Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hadapi dengan Guyonan, Ini Cara Jawab Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

5 April 2024   23:38 Diperbarui: 6 April 2024   00:02 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkumpul dengan handai taulan saat merayakan Hari Kemenangan selalu dinanti setiap insan. Hanya saja, momen bertemu dengan keluarga besar ini terkadang membuat hati kita dirundung rasa deg-degan.

Mengapa?

Ya, apalagi kalau bukan mesti berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan menggelikan. Apalagi jika pertanyaan itu dilontarkan oleh kerabat jauh yang tidak benar-benar tahu akan tindak-tandukmu selama setahun terakhir.

Sebenarnya, bisa jadi pertanyaan-pertanyaan itu adalah tanda kepedulian sanak keluarga terhadap dirimu. Cuma, ya, cara menyampaikan pertanyaan itu kadang-kadang di luar nurul, eh, nalar. Bahkan sering menjurus ke hal-hal sensitif.

Hati kecilmu berkata tidak ingin menjawab. Akan tetapi, logikamu terasa sungkan bila tidak menggubris. Apalagi jikalau pertanyaan itu muncul dari orang yang dituakan macam tante, paman, atau kakekmu. Sudah pasti tidak bisa menghindar!

Untuk ihwal semacam ini, saya punya saran jempolan. Dibawa santai saja alias tidak usah terlalu dipikirkan. Karena tidak jarang yang bertanya sebenarnya tidak benar-benar ingin tahu jawabannya melainkan sekadar guyon mencari topik obrolan.

Generasi Z mungkin berpendapat, budaya melontarkan pertanyaan sensitif itu tidak bisa dibenarkan. Katanya, bisa merusak kesehatan mental. Kalau mentalnya sudah kena, sembuhnya susah. Perlu healing ke Bali minimal sepekan.

Hanya saja, interaksi antargenerasi merupakan sebuah keniscayaan yang lahir dari acara kumpul-kumpul bersama keluarga besar. Oleh sebab itu, pertanyaan-pertanyaan konyol akan bermunculan dan sangat sulit dihindari.

Jadi, yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan seapik-apiknya. Jangan sampai pertanyaan langganan Lebaran menjadikan hubungan kita dengan keluarga besar renggang. Haram hukumnya.

Siapkan diri dengan baik dari pertanyaan sensitif saat Lebaran. Sumber: Pixabay/azmeyart-design.
Siapkan diri dengan baik dari pertanyaan sensitif saat Lebaran. Sumber: Pixabay/azmeyart-design.

Nah, salah satu kiat mempersiapkan diri dengan baik adalah dengan cara menyiapkan jawabannya. Supaya kalau pada akhirnya benar-benar ditanya, kamu bisa menjawab dengan elegan.

Kalau bisa, siapkan jawaban yang paling lucu. Supaya yang bertanya tahu diri. Agar yang bertanya tahu bahwa pertanyaan-pertanyaan itu tidak perlu ditanyakan atau kita sebenarnya memang sedang tidak ingin menjawab.

Di samping itu, menjawab dengan guyonan ala almarhum Gus Dur bisa menyegarkan dan mencairkan suasana. Sehingga Lebaranmu bakal semakin berwarna dan mempererat silaturahmi di antara anggota keluarga.

Oleh sebab itu, jadikan artikel receh ini sebagai kamus digital. Lewat anggitan ini, saya akan ungkap lima pertanyaan yang sering ditanyakan saat Lebaran dan cara menjawabnya dengan sedikit guyonan.

Tanpa berpanjang lebar, ayo kita ulas satu per satu.

Kapan Menikah?

Pertanyaan ini rentan dihadapi oleh para jomlowan atau jomlowati yang berusia 25 hingga 35 tahun. Derajat sensitivitasnya terbilang sangat tinggi. Apalagi untuk mereka yang sudah berpacaran bertahun-tahun tapi tiba-tiba ditinggal putus. Jleb!

Paling sebel saat Lebaran ditanya kapan menikah. Sumber: westsussex.gov.uk.
Paling sebel saat Lebaran ditanya kapan menikah. Sumber: westsussex.gov.uk.

Tenang. Tidak perlu khawatir. Saya punya beberapa jawabannya.

“Gak tahu, nih. Cariin jodohku, dong!”

Atau kamu juga bisa menjawab seperti ini.

“Ada, deh! Emangnya Tante mau biayain?”

Yang doyan ngebanyol dan punya selera humor tinggi boleh juga menjawab dengan jawaban yang sedikit nyeleneh. Contohnya seperti ini.

“Ini hari Lebaran. KUA tutup kali!”

Atau seperti ini.

“Belum kepikiran nikah. Bangun pagi aja masih susah, apalagi bangun rumah tangga.”

Kok, Gendutan?

Kaum hawa pasti sebel mendengar pertanyaan ini. Apalagi saat Lebaran. Habis puasa sebulan penuh di bulan Ramadan, eh, malah dibilang gendutan.

