Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kiat Jempolan Rapikan Rumah Jelang Lebaran

6 April 2024   21:22 Diperbarui: 6 April 2024   21:23 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umat muslim mempercayai kesucian adalah setengah dari iman. Sumber: Pixabay/Couleur.

Beberapa hari lalu saya mengobrol dengan seorang kolega di kantor. Katanya, rumah adalah cerminan penghuninya. Jika rumah terkesan gelap dan pengap, maka penghuninya cenderung emosional atau menutup diri.

Sebaliknya, jika suasana rumah terasa terang dan penuh kehangatan, karakter orang yang tinggal di dalamnya biasanya ceria dan terbuka. Begitu keyakinan sejawat saya yang lahir dan besar di Pulau Dewata.

Dalam hati, saya berpikir. Anggapan rekan saya itu banyak benarnya juga. Sebab kondisi rumah sangat bergantung pada aktivitas penghuninya. Jikalau diposisikan hanya sebagai tempat singgah tanpa perawatan optimal, niscaya rumah cepat rusak.

Debu dan sampah bertebaran. Daun-daun kering berhamburan. Genteng bocor dibiarkan. Kalau sudah begitu, alamat jadi sarang nyamuk, kecoak, dan laba-laba. Aih, amit-amit jabang bayi!

Lain halnya manakala kita memperlakukan rumah sebagai tempat tinggal. Kita selalu mengisi aktivitas di rumah dengan segala kebaikan. Tatkala kotor sedikit perasaan langsung tidak enakan. Lekas-lekas ambil sapu dan kain pel untuk dibersihkan.

Apalagi menjelang Lebaran. Rumah yang kita tempati bakal dikunjungi banyak orang. Mulai dari sanak keluarga hingga kumpulan para tetangga. Malu, dong, kalau kondisi rumah berantakan bak kapal pecah diterpa badai lautan.

Berkaitan dengan kebersihan, umat muslim sering mendengar adagium kebersihan adalah sebagian dari iman. Pendapat ini tepat sebab Islam memang mengajarkan umatnya agar mencintai kebersihan.

Bahkan kebersihan merupakan bagian dari ibadah itu sendiri. Ketika hendak menunaikan salat, kita diwajibkan untuk berwudu terlebih dahulu. Mensucikan diri agar bersih dari najis sebelum memanjatkan doa kepada Sang Pencipta.

Umat muslim mempercayai kesucian adalah setengah dari iman. Sumber: Pixabay/Couleur.
Umat muslim mempercayai kesucian adalah setengah dari iman. Sumber: Pixabay/Couleur.

Saking pentingnya kebersihan sampai-sampai Nabi Muhammad SAW mengatakan “Kesucian itu adalah setengah dari iman.” Kita bisa menemui kalimat itu dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim.

Mumpung sudah masuk masa libur Lebaran, inilah saat yang tepat bagi kita untuk merapikan dan membersihkan rumah. Hitung-hitung mencari amal ibadah di hari-hari terakhir bulan Ramadan.

Pertanyaannya, harus mulai dari mana?

Well, tidak sedikit orang yang bingung atau kelabakan ketika ingin merapikan rumah. Tidak jarang pula orang yang sudah membersihkan rumah tetapi masih merasa sumpek dan ada yang kurang.

Untuk menjawab kebuntuan tadi, lahirlah artikel ringan ini. Lewat coretan digital ini, saya coba membagikan resep merapikan rumah secara menyeluruh. Mudah-mudahan berguna buat kamu yang sedang dirundung bimbang.

Langsung saja, mari kita kuliti satu per satu.

Atur Anggaran

Apa hubungannya antara merapikan rumah dengan mengatur anggaran? Banyak! Merapikan rumah itu ada biayanya, Kawan! Jangan asal-asalan.

Hal pertama yang perlu kamu perhatikan adalah ihwal keuangan. Sebab percayalah, bujet merapikan rumah itu bisa jadi tak terbatas. Kalau tidak cermat dan teliti, alamat bisa boncos dan gagal bagi-bagi THR untuk handai taulan.

