Sahur ibarat fondasi berpuasa. Saat berpuasa, kita dilarang mengonsumsi makanan sejak azan subuh hingga beduk magrib tiba. Oleh sebab itu, apa yang kita santap saat sahur berperan vital dalam menjaga kesehatan tubuh selama menunaikan ibadah puasa.
Hanya saja, waktu sahur yang singkat membuat kita rentan terserang penyakit "maunya serba instan". Biar saya tebak. Deretan makanan olahan berpengawet macam mi instan hingga nugget ayam pasti tersedia di kulkas Anda selama bulan puasa. Alasannya sederhana: mudah dicari dan cepat dimasak.
Padahal, jika dikonsumsi secara rutin, makanan berpengawet punya efek berbahaya bagi tubuh kita. Mulai dari problem hipertensi, masalah pencernaan, gangguan ginjal, hingga meningkatkan risiko kanker.
Memang benar, mengolah makanan sendiri dari bahan-bahan segar biasanya membutuhkan waktu lama. Akan tetapi, tidak sepatutnya itu dijadikan alasan bagi kita untuk terus mengonsumsi makanan olahan saat sahur.
Sebab kesehatan tubuh kita sangat bergantung pada apa yang kita konsumsi. Jika terbiasa mengonsumsi sajian olahan berpengawet, ya, tinggal siap-siap menerima konsekuensinya.
Apalagi, saat berpuasa tubuh kita bisa dipastikan akan kekurangan cairan. Mengonsumsi makanan sehat dan tinggi serat saat sahur akan membuat tubuh kita lebih kuat selama berpuasa. Bonusnya, kita menjadi pribadi yang tetap produktif selama bulan Ramadan.
Gado-gado
Sebenarnya, jika kita pandai memilih dan cekatan dalam memilah, tidak semua makanan segar dan tinggi serat sulit didapatkan. Justru sebaliknya, mudah ditemukan dan cepat disajikan. Makanan seperti inilah yang cocok jadi menu sahur bagi kita.
Nah, buat kamu yang menginginkan hidup sehat selama berpuasa, saya punya rekomendasi menu tinggi serat. Cocok dikonsumsi saat sahur dan dijamin akan membuat tubuhmu tetap bugar selama berpuasa.
Menu yang saya maksud terdiri dari dua jenis, yakni sajian utama (main course) dan penganan penutup (dessert). Ya, menu sahur itu tidak lain dan tidak bukan adalah sepiring gado-gado dan segelas jus alpukat.
Mengapa saya merekomendasikan gado-gado? Alasannya sederhana: mudah diperoleh dan didapatkan warga +62. Kendati dulu sebenarnya berasal dari Batavia dan Jawa Timur pada era kolonial Belanda, kini gado-gado telah menjadi menu khas Nusantara.
Sekarang, pedagang kaki lima yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia lazim menjajakan gado-gado sebagai menu andalannya. Sajian tanpa nasi berisi sayur, tahu, tempe, telur, dan kerupuk ini juga dikenal sebagai saladnya Nusantara.
Berbagai penelitian juga menempatkan gado-gado sebagai makanan sehat lagi tinggi serat. Gado-gado mengandung banyak vitamin dan mineral, seperti A, C, dan K. Di samping itu, gado-gado juga memuat berbagi nutrisi yang diperlukan tubuh seperti kalium dan serat.
Kandungan serat dalam gado-gado umumnya berasal dari sayuran. Jenis sayuran yang umum digunakan untuk membuat gado-gado adalah kubis, kol, tauge, kangkung, timun, labu siam, dan kacang panjang.
Serat yang berasal dari sayuran inilah yang membantu meningkatkan kualitas pencernaan, menjaga kesehatan usus, dan mengurangi risiko sembelit. Jika dikonsumsi saat sahur, dijamin akan menjaga daya tahan tubuhmu selama berpuasa.
Kelebihan lainnya, gado-gado bisa dikreasikan dengan mudah. Cukup membeli berbagai sayuran segar saat berbelanja di pasar dan disimpan di kulkas. Jangan lupa, beli juga kacang tanah atau bumbu pecel instan untuk topping saus kacang.
Jika sibuk dan tidak sempat berbelanja di pasar, kamu juga bisa membeli gado-gado di pasar takjil saat menjelang buka puasa. Saya jamin paling tidak ada ada satu stan yang menjual gado-gado.
Yang perlu diingat, kalau membeli dari pedagang kaki lima, pastikan saus kacangnya dipisah. Jangan dicampur. Supaya ketika dikonsumsi pas waktu sahur nanti, kondisinya masih awet, tidak berbau, dan tidak cepat busuk.
Harga gado-gado juga terbilang terjangkau. Di daerah saya, seporsi gado-gado dibanderol mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000. Murah, kan? Sudah hemat, tinggi serat pula!
Kelar makan gado-gado, minumnya juga harus yang sehat, dong! Nah, untuk itu, saya merekomendasikan jus alpukat sebagai menu penutup santap sahur.
Lagi-lagi, kita harus berterima kasih kepada penjajah Belanda yang mempopulerkan minuman sehat ini di Nusantara. Alpukat sejatinya berasal dari Amerika Tengah, tepatnya dari Meksiko dan Honduras.
Masuk ke benua Eropa pada tahun 1600-an. Belanda kemudian membawa alpukat ke Indonesia saat melakukan ekspedisi dagang---yang sayangnya, berujung pada penjajahan.
Seperti halnya gado-gado, kini jus alpukat lazim dijajakan oleh pedagang kaki lima. Tidak jarang, lokasinya bersebelahan. Yang kanan jualan gado-gado, yang kiri jualan aneka jus, termasuk juga alpukat. Dengan kata lain, sangat mudah didapat.
Alpukat memiliki banyak vitamin dan nutrisi yang baik untuk tubuh. Ada vitamin A, B3, C, dan E, serta pantethin, pantogenic acid, monosaturated fatty acid (MFA), dan selenium. Dengan berbagai kandungan tersebut, alpukat dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Di samping itu, alpukat juga punya beragam manfaat lain bagi tubuh kita. Mulai dari menjaga kesehatan mata, menjaga kesehatan jantung, mencegah osteporosis, mencegah penyakit kanker, menjaga kesehatan mental, hingga menjaga kesehatan janin dan kandungan.
Alpukat juga mengandung banyak kalori. Satu buah alpukat utuh mengandung 322 kalori, atau setara dengan 10 hingga 20 persen kebutuhan kalori harian tubuh seseorang.
Di samping meningkatkan kesehatan tubuh, alpukat juga dipercaya sangat baik untuk kesehatan kulit. Zat antioksidan dalam alpukat dapat mencegah kerusakan kulit, meningkatkan elastisitas kulit, meredakan kulit berjerawat, hingga mencegah kulit kering. Mantap, kan?
Untuk persiapan sahur, kita bisa membeli alpukat dari toko buah atau pasar swalayan terdekat. Simpan dalam lemari es. Saat sahur tiba, blender alpukat menjadi jus. Jangan lupa tambahkan gula dan susu cokelat agar rasanya semakin mantap.
Jika malas membuat sendiri, kita juga bisa membeli jus alpukat yang sudah jadi di pasar takjil atau penjual aneka jus terdekat. Pastikan segera menyimpannya dalam lemari es, sebelum disantap saat sahur tiba.
Secukupnya dan Berdoa
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 168, bahwa umat muslim diwajibkan mengonsumsi makanan-makanan yang halal dan baik. Gado-gado dan alpukat yang saya rekomendasikan memenuhi kriteria tersebut.
Hanya saja, kita juga mesti menyadari bahwa kita tidak boleh mengonsumsi apa pun secara berlebihan. Termasuk gado-gado dan jus alpukat tadi. Kombinasikan dengan menu lain yang sehat dan tinggi serat. Supaya tidak bosan juga.
Pastikan sebelum makan sahur, berdoa. Minimal bilang "bismillah" sebelum makanan sampai ke mulut kita. Dengan begitu, insyaAllah setiap kebaikan yang dikandung dalam makanan akan dimanfaatkan sebagai bekal berpuasa sebulan penuh.
Selamat mencoba! [Adhi]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H