Mohon tunggu...
Yuni Astuti
Yuni Astuti Mohon Tunggu... Perawat - Perawat, sedang belajar merawat hati anak dan keluarga

sedang belajar menulis, ibu dari 4 orang anak, perawat, yun.astuti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kompasianer Bisa Jadi Reporter?

15 November 2014   06:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:46 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya apa yang beda antara wartawan dengan reporter..?  Pastinya ada yang beda. Dari huruf-hurufnya saja sudah jelas nampak berbeda. Apalagi makna dan jenis pekerjaannya. Atau mungkin ada kesamaan di antara keduanya..?

Saya akui, saya bukanlah seorang yang mempunyai ilmu atau pernah mengenyam pendidikan yang berbau-bau tentang dunia warta-mewarta ataupun report-mereport.  Tetapi kalau boleh menyampaikan, saya mencoba untuk menyampaikan tentang sedikit yang saya ketahui tentang hal tersebut.

Kalau dilihat dari asal kata, wartawan adalah seseorang yang tugasnya mencari warta atau berita. Sedangkan reporter adalah seseorang yang tugasnya menyampaikan report (laporan). Laporan yang disampaikan bisa juga disebut sebagai berita atau warta. Jadi bisa dikatakan bahwa reporter pastilah seorang wartawan juga.

Adapun tugas seorang  reporter adalah melaporkan fakta dan data yang diperoleh melalui wawancara, pengamatan atau observasi dan bahkan bisa juga melalui sebuah penelitian atau riset. Untuk bisa melaporkan sebuah fakta atau data maka perlu diketahui beberapa unsur penting yang harus ada dalam setiap berita yang ingin dilaporkan. Unsur penting tersebut meliputi 5 W ( What, Why, Who, When, Where) dan 1 H (How).

Misalnya kita akan meliput sebuah kebakaran dan melaporkannya, maka kita perlu mengetahui kebakaran tersebut berdasar 5 unsur penting tersebut. Misalnya, apa penyebabnya, mengapa bisa terjadi kebakaran, siapa saja yang menjadi korban, kapan terjadinya dan dimana. Akan lebih lengkap jika dijelaskan bagaimana situasinya, bagaimana keadaan sekitar lokasi kebakaran dan lain sebagainya.

Kompasianer berarti bisa menjadi reporter..? Ya jelas bisa lah...! Bukankah setiap menulis, para Kompasianer pasti dan selalu melaporkan sesuatu..? Sudah jelas khan, dari  awal  tulisan di atas menyebutkan bahwa orang yang pekerjaannya melaporkan adalah reporter. Hanya saja cara melaporkannya yang berbeda. Kalau reporter yang  di TV kebanyakan melaporkannya melalui kata-kata langsung dan medianya bisa disaksikan jutaan manusia yaitu melalui  layar kaca. Dan mungkin cepat terkenal he..he..

Sementara Kompasianer adalah reporter yang melaporkan berita, fakta ataupun data hanya melalui tulisan. Yang  mengetahui berita yang dilaporkan hanyalah orang-orang yang kebetulan sedang membaca Kompasiana saja. Dan gak mungkin  cepet terkenal, apalagi jika jarang nulis. Lha wong yang rajin nulis saja belum tentu terkenal kok..! Kayak saya ini, sudah jarang nulis...kalaupun nulis, paling banter masuk dalam daftar highlight...Itupun sudah dengan usaha yang paling maksimal.  Gak papalah, namanya juga sedang belajar

Kalau pengin agak cepet terkenal, mungkin bisa disiasati dengan memasang fotonya yang agak gedhe he..he..Tetapi bukan jaminan juga. Fotonya gedhe, tetapi gak pernah nulis ya...sama juga bohong.

Mendingan gak usah pasang foto, tapi pasang tarip..eh, salah...! maksudnya pasang tulisan banyak dan bermutu. Banyak kok Kompasianer yang gak pasang foto tapi terkenal. Dan biasanya  yang sudah tercontreng warna biru, pasti terkenal karena sudah teruji kepiawaiannya dalam menulis.