Atur bujet sebelum merapikan rumah. Sumber: Pixabay/stevepb.
Atur bujet sebelum merapikan rumah. Sumber: Pixabay/stevepb.

Untuk itu, aturlah dana perawatan rumah secara proporsional. Sebuah artikel berjudul “How Much Money You Should Save for Home Maintenance” yang ditulis Beauchamp & Downer (2024) bisa jadi rujukan.

Katanya, kita perlu menyisihkan dana perawatan sebesar 1 hingga 2 persen dari harga rumah. Misalnya saja, rumahmu seharga Rp500 juta. Maka biaya perawatan rumah yang perlu kamu anggarkan dalam setahun adalah sekitar Rp5 juta hingga Rp10 juta.

Dana ini yang akan kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan perawatan. Mulai dari memperbaiki atap yang bocor, menebang pohon yang sudah mengganggu, hingga sedot tinja manakala waktunya sudah tiba.

Supaya tidak kaget-kagetan, sisihkan pendapatan bulananmu untuk biaya perawatan rumah. Dengan begitu, kamu selalu punya dana di tabungan untuk dikeluarkan ketika rumahmu membutuhkan perawatan. Termasuk menjelang Lebaran.

Tepikan Barang Usang

Trik selanjutnya dalam merapikan rumah adalah teliti dan jujur kepada diri sendiri. Teliti dalam memilah barang atau perabot yang tidak lagi dibutuhkan. Dan jujur apakah barang atau perabot tadi masih diperlukan.

Saat menemui barang-barang lama, seringkali kita terbawa perasaan. Gara-gara menyimpan banyak memori, kita cenderung menyimpannya di dalam lemari atau gudang. Lama-kelamaan jadi menumpuk dan mengidap jamuran.

Percayalah, rumah akan terasa lebih sumpek jika terlalu banyak barang. Oleh sebab itu kita perlu menepikan. Tidak mudah memang, tetapi itulah trik jitu agar rumah terasa lebih segar dan menenangkan.

Pakaian bekas perlu ditepikan supaya rumah terasa lebih lega. Sumber: Pixabay/jarmoluk.
Pakaian bekas perlu ditepikan supaya rumah terasa lebih lega. Sumber: Pixabay/jarmoluk.

Bagilah barang-barang lama yang sudah tidak dibutuhkan dalam dua barisan. Barisan pertama terdiri dari barang yang sudah rusak atau kedaluwarsa. Barisan kedua berisi barang yang masih layak digunakan.

Untuk barisan pertama, pilihannya ada dua. Dibuang dan didaur ulang. Kalau memang memungkinkan, ambillah pilihan kedua. Karena mendaur ulang berguna untuk melestarikan bumi kita.

Apalagi kalau hasil daur ulangnya bisa kita gunakan kembali. Itu tandanya kita sudah menerapkan prinsip ekonomi sirkular dari rumah sendiri. Misalnya saja botol berbahan plastik, yang bisa didaur ulang menjadi aksesoris, celengan, dan vas bunga.

Nah, untuk barisan kedua, saya menyarankan agar disedekahkan saja. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Selain membuat rumah terasa lebih lega, kamu juga bisa sekalian mendulang pahala.

Misalnya saja baju yang masih layak pakai tapi sudah kekecilan. Pakaian ini bisa kamu donasikan ke panti asuhan atau kolega yang membutuhkan. Prinsip beli satu baju baru, sumbangkan satu baju lama sejatinya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.

Sinar Matahari

Sudah banyak penelitian yang menyimpulkan rumah dengan intensitas cahaya matahari yang cukup akan lebih baik dibanding sebaliknya. Sinar matahari juga membuat suasana rumah jadi lebih terang dan lebih sehat.

Oleh sebab itu, kamu perlu membersihkan jendela dan kisi-kisi rumah agar sinar matahari bisa masuk dengan optimal. Biasanya, cahaya matahari akan terhalangi dengan jendela yang buram atau kisi-kisi yang tertutup sarang laba-laba.

Buka juga seluruh jendela supaya sirkulasi udara bisa mengalir dengan optimal. Apalagi kalau rumahmu seperti Istana Negara yang mengadakan open house pada Lebaran tahun ini. Supaya tidak sumpek saat menampung banyak tamu.

Jendela perlu dibersihkan agar cahaya matahari dapat masuk secara optimal. Sumber: Pixabay/JillWellington.
Jendela perlu dibersihkan agar cahaya matahari dapat masuk secara optimal. Sumber: Pixabay/JillWellington.

Di samping itu, pemilihan warna cat rumah juga mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk. Rumah dengan warna yang cerah akan memantulkan cahaya matahari secara lebih optimal.

Pilihlah cat rumah yang cerah. Paling standard, ya, warna putih yang banyak diminati oleh keluarga Indonesia. Tapi ingat pasal satu lagi, ya. Jika ingin mengecat ulang rumah, perhatikan dulu anggarannya.

Jangan sampai besar pasak daripada tiang sehingga bisa berujung ke perilaku gali lubang tutup lubang. Tatkala belum cukup dana, ya, menabung dulu dari sekarang. Siapa tahu rezekinya Lebaran tahun depan.

Percantik dengan Dekorasi

Estetika adalah salah satu hal yang sangat penting dalam menghidupkan suasana. Begitu juga dengan rumah. Dekorasi yang pas dan tidak berlebihan akan membuat rumah kita lebih sedap dipandang.

Satu hal yang perlu diperhatikan ketika ingin menambahkan dekorasi adalah pekarangan rumah. Sebab halaman depan rumah paling banyak menyorot perhatian pemirsa.

Pekarangan yang cantik dan tertata akan membuatmu lebih betah di rumah. Dengan halaman depan yang indah, saat hendak masuk rumah seakan-akan rumahmu menyambutmu dan berkata, “Selamat datang.”

Selain itu, keanggunan ruang tamu juga perlu mendapat perhatian. Sebab ruangan itu akan menampung banyak orang saat Lebaran. Percantik dengan menambahkan, misalnya, vas bunga, pengharum ruangan, atau motif bantal kursi yang menarik.

Percantik ruang tamu dengan dekorasi menarik. Sumber: Pixabay/Skitterphoto.
Percantik ruang tamu dengan dekorasi menarik. Sumber: Pixabay/Skitterphoto.

Kalau sudah begitu, dijamin anggota keluarga yang bersilaturahmi saat Lebaran akan semakin betah. Lagipula, dalam Islam menghargai tamu yang datang ke rumah juga tergolong perbuatan amal saleh.

Tapi ingat kembali pasal satu. Beli dekorasi rumah juga perlu biaya. Karena itu, jangan sampai bikin kantong kebobolan. Secukupnya saja. Kalau kita pandai memilah, masih banyak produk dekorasi rumah yang ramah di kantong.

Manfaatkan juga momentum Ramadan untuk mencari diskon spesial. Siapa tahu harganya jadi lebih murah ketimbang hari-hari biasa. Cara seperti ini akan menghemat bujet kita dalam merapikan rumah jelang Lebaran.

***

Itulah secuil pemikiran saya tentang merapikan rumah jelang Lebaran. Lantaran keterbatasan ruang, saya cukupkan sampai di sini.

Mudah-mudahan admin Kompasiana mengategorikan tulisan ini minimal sebagai “Artikel Pilihan”. Syukur-syukur kalau sampai diganjar “Artikel Utama”. Supaya kamu lebih gampang mencari anggitan ini manakala dibutuhkan.

Saya, Adhi Nugroho, pamit undur diri. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Kalau ada saran, tuliskan di kolom komentar, ya! [Adhi]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun