Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengasuh Buah Hati Terasa Sulit, Temukan Penyebab Utamanya

2 Maret 2023   11:05 Diperbarui: 2 Maret 2023   11:18 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Parenting anak merupakan pengasuhan, proses pembelajaran dengan menjalankan serangkaian keputusan tentang sosialisasi kepada anak yang meliputi aktivitas memberi petunjuk, memberi makan, memberi pakaian, melindungi anak hingga tumbuh kembangnya.

Tujuan dari parenting itu sendiri adalah untuk meningkatkan pengetahuan orang tua serta meningkatkan keterampilan dalam pengasuhan anak-anak mereka. Jadi ternyata pengasuhan kepada anak-anak itu sangat penting ya ayah-bunda. Karena akan memberikan banyak pemahaman bagaimana pengasuhan yang baik bagi buah hati kita.

Pengasuhan merupakan tanggung jawab yang paling pokok untuk dilaksanakan oleh orang tua. Sehingga amat disayangkan apabila pada masa emas buah hati masih ada orang tua yang menjalani pengasuhan tanpa kesadaran pengasuhan kepada buah hatinya. Memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalani sebagai konsekuensi setelah menikah dan memiliki anak. Kebanyakan setelah menikah maka suami -- istri menginginkan kehadiran buah hati sebagai bentuk kesempurnaan keluarga dan perwujudan cinta kasih. Karena kehadiran anak menjadi tanda kesempurnaan perkawinan serta harapan dapat melahirkan generasi penerusnya kelak di masa yang akan datang. Selain munculnya harapan, kehadiran buah hati juga memunculkan tanggung jawab, dan rasa tanggung jawab inilah yang menuntut kita sebagai orang tua untuk menjadi orang tua yang baik kepada anak-anaknya.

Namun tidak semua orang tua dapat melaksanakan dan menciptakan pengasuhan untuk anak-anaknya. Kesiapan orang tua dalam menerima apa yang terjadi dalam kehidupannya tidak seluruhnya dapat dimengerti ketika tindakan impulsive memonopoli keputusan yang telah diambil. Karena memang menjadi orang tua yang baik tidak pernah ada sekolahnya, namun kita diharapkan bisa menciptakan pengasuhan sesuai dengan kebutuhan anak-anak di usianya. Apalagi tuntutan dari lingkungan mengharapkan demikian. Mengapa hal itu bisa terjadi? Berikut adalah beberapa kemungkinan yang bisa dipelajari mengapa pengasuhan anak bisa terasa lebih sulit.

Mengasuh anak bisa terasa jauh lebih sulit jika ......

1. Ayah/ bunda memiliki masalah trauma dan kesehatan mental yang belum terselesaikan.

Seseorang kadangkala sering mencoba melupakan dan mengabaikan apa yang telah terjadi dan menganggap bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya. Padahal tidak semua masalah harus berlaku demikian. Pada kasus-kasus tertentu, penyelesaian masalah yang timbul sampai pada puncaknya harus diselesaikan segera dan mendapatkan solusi bersama untuk kemudian baru dapat dilupakan sebagai kenangan meski itu sesuatu yang pahit dan tidak menyenangkan. Karenanya penting untuk menghadapi masalah dan bukan malah lari dari masalah agar bisa keluar dari masalah itu sendiri karena hal tersebut bukanlah merupakan solusinya apalagi yang menyangkut trauma dan kesehatan mental diri sendiri.

2. Ayah/ bunda terus-menerus dalam keadaan sedang mempertahankan diri dari sesuatu yang melanda. 

Bertarung dengan keadaan yang memaksa untuk memikirkannya sendiri atau malah stuck karena memikirkan tidak tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana mengatasi hal yang sedang terjadi. dan tidak memiliki alat untuk dapat mengatur diri sendiri. Jika dengan kondisi yang demikian, maka sulit bagi ayah/ bunda bagaimana dapat memberi pengasuhan yang dibutuhkan oleh Ananda, sementara ayah/ bunda masih sibuk mengontrol diri sendiri karena sesuatu permasalahan hidup yang dihadapi. Jika demikian, maka sudah saatnya ayah/ bunda selaku orang tua mencari jalan keluarnya melalu orang ketiga yang bisa jadi adalah kedua orang tua dari ayah/ bunda maupun ke penasihat pernikahan dan psikolog.

3. Ayah - Bunda adalah orang tua tunggal atau mengalami kesulitan hubungan. 

Menjadi single parent atau orang tua tunggal meski itu ayah saja atau bunda saja tentunya akan melewati masa-masa sulit untuk survive baik itu dari masalah pernikahan maupun financial atau keuangan meski tidak semua yang mengalami hal ini. Butuh waktu bagi ayah/ bunda dalam mengatur kehidupan dan kedua permasalahan baru yang muncul. Namun paling tidak aka nada masa-masa atau waktu dimana ayah/ bunda akan focus pada diri sendiri ketika Ananda membutuhkan waktu untuk menreka sementara ayah/ bunda tidak memiliki kemampuan untuk memberikannya.

