I
seok kaki mengekor ingin yang tunggang langgang
meretas langit berkabut mimpi
kecepatan setan memukau angin
kilat mengerjap
kerling mentari sedetik pagi
berputar
melingkar
cembung
cekung
terbalik
tumpah...
gelap
senyap
pengab
oksigen tak terbeli
sedak....
uff...
dunia berakhir
titik.
II
irama beritme
menyapa labirin
langit-langit putih
membuka mimpi
nyata...
berasa...
beraroma...
oh...
rumahsakit
senyum manis dimana-mana...
"Ternyata aku masih hidup..."
Medan 19/03/2012
Puisi ini kutulis pasca aku mengalami gangguan keseimbangan yang mengakibatkan aku tidak sadarkan diri akibat pusing tujuh keliling yang tiba-tiba menyerangku saat di perjalanan menuju tempat kerja. Ini kualami beberapa bulan yang lalu, diagnosa dokter menyimpulkan aku terkena vertigo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H