Mohon tunggu...
Yuni Astuti
Yuni Astuti Mohon Tunggu... Perawat - Perawat, sedang belajar merawat hati anak dan keluarga

sedang belajar menulis, ibu dari 4 orang anak, perawat, yun.astuti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masker Corona

14 April 2020   01:30 Diperbarui: 14 April 2020   01:31 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Corona, 

Maskermu pancen kondang

Bukan masker bengkoang

yang konon pemutih raga, penghilang kulit belang

Dan...

Maskermu pernah hilang, 

Tenggelam dalam pelukan   pemburu uang

Corona, 

Maskermu pancen nyleneh

Mampu membungkam milyaran mulut  berbau aneh

Bau kesombongan

Corona,

Maskermu pancen hebat

Mampu menyumbat

Bibir-bibir penghujat

Corona,

Kini maskermu di mana-mana, 

Kau biarkan  mata untuk terus terbuka

Pandangi jalan Tuhan jurusan surga

Corona,

Maskermu banyak disuka,

Biarkan kuping-kuping terbuka

Dengarkan jeritan sesama

Corona,

Maskermu pancen  landhep tenan

Mampu hancurkan perbedaan

Mana buruk rupa, mana menawan

Semua sama dalam satu tatapan

Corona,

Maskermu pancen canggih

Gerakkan tangan-tangan berharta sugih

Salurkan donasi yang terlilit perih

Blora, 140420

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun