Mohon tunggu...
Amienk SiBoulanx
Amienk SiBoulanx Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berusaha jadi Orang Jujur walau kadang amat sulit....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Televisi dan Media Cetak Sebagai Alat Propaganda

3 Januari 2012   12:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:23 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa menit yang lalu saya menulis di halaman yang sama di media ini,kenapa saya memilih judul tersebut??alasan saya sederhana tapi cukup panjang untuk dijabarkan tapi saya berusaha untuk menyederhanakan jawaban tersebut.

Televisi di indonesia terutama yang gratisan alias tanpa harus membayar(hanya bayar listrik saja)untuk bisa menonton setiap acara di stasiun tv tersebut ada 10 stasiun tv nasional plus tv2 lokal yang ada di beberapa daerah,dan kita semua sudah tau siapa pemilik masing2 tv tersebut,,GLOBAL,MNC,danRCTI satu boss yaitu HARY TANUSUDIBYO,sementara TRANS dan TRANS 7 milik CHAIRUL TANJUNG,METRO TV milik SURYA PALOH,SCTV dan INDOSIAR pemilik(kurang tau)yang puya info silahkan di share,sedangkan ANTV dan TVONE milik ABURIZAL BAKRIE..

Apa hubunganya dengan propaganda sesui dengan judul,,kita semua tau bahwa media yang tersebut diatas adalah televisi yang bisa dinikmati secara gratis oleh masyarakat indonesia sampai detik ini,masih jauh dari yang namanya NETRAL dalam menyikapi setiap masalah yang ada dan terkesan PROVOKATIF,

Dan yang baru tapi sebenarnya bukan berita baru,yaitu berita tentang sepak bola nasional terutama PSSInya,bagaimana sebuah media televisi yang pro terhadap salah satu kubu yang sedang bertikai begitu getolnya memPROPAGANDA masyarakat indonesia dengan berita yang slalu menampilkan sisi negatif dari kubu lawan dan itu terbukti ampuh bagaimana masyarakt begitu emosional dalam berkomentar,begitu pedas dan terkesan menghujat kubu lawan,,

Masyarakat indonesia yang terbiasa dengan GRATISAN dan blum begitu MELEK teknologi,sangat mudah terprovokasi dengan berita yang ada dan sayangnya berita tersebut belum tentu benar dan disayangkanya lagi ga ada media televisi lain yang bisa menjadi penyeimbang untuk membantah semua tuduhan yang ada selama ini,bagi sebagian masyarakat yang sudah terbiasa dengan teknologi mungkin akan mencari referensi dari sumber lain (misal media ONLINE)untuk mengecek benar tidaknya berita tersebut,sebelum dia berkomentar terhadap sebuah berita...

Dan sayangnya dari kubu PSSI sendiri terkesan membiarkan semua itu tanpa tindakan yang berarti untuk membantah setiap tuduhan yang dituduhkan kubu lawan,,padahal jika PSSI mau mereka bisa menyerang balik kubu lawan untuk bisa membantah semua tuduhan,

Lalu media cetak juga 11 12 dengan media telvisi,karena hampir semua media cetak besar di indonesia pemiliknya juga masih orang itu2 juga..

hanya media online yang saat ini masih bisa dikatakan netral wlo tidak semuanya,kita masih bisa berharap semoga PSSI segera sadar bahwa mereka diserang dari segala penjuru,(ibaratnya 8 penjuru mata angin)dan terbukti bahwa alat PROPAGANDA paling AMPUH adalah TELEVISI DAN MEDIA CETAK ,

kita tunggu saja apa yang akan pssi lakukan untuk bisa melawan semua serangan tersebut...

salam FAIR PLAY untuk sepak bola nasional,,jauhkan politik dari sepak bola,politik bukan di sepak bola,sepak bola bukan untuk politik..salam propaganda lewat mba LUNA MAYA eh salah DUNIA MAYA,,susanto susanti bagito eh salah syahrini....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun