Memang sih dengan melakukan pembalasan dan menyakiti balik orang-orang yang telah menyakiti kita mungkin saja akan memberikan rasa puas dan kebahagiaan kita. Namun itu hanya sesaat saja. Karena bukan tidak mungkin hal ini akan berlangsung terus dan terjadi saling menyakiti lagi dan lagi. Hal ini akan membuat kita tiada henti untuk memulai kemarahan yang berlangsung terus menerus.
Saat kita memutuskan untuk berhenti membalas atau memikirkan cara membalas terhadap seseorang, memang hal ini tidak akan menjadi serta merta selesai dan otomatis benar-benar hilang dalam kehidupan kita ataupun pikiran di dalam kepala kita. Tetap saja semua akan tinggal dan menjadi ingatan kita sepanjang hidup. Namun saya yakin bahwa kebahagiaan yang harus dimiliki jauh lebih penting dari sekedar bagaimana fokus pikiran kita hanya tertuju pada seseorang atau sesuatu yang justru merusak kebahagiaan dan warna dalam hidup kita. Dengan niat yang kokoh, banyaknya aktivitas dan kegiatan yang menyibukkan, maka hal ini akan membuat semakin berkurang secara signifikan bukan?
Ingatlah kawan, membalas menyakiti orang-orang yang telah menyakiti kita bisa jadi memang memberikan rasa puas dan kebahagiaan ketika kita mampu membalasnya. Namun hakikat terbaik dari keinginan membalas dendam kepada orang lain justru terletak pada saat kita mampu membalas orang tersebut, namun kita lebih memilih memaafkannya. Karena kebahagiaan yang lebih hakiki jauh lebih menenteramkan ketika kita mampu melangkah menuju masa depan dengan langkah ringan dan hati yang luas ikhlas mendapatkan kebahagiaan yang baru. Akan lebih baik kita mengakhiri semuanya dengan menyelesaikan semua dendam dan mengalah ataupun menjauh dari semua itu. Meski semua itu akan tetap bisa kita ingat dengan detail karena menyakitkan, namun tidak akan terasa menyakitkan lagi jika kita benar-benar selesai memikirkannya.
Karenanya dibulan penuh berkah ampunan dan maaf, marilah kita mengosongkan gelas-gelas egoisme kita untuk diisi dengan cucuran berkah dan rahmadNYA yang baru. Karena jarak antara orang yang sabar dengan orang yang berbahagia itu sungguh sangat dekat sekali. Dan jadilah kita keduanya. Tqaballohu minna wa minkum. Taqaballahu ya kareem. Minal 'aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir bathin. Selamat merayakan kemenangan Idul fitri 1444 H.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI