Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Serunya Main Petasan Tatkala Lebaran

9 April 2024   02:05 Diperbarui: 9 April 2024   02:07 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendati seru, kita harus membatasi anak-anak bermain petasan. Secukupnya saja. Sumber: Pixabay/Trevor205.

Sejak pertama kali ditemukan, makna petasan memang demikian. Berasal dari bangsa Tiongkok pada abad ke-9, petasan lazim digunakan untuk berbagai acara, seperti pernikahan, upacara kematian, dan perayaan keagamaan.

Abad ke-15, orang China mengarungi samudera untuk berdagang ke Nusantara. Lambat laun, budaya bermain petasan itu terasimilasi hingga sekarang. Sebagai simbol kegembiraan atau ekspresi kebahagiaan kultural.

Petasan umum digunakan untuk mengekspresikan rasa senang. Sumber: Pixabay/lsc2jesus.
Petasan umum digunakan untuk mengekspresikan rasa senang. Sumber: Pixabay/lsc2jesus.

Ketiga, mempererat hubungan keluarga. Bermain petasan bersama keponakan akan membuat relasi terjalin semakin erat. Saya ingat, waktu kecil, Bapak saya dulu membelikan saya petasan.

Perasaan saya girang bukan kepalang. Meskipun kala itu saya tidak diperbolehkan memegang petasan, tetapi melihat petasan meledak saja sudah bikin hati gembira. Dan tentu saja, itu membangun kedekatan saya dengan Bapak.

Kendati punya beberapa manfaat, saya tidak bosan-bosan mengingatkan pembaca. Petasan hanya boleh dimainkan dengan bersikap ekstra hati-hati. Jangan gegabah, jangan pula kebablasan.

Saat bermain dengan anak kecil juga diperlukan pengawasan ekstra ketat. Beri edukasi secukupnya sehingga petasan tidak sampai membuat Si Kecil ketagihan. Hanya aktivitas mengisi waktu luang saja, sama seperti permainan yang lainnya.

Kalau sudah begitu, barulah boleh bermain petasan. Setuju, ibu-ibu? [Adhi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun