HariSabtu (7/3/2015) sekitarjam 10 pagi hampir seluruh jalanan di kota Blora dipenuhi dengan anak sekolah berseragam coklat-coklat sambil memegangdua bendera merah putih kecil di tangan.Hampir seluruh sekolah yang ada di Kota Blora dihimbau untuk menyambut kedatangan Bapak Presiden, yang sebentar lagi datang melakukan kunjungan kerja.
Guru dan murid sepertinya kompak untuk rela menunggu kehadiran Bapak Presidenselama beberapa jam walau harus berpanas-panas. Pun hanya melihat mobil dan lambaian tangan beliau. Masing-masing sekolah sudah mendapatkan jatah lokasijalan mana yang harus mereka jadikan tempat "mangkal ".
Anak-anak sekolah yang siap menjadi pagar betis, di sepanjang jalan yang akan dilalui rombongan Presiden (sumber : dokpri)
Takterkecuali saya, sebagai wong ndeso yang kepengin bertemu dengan Presidennya, sayapun segera meluncur menuju lokasi di mana Pak Jokowi akan melaksanakan panen jagung. Tepatnya dilahan hutan di petak 18 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ngodo, Bagian kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngliron, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung.
Sepertiyangpernah saya tulis sebelumnya, rasa girang yang menyeruak di dada membuatku serasa ingin segera terbang agar lebih cepat sampai di tujuan. Sampai-sampai saya lupa mengecek apakah persedian bahan bakar motorku cukup atau tidak. Saya baru menyadari ketikasalah satu Paspambok (Pasukan Pengamanan Simbok), bontotku yang duduk di depanku menunjuk jarumindikator ketersediaan bahan bakar yang sudah mepet di warna merah. Sementara jarak lokasi panen jagung masih jauh. Wadhuh…bagaimana kalau motor ini mogok kehabisan bensin? Sementara sepanjang jalan yang kulewati hanyalah hutan Jati, tanpa ada rumah penduduk. Untuk bisa mencapai desaselanjutnya masih jauh.
Alhamdulillah..tiba-tiba anakku berteriak “ Bu…ada penjual bensin…!” seketika kuinjak rem dan pasang lampu sign ke kiri. Dua botol bensin langsung dituang dalam tangki motor.
***
Sampai dilokasi, ternyata Bapak Presiden masih dalam perjalanan. Yah…harus menunggu nih..! Ayo..harus tetap semangat menunggu, karena kesempatan untuk bisa bertemu Presidenseperti ini belum tentu10 tahun ada lagi, saya berusaha menghibur diri sambil mencari-cari tempat parker.Yoo wis…
Nampak sudah berjajar mobil para petinggi negri ini maupun mobil para pejabat daerah.Para tamu undangan sudah berkumpul menunggu. Beberapa petugas keamanan saling berkomunikasi melalui HT. Bahkan saya sempat kena omelan petugas karena saya salah menuju tempat parkir. Duh..! kasihan… Ya jelas kena omelan, lha wong saya akan memarkir motor dekat dengan mobil para pejabat he..he.. Lha pikir saya, tempatnya masih mendingan longgar je..!
“Diparkir di mana ni pak..?” saya tanya petugas yang lain.” Sana agak jauh…! “Namanya saja di lokasi hutan, mana adatempat parkir. Ternyata para pengendara motor yang sudah datang lebih awal memarkir motornya di sepanjang tepi jalan, begitu juga mobil para undangan yang lain.
***
Rombongan Pak Jokowi akhirnya tiba sekitar pukul11. 30 WIB (Waktu Indonesia Blora) , warga langsung merangsek maju ke tengah jalan. Beberapa petugas langsung menghalaunya. Saya sambil menggandeng si bontot, mencari celah-celah jalan diantara kerumunan warga dan pengamanan Paspampres untuk mendekati lokasimobil Pak Presiden. Akhirnya…, jepret…!! Berhasil saya ambil gambar mobil orang nomor satu di negeri ini. Mobilnya thok…!! Lhah Pak Jokowi mana…? Ternyata beliau sudah menuju lokasi panen jagung di seberang jalan.
Daripada susah menembus pengamananPaspampres, saya memilih membuntuti putri Pak Jokowi, Kahiyang Ayu yang sedang dalam pengawalan paspampres yang sama cantiknya. Dan hampir sebagian besaryang hadir tidak terlalu memperhatikan kehadiran sang putri cantik ini. Sehingga saya lebih leluasa meminta untuk ambil gambarnya.
Seusai saya berfoto bersama dengan putriPak Jokowi , barulah ibu-ibu‘nggruduk’Kahiyang Ayu meminta foto bersama. Eh, malah saya yang jadi juru fotonya…! Ternyata mereka ibu-ibu panitia yang turut andil dalam acara ini.
Kok panen jagungnya lama ya…?Kapan giliranku bertemu dengan Pak Jokowi..? Maklumlah, semua kepinginngobrol dengan beliau jadi gak selesai-selesaipanen, terganggu obrolan barangkali ..
Akhirnya, kuputuskan untuk menyusul Pak Presiden biar bisa jepret-jepret. Yah…terlalu jauh sodara-sodara…! Meski sudah dengan akomodasi maksimallensa pocket camera gak sanggup nangkap gambarnya. Eh, malah gambar para wartawan yang ketangkap.
Karena badanku kecil, memudahkan diri ini untuk mencoba ‘ndlesep’ di antara kerumunan para pemburu berita. Itupun masih tetep sambil menggandeng si bontot, bahkan terkadang sambil menggendong pula..! Sering kudengar petugas berteriak “ mbak-mbak..! jangan dekat-dekat, stop di sini saja..” sambil tetep bergandengan tangan dengan sesama petugas untuk membuat batas pengamanan.
Tak disangka dan tak dinyana, selesai panen, saat Pak Jokowikembali menuju tempat kerumunan warga jalan yang dilalui adalah tepat di depan saya berdiri. Langsung kugunakan kesempatan itu untuk meminta tanda tangan Pak Presiden sekaligus menjepret. Sengaja sayamenyiapkan buku dari rumah. Saking girangnya, saya sampai lupa akan niatan saya untuk ‘wadul ‘ tentang harga beras yang melangit. Dasar wong cilik, wong ndeso pula.. bertemu Presiden, rasanya sesuatu banget..!
[caption id="attachment_401504" align="aligncenter" width="392" caption="Tanda tangan Presiden dalam buku yang ditulis DR. Yansen TP., MSi (sumber : dokpri)"]