Mohon tunggu...
Yuni Astuti
Yuni Astuti Mohon Tunggu... Perawat - Perawat, sedang belajar merawat hati anak dan keluarga

sedang belajar menulis, ibu dari 4 orang anak, perawat, yun.astuti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahun Ajaran Baru, Guru = Wagu lan Saru?

12 Juli 2015   12:38 Diperbarui: 12 Juli 2015   12:38 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Yach..kalau itu sih hampir di semua sekolah pasti ada bu.." Akhirnya, beliau melunak nada bicaranya.

" Berapa kuotanya, dan berapa nominalnya..?" Beliau tidak menjawab dengan pasti, yang jelas ada. 

Jawaban itu seketika membuat saya bagai tersengat listrik, ternyata sistem pendidikan di negara kita seperti ini to..?

Dan masih ada satu pernyataan lagi pernyataan yang membuat saya lebih mlongo lagi.

" Saya heran dengan kepala sekolah anak ibu, kok gak mau sih menambah nilai ujian sekolah anak..?" karena saya gak percaya dengan penyataan tersebut, saya coba klarifikasi lagi.

"Maksudnya pak..?"

" Itu lho, kepala sekolahnya kok gak mau menambahkan nilai hasil ujian sekolah.."

" Maaf pak, kalau di sekolah anak saya memang betul-betul ditanamkan nilai kejujuran, jadi nilai yang tertulis adalah nilai apa adanya tidak ada rekayasa." Saya mencoba menyampaikan pentingnya nilai kejujuran dalam lingkungan sekolah.

"Lha tapi khan terus nilainya jadi anjlog begitu..." Lhooo...!? mungkin mulutku yang mlongo makin lebar.

Jadi...selama ini nilai-nilai hasil ujian banyak yang direkayasa!!?? Oohh..., negriku..bagaimana bisa menjadi bangsa maju, kalau nilai sekolah di bangku SD saja palsu. Namanya saja sekolah dasar, berharap dasar-dasar prinsip kebenaran bisa tertanam. Lha kalau dasarnya (pondasi) saja sudah tidak beres, bagaimana dengan bangunan yang diatasnya..?

Pada akhir dialog, saya ditawari untuk memindahkan sekolah anak ke tempat beliau bertugas, sementara anak saya sudah daftar ulang di tempat lain. Saya ucapkan terimakasih atas tawaran yang diberikan, biarlah anak saya sekolah ditempat yang semestinya, sesuai nilai dan kemampuannya tanpa harus membeli kursi demi gengsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun