Menjadi wanita pekerja ( wanita karir) bagi sebagian orang, bisa jadi merupakan suatu kebanggaan. Bagaimana tidak, selain nafkah dari suami sang istri masih mendapatkan tambahan uang dari hasil keringatnya sendiri, dari gaji yang diterima setiap bulan. Dengan uang tersebut wanita pekerja bisa memiliki otonomi dalam penggunaan uang tersebut. Laki-laki sebagai suami bahkan mungkin tidak bisa menuntut pertanggungjawaban mengenai pemanfaatan uang gaji wanita pekerja. Mau dipakai untuk ke salon, shopping, traktir teman, arisan kendaraan, ataupun travelling , seolah tidak ada larangan dari suami. Karena yang wajib mencari nafkah adalah suami he.. he...Akan tetapi saya yakin, semua Kompasianer yang berstatus sebagai wanita pekerja tidak akan menghambur-hamburkan uang gajinya hanya untuk kepentingan dan kepuasan pribadi. Pastilah..., ikut bantu suami demi tetap berjalannya roda perekonomian keluarga, iya khan..?
Bagi orang lain (wanita) yang kebetulan tidak berkerja akan memandang bahwa kehidupan wanita pekerja jauh lebih enak, lebih mapan dan lebih sejahtera. Ternyata, hanya sawang-sinanawang (bhs. Jawa : saling memandang, menilai, seolah rumput tetangga lebih hijau). Pada kenyataannya, banyak wanita pekerja sering menderita stress, apalagi jika edisi "tidak punya pembantu" he he..biasanya edisi ini terbit setelah lebaran. Saat yang mudik sudah kembali bersama arus balik, eh...justru wanita pekerjalah yang jadi pembantu di rumah sendiri, karena pembantu tidak balik lagi ke rumah. Bisa dibayangkan betapa berat beban wanita pekerja jika tidak punya pembantu. Pulang dari kantor sudah sore, baju kotor sudah menumpuk, baju yang belum disetrika sudah antri, lantai kotor, rumah berantakan, belum lagi anak-anak rewel minta ini-itu. Dan pagi berikutnya, harus sudah bangun pagi, buat sarapan sambil lari-lari karena sudah dikejar waktu untuk finger print. Karena jika telat, berbagai konsekuensi sudah menunggu.
Wanita pekerja biasanya sering merasakan keluhan pusing, kadang-kadang terasa nafasnya menjadi pendek-pendek, atau bahkan nyeri dada kadang-kadang muncul. Dan biasanya juga, hal itu diabaikan begitu saja. Dianggap hal wajar karena terlalu kecapekan, atau mungkin kurang tidur karena habis lembur untuk kejar tayang laporan. Akan tetapi, setelah anda membaca tulisan ini tolong jangan diabaikan 3 (tiga) keluhan tersebut. Tanda-tanda tersebut ternyata merupakan gejala awal terjadinya kelainan, atau bahkan kebocoran pada katub jantung. Dalam istilah medis biasa disebut dengan Mitral Valve Prolapse (MVP).
Katup mitral adalah semacam klep yang menyekat antara ruang atas kiri jantung (atrium kiri) dengan ruang/bilik bawah kiri jantung (ventrikel kiri). Pada saat jantung berkontraksi, secara normal katup ini akan menutup sempurna dan mencegah darah kembali ke atrium kiri. MPV terjadi karena katup mitral tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa dikatakankatub ini " memble", sehingga terdorong masuk (prolapse) ke atrium dan tidak bisa menutup secara sempurna. Menurut AHA (American Heart Association) MVP terjadi 2-3 persen dari populasi yang ada. Pada umumnya menyerang pada kaum wanita, meskipun ada juga pria yang menderita MVP. Keluhan muncul pada usia awal dewasa sampai dewasa tua ( antara 20 tahun- 40 tahun). Pada kebanyakan kasus, MVP tidak membahayakan nyawa seseorang. Akan tetapi bagaimanapun juga tetap membutuhkan perawatan. Kalau dibiarkan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan darah bocor kembali ke atrium kiri (Mitral Valve Regurgitation). Untuk lebih gamblang mengenai perbedaan katup yang normal, prolapse atau yang bocor Anda bisa mengunjungi
http://watchlearnlive.heart.org/CVML_Player.php?moduleSelect=prolap
Gejala
Gejala-gejalanya cenderung tidak terasa, bertahap, antara lain adalah:
- Pusing
- Denyut jantung yang iregular/tidak teratur
- Kelelahan
- Nyeri dada, kadang-kadang nyeri sampai tembus punggung
- Denyut jantung cepat
- Sesak napas
- Palpitasi ( berdebar-debar)
- Kecemasan
Penyebab dan faktor resiko
Belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada anggapan bahwa MVP adalah diturunkan (herediter). Adapun faktor resiko yang memicu munculnya kebocoran katup jantung adalah :
- Stres
- Merokok
- Dehidrasi
- Melewatkan waktu makan
- Kecapekan
- Makanan manis
Mendeteksi MVP
Kelainan katup jantung ini tidak bisa terdeteksi dengan menggunakan rekaman jantung atau ECG (Electrocardiography) , hasil ECG biasanya hanya menunjukkan adanya perubahan irama jantung. Untuk mengetahui kepastian MVP diperlukan pemeriksaan Echocardiogram atau USG jantung. Apakah pemeriksaan ini mahal ? jangan khawatir..., bagi peserta BPJS semuanya gratis..!
Yang harus dilakukan
Jika anda merasakan tiga tanda/keluhan yang sering muncul, yaitu pusing, nyeri dada dan nafas pendek maka segera periksa ke dokter. Jangan sepelekan...! khususnya bagi wanita yang mempunyai stressor hidup lebih banyak.
Jika anda sudah terdiagnosa MVP, maka kembalilah pada pola hidup sehat. Hindari makanan/minuman yang menyebabkan denyut jantung meningkat. Seperti kopi, teh, coklat, minuman beralkohol. Segera berhenti merokok dan mulailah hidup teratur. Jangan sampai telat makan, dehidrasi atau kerja melebihi kemampuan tubuh. Jika pekerjaan padat, aturlah waktu/ jadwal jangan sampai tubuh tidak istirahat sama sekali dalam 24 jam.
Jika memang anda ternyata merupakan salah satu wanita yang baru saja terdeteksi MVP, jangan panik...! semakin anda panik, semakin anda stress. Semakin anda stres semakin berdebar-debar jantung anda, maka akan semakin terasa nyeri dada dan sesak nafas.
Jalan yang terbaik adalah yakin dan percayalah bahwa tidak hanya anda saja yang mengalaminya, banyak wanita di tempat lain dan belahan bumi lain yang senasib dengan anda. Ini bukan akhir segala-galanya..., dengan ikhtiar dan berdo'a Insya Allah bisa disembuhkan, amiin...
Seandainya anda punya masalah yang membuat anda lebih tertekan, ungkapkan dan ceritakan kepada orang yang bisa anda percaya. Seandainya malu mengungkapkan, anda bisa ungkapkan dengan menulis di kertas kemudian anda bakar, jika khawatir terbaca orang lain.
Jika anda ingin berolahraga, konsultasikan dengan dokter spesialis jantung anda, olahraga apa yang tepat dengan kapasitas kerja jantung dan sesuai dengan tingkat kelainan katup jantung.
Demikian ajakan saya sebagai kaum wanita, agar lebih waspada dan menyayangi tubuh khususnya jantung.
Mohon koreksi dari Kompasianer yang lebih ahli dalam bidang kesehatan, terimakasih...
Salam sehat,
Sumber
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/mvp/signs.html
http://watchlearnlive.heart.org/CVML_Player.php?moduleSelect=prolap