Suka kesel nggak sih ayah/ bunda ketika Ananda hanya menganggap angin lalu ucapan serius yang kita sampaikan? Di zaman modern ini saat gadget sudah menguasai dunia anak-anak, bukan tidak jarang kita menemukan anak-anak yang hanya asyik dengan dunianya sambal memegang handphone ditangannya. Bahkan sangat sering terjadi mereka sampai melupakan apa yang terjadi disekitarnya. Ketika handphone sudah ditangan atau menonton TV, biasanya focus Ananda akan sangat teralih dan tidak mendengarkan apa yang ayah-bunda katakana. Kalau sudah begini, ketika mood ayah-bunda sedang stabil saja mungkin tidak akan jadi masalah yaa...Â
Namun kadangkala mood tidak mengenal waktu. Saat perasaan sedang penuh ataupun merasa kecapekan yang diakibatkan oleh rutinitas, moment seperti ini akan bikin ayah-bunda agak menaik tensinya sehingga bikin kesal dan mulai meninggi intonasi suara. Lalu kalau sudah begini apa yang harus dilakukan?
Dalam berkomunikasi, seringkali penggunaan kalimat juga menjadi pertimbangan yang harus dilakukan loh ayah- bunda. Karena penggunaan kalimat yang tepat tentunya dapat menggugah orang yang mendengarnya. Begitu pula dengan apa yang akan Ananda dengar. Nah, berikut ini adalah langkah-langkah yang ayah-bunda bisa lakukan agar Ananda mengindahkan apa yang ayah-bunda ingin sampaikan dan mereka lakukan.
 Langkah 1: Katakan apa yang Ayah-bunda ingin mereka LAKUKAN
Perkataan dengan penggunaan kalimat yang tepat, sangat mungkin memperoleh tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Karena penggunaan Bahasa dapat menjadi kerancuan apabila kurang memperhatikan kata dan penekanan pada beberapa susunan kalimatnya. Alih-alih mengatakan "jangan gunakan telepon di meja", Coba  deh ayah-bunda ganti kalimatnya dengan mengucapkan kalimat yang diawali dengan kata tolong seperti :
"Tolong tinggalkan telepon di kamar saja ya". Dengan menggunakan kalimat seperti ini akan terkesan ayah-bunda meminta dan mengharapkan apa yang Ananda harus lakukan tanpa ada larangan yang menekan, dan terkesan lebih halus pula namun lebih mengena kepada Ananda dari segi perintah kepada penerimaan di benak Ananda.
Langkah 2: Katakan apa yang AKAN TERJADI jika mereka tidak menghormati batasan.
Memberikan efek jera kepada Ananda memang perlu agar Ananda dapat memahami bahwa ada yang harus dan bisa dilakukan namun juga ada hal-hal yang mereka tidak harus dan bisa dilakukan. Tentu saja hal ini karena kita sebagai orang tua adalah pemberi perintah di dalam rumah. Namun apabila kita tidak dapat memberikan bayangan apapun tentang apa yang akan terjadi nantinya, maka anak-anak kurang memahami hal ini dari segi waktu dan perencanaan kedepannya.
Lalu Alih-alih mengatakan: "Saya akan mengambil ponselmu yaa!" cobalah katakana dengan menggunakan kalimat yang lebih spesifik kepada ananada seperti :"Kamu nantinya tidak akan dapat menggunakan ponselmu sampai besok". Manakah diantara kedua kalimat tersebut yang mudah dicerna? Tentunya ayah-bunda akan memahami ini kan?
Langkah 3 : Beri tahu mereka KAPAN Ayah-bunda akan memberlakukan konsekuensinya.
Memberikan dua buah pilihan dimana satu pilihan merupakan hal yang tidak mungkin Ananda ingin lakukan namun satu pilihan lainnya merupakan hal yang ayah-bunda ingin mereka lakukan akan menjadi perintah yang sangat mujarab loh ayah-bunda. Cobalah lakukan dengan membuat dua pilihan kepada Ananda saat ayah-bunda benar-benar ingin mereka melakukannya. Alih-alih mengatakan "Letakkan telepon kamu di kamar atau ayah/ bunda yang akan mengambilnya"
Coba lebih spesifik : "Jika kamu memilih untuk tidak meninggalkan ponsel di kamar, kamu tidak akan dapat menggunakannya setelah makan malam hingga besok".
Keutuhan dari semua kalimat yang ayah-bunda dapat katakan kepada Ananda adalah:
"Tolong tinggalkan ponsel kamu di kamar. Jika kamu tidak memilih untuk meninggalkan ponsel di kamar, nanti kamu tidak akan dapat menggunakannya setelah makan malam besok"
Cukup jelas ya ayah-bunda Bahasa komunikasi yang bisa disampaikan kepada Ananda. Tentunya dengan instruksi yang jelas dan tegas kepada Ananda dan dengan penggunaan kalimat yang tepat, maka Ananda tidak dapat melakukan tindakan yang terkesan menolak dan mengabaikan apa yang ayah-bunda sampaikan/ ucapkan. Â Tetap ingatkan selalu ananda bahwa BATASAN mereka berasal dari nilai-nilai keluarga seperti:
rasa hormat, waktu keluarga, integritas, tanggung jawab, empati dan kebaikan.
Semoga bermanfaat!