Kalaulah yang bertanya bukan keluarga, ini, sih, namanya sudah body shamming. Minimal bikin hati tersinggung dan jiwa naik pitam dikit, lah.

Tiada yang lebih menyakitkan daripada mendapat pertanyaan
Tiada yang lebih menyakitkan daripada mendapat pertanyaan "Kok, gendutan?" saat Lebaran. Sumber: artistryclinic.co.uk.

Sabar. Tarik napas, tahan amarah. Bukankah puasa sebulan penuh telah memperkuat mental kita dari rasa dengki dan sangkak hati? Lebih baik, jawablah dengan kalimat-kalimat berikut.

“Bagus, dong! Itu tandanya saya bahagia!”

Para lelaki, terutama yang sudah menikah atau berpacaran, jawablah pertanyaan tadi dengan pernyataan pamungkas berikut ini.

“Alhamdulillah, susunya cocok!”

Kapan Punya Anak?

Ada-ada saja memang tabiat keluarga. Sudahlah berupaya punya keturunan, masih-masih saja dicecar pertanyaan macam ini. Kalau tidak kuat hati, bisa-bisa dirundung dengki.

Pertanyaan ini pada umumnya dikhawatirkan oleh pasangan yang sudah lama menikah tetapi belum memiliki anak. Amat sangat sensitif. Oleh karena itu, sebaiknya kamu jangan pernah melontarkan pertanyaan ini saat Lebaran.

"Kapan punya anak?" jadi pertanyaan mencekam bagi pasangan yang sudah lama menikah. Sumber: Pixabay/Bessi.

Tapi kalau kamu ternyata berada di posisi tadi dan mendapatkan pertanyaan ini, sabar. Elus dada. Kemudian jawablah dengan pernyataan ini.

“Nanti. Kalau sudah hamil!”

Atau kamu bisa menjawab dengan sedikit berseloroh.

“Eh, belum tahu, ya? Saya sudah punya tiga anak. Ada anak kunci, anak kucing, dan anak buah.”

Kapan Lulus Kuliah?

Kamu seorang mahasiswa semester 9 yang belum kunjung mendapat jadwal sidang? Siap-siap ketiban pertanyaan ini saat Lebaran nanti.

Ya, pertanyaan ini umum ditanyakan kepada orang yang sudah lama kuliah tapi belum juga lulus. Derajat sensitivitasnya berada dalam angka 7 dari skala 10. Lumayan bikin keki, tetapi lebih rendah dari “Kapan Menikah?” atau “Kapan Punya Anak”.

Cepat selesaikan skripsi agar terhindar dari pertanyaan macam ini. Sumber: Pixabay/WOKANDAPIX.
Cepat selesaikan skripsi agar terhindar dari pertanyaan macam ini. Sumber: Pixabay/WOKANDAPIX.

Saran saya, sih, sebaiknya kamu mengindar jika mendapat pertanyaan macam ini. Tapi kalau enggak sempat ngeles dan terpaksa menjawab, jawablah dengan pernyataan lucu macam kalimat berikut ini.

“Kalau skripsinya udah selesai.”

Atau kalau masih ditanya juga, jawablah dengan kalimat berikut.

“Lah, gak tahu, ya? Kan, udah pernah pas SMA!”

Udah Kerja Apa Belum?

Pertanyaan ini mudah dijawab bagi kamu yang sudah lulus kuliah dan bekerja. Tinggal jawab saja, “Udah, dong!”

Tapi pertanyaan ini bisa menaikkan suhu hati jika ditanyakan kepada orang yang sudah lulus kuliah tapi tidak kunjung diterima kerja. Apalagi kalau sudah berupaya semaksimal mungkin, tetapi lamaran kerja belum digubris pemberi kerja.

Cari kerja susah, apalagi ditanya
Cari kerja susah, apalagi ditanya "Sudah kerja atau belum?". Sumber: Pixabay/lukasbieri.

Nah, untuk yang satu ini, saya punya jawaban jitu. Dijamin bikin yang bertanya jadi semakin tahu diri dan tidak akan mengulangi pertanyaan yang sama di kemudian hari. Jawabannya berikut ini.

“Belum. Soalnya nunggu Paman buka lowongan.”

Atau bisa dengan sedikit berperan sebagai pemuka agama. Biar jawabanmu tidak bisa didebat atau dibantah.

“Manusia itu tugasnya berikhtiar. Hasilnya tetap ada di tangan Tuhan.” 

 

***

Nah, itulah tadi lima pertanyaan langganan saat Lebaran dan macam-macam cara menjawabnya. Semoga bisa membantumu merayakan Idulfitri dengan lebih bahagia, ya!

Jangan lupa. Yang paling penting dari temu keluarga adalah kehangatan suasana. Buatlah suasana Lebaran senyaman mungkin dengan jawaban-jawaban lucu sehingga hubungan kamu dengan keluarga tambah erat.

Selamat merayakan Hari Kemenangan! [Adhi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun