Segendang-sepenarian dengan kebutuhan uang, angka jumlah pemudik juga meningkat setiap tahun. Data Kementerian Perhubungan menyebut jumlah pemudik tahun lalu mencapai 123,8 juta orang, naik 45% dibanding tahun sebelumnya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa tiga kausa tadi menyebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat selama periode Ramadan dan Idulfitri. Ibarat pepatah "ada gula ada semut", dari kacamata produsen, peluang ini tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Dengan maksud berebut hati pelanggan, pelaku usaha gercep menebarkan promo besar-besaran. Sebagian besar melabelinya dengan embel-embel Promo Ramadan hingga Diskon Hari Lebaran.
Kita, sebagai konsumen, jelas menyambutnya dengan riang gembira. Harga barang jadi jauh lebih murah. Apalagi kalau barang itu memanglah barang yang kita perlukan. Dengan sigap kita pasti membeli tanpa perlu berpikir dua kali.
Sekarang, tinggal satu pertanyaan. Dari sekian banyak promo tadi, manakah yang benar-benar sayang untuk dilewatkan?
Pertanyaan ini terbilang gampang-gampang sulit untuk dijawab. Gampang karena saking banyaknya promo bertebaran, seakan-seakan semua barang dibanderol dengan harga miring.
Sulit karena ternyata tidak semua barang yang dikorting merupakan barang yang benar-benar kita butuhkan.
Tapi jangan khawatir. Lewat artikel ini, saya coba kelompokkan promo yang dibutuhkan oleh mayoritas konsumen ke dalam tiga subjek. Saya jamin, minimal salah satu di antaranya pasti kamu butuhkan.
Tanpa berpanjang lebar, yuk, kita bahas satu per satu.
Berbuka Puasa di Hotel
Saya kuak rahasia ini berdasarkan pengalaman pribadi. Saat saya iseng bertanya kepada beberapa manajer hotel bintang tiga hingga lima, mereka bilang pada umumnya tingkat hunian kamar menurun. Barulah saat libur lebaran, tingkat hunian melonjak drastis.