Kembali ke reporter,  kira-kira apa ya syarat untuk bisa menjadi reporter..? Nah, bagi Kompasianer yang mungkin berminat menjadi reporter, ini beberpa syarat yang musti dipenuhi :

* Suka menulis dan suka membaca

* Bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar

* Bisa menggunakan bahasa asing dan komunikatif

* Tepat waktu, disiplin

* Suka bertanya, selalu ingin tahu

* sarjana ( untuk perusahaan  media tertentu)

* Lulus test TOEFL ( minimal skor 450 atau tergantung permintaan perusahaan)

* Lulus tes seleksi dari perusahaan

Bagaimana...? semua kriteria sudah ada pada Anda..? Berarti tinggal menunggu waktu saja, jika ada kesempatan mengikuti tes seleksi segera saja daftarkan diri Anda. Apalagi Kompasianer sudah memiliki ilmu tentang membuat berita, meski  sebagian tidak melalui pendidikan formal.

Bagi yang merasa tidak terlalu ganteng atau tidak terlalu cantik, seperti saya, gak perlu takut mendaftar...! Toh cantik dan ganteng tidak masuk dalam persyaratan, jadi amanlah...mungkin yang penting pinter. Pinter mencari berita, pinter mengolah kata dan pinter membawakan berita kepada pemirsa, mungkiin lho...

[caption id="attachment_375475" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama news anchor cantik, Rieke Caroline ( Foto : Yuni )"][/caption]

Tentang persyaratan tersebut, saya mengetahui ketika saya mengantar anak saya mengikuti kegiatan pelatihan reporter cilik (Repcil) yang diselenggarakan oleh salah satu media cetak dan elektronik. Waktu itu, setahun yang lalu, diadakan di 5 Kota yaitu Lampung, Semarang, Surabaya, Jakarta dan Yogyakarta. sementara anak saya memilih di kota Yogyakarta. Pelatihan diadakan selama 3 hari.

Hari pertama adalah penyampaian materi tentang hal yang terkait dengan dunia  jurnalistik. Materi tersebut disampaikan oleh Rieke Caroline, salah satu News Anchor yang cantik dari Metro TV. Sebenarnya orang tua ataupun guru tidak diperkenankan ikut masuk di dalam ruangan, takutnya si anak sebagai peserta menjadi tidak mandiri dan pengin selalu dekat-dekat dengan orangtuanya. Sehingga tidak fokus mengikuti kegiatan.

[caption id="attachment_375479" align="aligncenter" width="300" caption="Lumayan, bisa nampang bareng reporter dan kameramen (Foto : Yuni )"]

1415980976706935336
1415980976706935336
[/caption]

Akan tetapi, karena saya penasaran dan pengin tahu tentang dunia  reporter dan sebangsanya, maka saya nekat ikut masuk. Tetapi tahu dirilah..., duduknya pilih yang puol paling belakang. Dan akhirnya, sukseslah saya 'mencuri' sedikit  ilmunya. Dan saya coba buat reportnya, barangkali bisa bermanfaat. Eh, tetapi berbagi dari hasil 'curian', boleh gak ya...? Semoga yang Di Atas mengampuniku...

[caption id="attachment_375486" align="aligncenter" width="300" caption="Reporter cantik sedang menyampaikan liputannya (Foto: Yuni)"]

1415981478926272481
1415981478926272481
[/caption]

Walaupun saya gak mungkin menjadi reporter TV, karena jarang sekali ada reporter yang berwajah tuaseperti saya, setidaknya sayabisaberharap dan berdo'a, untuk meminta kepada Sang Kuasa bisa mengabulkan cita-cita anak saya, dan para Kompasianer yang mungkin memiliki cita-cita yang sama dengan anak saya, amiin.

Pemirsa,  demikian liputan malam kali ini...dari Blora, Yuni Astuti melaporkan... ( pura-puranya...:) )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun