Mohon tunggu...
Noenky Nurhayati
Noenky Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Saya adalah seorang penulis lepas, teacher trainer, MC, pendongeng dan kepala sekolah yang senang mengajar Karena memulai Dunia pendidikan dengan mengajar mulai dari Play group TK SD hingga SMP. Sampai sekarang ini. Saya masih aktif mengajar disekolah SD N BARU RANJI dan SMP PGRI 1 Ranji , Merbau Mataram. Lampung Selatan. LAMPUNG. Saya juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantarainya Kepala sekolah TK terbaik Se Kabupaten Bekasi, Kepala Sekolah Ramah Anak Se Kabupaten Bekasi, Beasiswa Jambore Literasi Bandar Lampung Tahun 2023 dan Beasiswa Microcredential LPDP PAUD dari Kemendiknas tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Ananda Menangis Saat Mulai Masuk Sekolah, Wajarkah?

20 Januari 2023   13:59 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:20 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Ananda mulai masuk sekolah pertama Kali, tidak sedikit Ananda yang menangis ketika sudah sampai disekolahnya dan mulai akan masuk kelasnya. Bagi sebagian Ananda yang sudah lebih siap dan memahami ini, perpisahan saat masuk sekolah merupakan Hal yang biasa saja baginya. Berbeda dengan sebagian Ananda lainnya yang belum siap , perpisahan saat akan masuk sekolah merupakan Hal yang sangat menakutkannnya. 

Pada awalnya mereka akan sangat terlihat seru sekali Dan bersemangat untuk pergi sekolah mulai dari bangun pagi hingga sampainya disekolah. Namun sesaat setelah Ayah-bunda mengucapkan selamat tinggal padanya, mulailah drama Korea itu terjadi mulai dari Ananda yang menempel tidak mau lepas dari orang tuanya, tidak mau ditinggal sampai menangis keras dan berlari kepelukan Ayah-bunda kembali lalu ikut pulang.

Well Ayah-bunda jika ini terjadi pada Ananda yang Ayah-bunda miliki, tidak perlu khawatir Yaa.. Karena merupakan suatu Hal yang biasa tentang reaksi Ananda terhadap ketakutannya akan perpisahan yang tidak normal bagi nya. Tidak normal disini maksudnya adalah kesalahan persepsi tentang Apa yang akan terjadi pada mereka. Hal ini normal saja terjadi koq. Mengapa demikian?

Bagi ananda, bersekolah adalah tempat yang baru baginya yang belum pernah ia rasakan dimana ia harus belajar untuk terpisah untuk beberapa waktu dari orangtuanya. Cobalah renungkan ini dari sisi seorang anak, apakah menakutkan? 

1. Melakukan hal-hal yang tidak dipahami untuk pertama Kalinya 

2. Menghabiskan waktu berjam-jam di lingkungan yang sangat sibuk dan melelahkan itu pasti lah menakutkan

3. Diminta Menghadapi suatu Hal yang diketahuinya secara sendirian.

4. Ditinggalkan ditempat dengan orang yang mereka tidak kenal sama sekali ataupun orang yang baik kepadanya namun ia terpisah dari orangtuanya dalam beberapa saat. 

5. Dipisahkan dari orang yang mereka cintai Dan percayai dan yang selalu bersamanya. 

Nah hal-hal diatas adalah Apa yang Ananda rasakan saat mulai bersekolah. Mereka mulai memilih response yang sepenuhnya bersifat Alami Dan wajar terhadap Apa yang mereka anggap sebagai situasi yang menakutkan. Karenanya reaksi "yang berlebihan" yang dilakukan oleh Ananda mungkin tidak masuk akal bagi kebanyakan orang yang melihatnya. Reaksi ini benar-benar masuk akal loh Ayah-bunda dan perilaku yang sesuai dengan reaksi yang normal saja terjadi Untuk mereka. Mengapa? 

Ya Karena mereka merasa asing dengan tempat yang baru. Mereka dapat merasakan bahwa mereka berada ditempat yang bukan biasanya mereka berada. Suatu tempat asing dimana ianya diharapkan akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. Jadi jika sekarang Ananda protest atau menangis tentang pergi ke sekolah, mohon Ayah-bunda menyadari betul ya tidak ada yang salah dengan mereka atau perilaku mereka. 

Ayah-bunda tidak perlu takut dan terkejut dengan keanehan ini. Menangis adalah sebuah reaksi yang wajar saat anak dipisahkan dari orangtuanya Karena harus pergi kesekolah. Lalu Apa tips yang tepat dalam menghadapi ini? Tunggu Yaa di tulisan berikutnya. Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat Yaa... Jangan lupa rating Dan komentarnya. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun