan khusus untuk ananda berekspresi dengan memakai semua alat tulis seperti pensil, krayon, spidol dan lain sebagainya.

dokpri
dokpri
Aktivitas pra-menulis dengan mencoret-coret ini untuk ananda perlu dilatih dan sangat baik dilakukan dalam rangka untuk membentuk motorik halus dan kasarnya sejak dini. Karena kemampuan ini tidak serta merta dapat muncul pada diri ananda, maka sebagai orang tua kita harus melatih ananda pembiasaan mencoret-coret sebagai langkah awalnya. 

Jika sejak dini kemampuan ini tidak terbentuk, maka akan muncul nantinya perasaan stres pada ananda saat ia mulai masuk sekolah. Tentu sebagai orang tua kita tidak menginginkan hal ini bukan? 

Nah berikut adalah tahapan-tahapan dari kemampuan pra menulis ananda yang ayah-bunda harus paham agar dapat membimbing ananda.

TULISAN TAK BERATURAN

Anak-anak ketika diperkenalkan terhadap sesuatu maka akan memulai dengan melihat, mencium, merasakan, dan bahkan mencicipi bahan apa yang terkandung di dalamnya. 

Mereka tidak begitu menyadari bahwa mereka bertanggung jawab untuk membuat sebuah batasan mana yang boleh dan mana yang tidak baginya.

dokpri
dokpri

Saat ananda mulai menunjukkan ketertarikan terhadap hal ini, maka di sinilah peran serta ayah-bunda untuk mendukungnya melakukan eksplorasi dengan lebih baik lagi dan menentukan minat ananda terhadap kegiatan menulis ke depannya. Karenanya jangan sampai dilewatkan ya ayah-bunda.

TULISAN YANG TERKENDALI

Setelah menggunakan semua indra mereka, tahap selanjutnya yang dilakukan oleh ananda adalah mereka mulai menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas bentuk dan tanda dari coretan yang dibuatnya. 

Otak mereka dapat mengubah pikiran mereka menjadi tindakan! Karena ananda mulai menyadari pentingnya membentuk sesuatu sebagai tahapan awal dalam membentuknya. 

Pada tahap ini yang perlu ayah-bunda lakukan adalah memberikan respons yang positif dan meminimalisir instruksi ketika ananda sedang mengeksplorasi alat tulisnya dibuku. 

Hal ini sangat penting untuk ayah-bunda lakukan sebagai bentuk dukungan dan sportivitasnya ketika ananda ingin memperoleh kemajuan belajarnya. 

Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan suasana menyenangkan dan membuat ananda mampu untuk belajar dan memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri (problem solving)

CORETAN YANG BERNAMA DAN MEMPERKENALKANNYA

Pada tahap ini ananda sudah mulai berandai-andai bahwa ananda telah menggambar atau membentuk sesuatu. Ia mulai mengungkapkan bahwa 'Ini kucingku!' pada coretan yang dibuatnya. Ada usaha yang maksimal yang akan ananda lakukan sebagai cara untuk memberikan pengertian kepada lingkungannya. 

Tahap ini menunjukkan anak dapat bermain dengan benda-benda secara simbolis. Dan itu sama saja dengan berpura-pura sebuah balok adalah sebuah mobil, sebuah kertas adalah uang, sebuah garis adalah gelombang laut dan lain sebagainya. 

Mereka bahkan mungkin akan menamai gambar itu dengan banyak hal berbeda. Namun hal ini bukanlah tidak konsistenan dari ananda. Ini adalah upaya bagaimana ia dapat menggambar dan membuat coretan sesuai dengan apa yang ada di benaknya untuk dituangkan di atas kertas atau media lainnya.

Hal yang ayah-bunda harus ingat adalah bahwa semua anak berkembang melalui berbagai tahap mencoret-coret dengan kecepatan berbeda seperti kebanyakan hal, jadi tidak perlu membandingkan dengan teman sebaya atau saudara mereka. Mengapa? 

Karena pada kenyataannya terdapat pula seniman dewasa yang menggunakan coretan dalam seni mereka. 

Dan tidak semua seniman dapat menggambar seragam pada objek yang sama di antara mereka karena memiliki kekhasannya masing-masing. Jadi siapa bilang mencoret-coret itu harus dilarang? Semoga bermanfaat ya ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun