3. Anak-anak Ayah-bunda tidak membutuhkan Ayah-bunda untuk menjadi sempurna. Tetapi mereka membutuhkan Ayah-bunda untuk mencontohkan kerendahan hati, akuntabilitas, dan proses perbaikan.
4. Hal paling protektif yang dapat Ayah-bunda lakukan sebagai orang tua adalah mengembangkan hubungan di mana anak-anak Ayah-bunda mempercayai Ayah-bunda untuk siap sedia dan mendukung saat mereka membutuhkan Ayah-bunda.
5. Koneksi lebih kuat daripada kontrol. Dibutuhkan lebih banyak kreativitas dan waktu, tetapi juga lebih dalam dan bertahan lebih lama. Jadi bukan masalah seringnya bersama namun tanpa makna, namun bersama dengan selalu memanfaatkan waktu bersama sekecil apapun untuk berbincang dan saling menguatkan dalam segala hal
6. Tugas Ayah-bunda adalah mengajar, bukan menghukum. Ketika kita menyakiti anak-anak kita dengan sengaja, kita juga menimbulkan ketidakpercayaan dalam hubungan kita dengan mereka.
7. Cara Ayah-bunda berbicara tentang anak Ayah-bunda dan menafsirkan tindakan mereka, akan menjadi identitas yang memengaruhi cara mereka bertindak di masa depan.
 Semoga tulisan ini akan menjadi pengingat semua hal --hal yang terkait dengan pengasuhan bahwa ayah-bunda merasa diberdayakan untuk terus maju saat Ayah bunda ingin menyelaraskan kembali niat ayah-bunda untuk bertemu dengan ananda di mana mereka berada secara emosional dan berkembang, dengan cara terbaik yang bisa dilakukan oleh  ayah-bunda sebagai orang tuanya.
Sekarang, tutup mata Ayah-bunda, tarik napas, dan tetapkan niat ini jika selaras dengan Ayah-bunda. Kembalilah ke pengingat ini sesering Ayah-bunda tertarik tentang bagaimana pengasuhan yang baik. Dengan kesadaran, pengulangan, dan hati yang rela, tindakan harus dimulai selaras dengan niat tulus. Semoga bermanfaat yaa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H