4. Ayah/ bunda kesepian. Ayah/ bunda tidak memiliki keluarga besar yang dapat membantu. Ayah/ bunda bukan bagian dari komunitas dan juga tidak memiliki banyak teman. 

Memiliki teman terutama teman yang dapat memahami perasaan dan menenangkan merupakan sebuah anugrah kebaikan ketika kita sedang melewati masa-masa sulit. Nah jika ayah/ bunda sedang posisi ini dimana tidak satupun kolega maupun teman-teman baik yang mendampingi ayah/ bunda, maka masalah pengasuhan Ananda akan menjadi kendala bagi ayah/ bunda yang dalam posisi ini. Dengan memiliki teman juga sejatinya kita dapat mendapat pelajaran dari orang-orang sekitar bahwa memang setiap orang memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Akan tetapi degan tidak adanya teman maka kita tidak memiliki pembanding bagaimana seseorang dapat melewati amsa-masa sulit dan belajar kehidupan dari sekitarnya.

5. Ayah/ bunda dibesarkan oleh orang tua atau pengasuh dengan masalah kesehatan mental. 

Lingkungan yang tidak sehat akan menciptakan penyakit-penyakit lingkungan yang beragam pula. Jika secara mental ayah/ bunda tidak dididik dan diasuh dengan baik, atau ayah/ bunda sering memperoleh contoh pengasuhan yang buruk maka ketika menjadi ayah/bunda dalam sebuah pernikahan bisa saja hal yang sama akan terjadi berulang meski tidak semua. Karena ada pula di banyak kasus pengasuhan yang tidak meneynangkan dapat dijadikan pelajaran untuk dapat merubah itu di amsa-masa ketika seseorang menjadi ayah- bunda.

6. Ayah/ bunda hidup dalam kelangsungan hidup. berjuang dengan keuangan, pekerjaan, rasisme, kecacatan, diskriminasi, kemiskinan, mengalami pelecehan. 

Pada banyak kasus, ayah/ bunda yang mengalami hal ini akan mengalami kesulitan bagaimana pengasuhan yang baik pada anak-anak atau buah hatinya.

7. Kurangnya cinta dan pengasuhan dalam hidup Ayah/ bunda. Ayah/ bunda menjaga orang lain tetapi siapa yang merawat Ayah/ bunda?. 

Masa kecil yang dilewati sendiri dan harus berjuang bagaimana mempertahankan diri dengan keras kadangkala menciptakan seorang ayah/ bunda yang cuek, dingin dan kurang keperdulian karena merasa di masa kecil harus berjuang sendiri tanpa ada pengasuhan yang baik dari lingkungannya. Ini akan menjadi penyebab utama bagaimana orang tua  sebagai ayah atau bunda yang miskin kasih sayang karena tidak mengetahui dan merasakan bagaimana bentuk  ataupun cara berkasih sayang, maka akan terjadi hal yang sama pula, meski tidak semua berlaku demikian. Pada orang -- orang yang dapat segera belajar dan menyadari, maka mereka akan berusaha untuk tidak mengulang sesuatu hal yang sama demi kebaikan di masa yang akan datang.

8. Ayah / bunda dipisahkan dan terputus dari perjuangan tubuh Ayah/ bunda untuk hadir di sini dan saat ini. 

Seorang ayah / ibu yang mengalami permasalahan atau kasus tertentu misalnya karena menjalani hukuman, maka akan terpisahkan dan mengalami kesulitan dari pengasuhan kepada Ananda atau buah hati yang dimilikinya. Padahal masa-masa emas Ananda tak dapat berulang terjadi lagi.

9. Ayah/ bunda terus-menerus membandingkan diri Ayah/ bunda sendiri dan percaya bahwa mereka memilikinya bersama dan Ayah/ bunda tidak. 

Tekanan lingkungan kadang kala memicu seseorang untuk selalu mencontoh apa yang dilakukan dengan harapan dapat memberikan solusi dan kebaikan. Padahal itu semua belum tentu sesuai dan tepat dengan kondisi yang ada pada ayah/ bunda sendiri dalam pengasuhan kepada Ananda. Dan ketika sesuatu itu diterapkan namun tidak memberikan dampak yang sama maka seringkali hal ini menjadi sebuah kesulitan bagi ayah/ bunda dalam melaksanakan pola asuh dan pengasuhan kepada buah hati.

Adakah yang sesuai dengan apa yang terjadi kepada ayah -- bunda pembaca. Yuk berbagi kisah disini dengan tanggapannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun