Bulan puasa selalu identik dengan sahur. Dari tahun ke tahun, selalu ada cerita seputar sahur yang unik untuk dibagikan atau diceritakan. Selain hukumnya sunnah supaya tetap kuat berpuasa sehari penuh, aktivitas pascasahur juga tidak kalah menarik untuk diulas.
Saat berpuasa, terjadi perubahan aktivitas tubuh. Pada hari-hari awal, bagi sebagian orang, hal yang paling berat adalah membuat mata tetap terbuka. Tidak jarang, usai sahur dan salat subuh, kita lebih suka membalas jatah tidur yang kadung terpangkas.
Awas, hati-hati. Kebiasaan seperti ini ternyata bisa menimbulkan masalah kesehatan. Sebuah artikel yang ditulis Kompas menyebutkan tidur selepas sahur bisa memicu terjadinya refluks, atau naiknya makanan dari lambung ke kerongkongan.
Kalau sudah begitu, aktivitas puasa kita jadi berisiko terganggu. Niatnya ingin tuntas sebulan penuh, eh, malah terserang gangguan pencernaan. Amit-amit, deh! Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk tidak lekas tidur selepas sahur.
Pertanyaannya, aktivitas apa yang perlu kita lakukan agar tetap sehat selama berpuasa? Jawabannya, banyak. Ada berbagai aktivitas usai sahur yang bisa kita lakukan agar tubuh sehat dan pastinya tetap produktif.
Bagi kalian yang pekerja kantoran seperti saya, sesungguhnya ada beberapa pilihan aktivitas yang bisa dilakukan selepas sahur. Celah waktu satu hingga dua jam selepas sahur bisa kita manfaatkan untuk tetap produktif kendati tengah menjalani puasa.
Langsung saja saya ungkap, tiga aktivitas usai sahur yang membuatmu tetap produktif bekerja selama bulan puasa. Psstt... nomor tiga dijamin bakal membuatmu cepat kaya!
Pertama: Menyusun Agenda Kerja
Presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln, pernah mengeluarkan kata-kata viral. Katanya, jika ia diberikan waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, maka ia akan gunakan delapan jam untuk mengasah kapak.
Ungkapan itu menegaskan kepada kita semua bahwa proses persiapan sangat menentukan hasil dari pekerjaan kita. Tanpa persiapan yang matang, pekerjaan kita akan terasa biasa saja. Sebaliknya, jika didukung dengan persiapan matang, niscaya hasilnya juga akan memberi kebanggaan.
Usai sahur, ada baiknya kita merenung sejenak untuk menyusun agenda kerja yang akan kita jalankan pada hari itu. Buatlah daftar pekerjaan, dan urutkan mulai dari yang paling penting. Dengan kata lain, menyusun skala prioritas.
Dengan begitu, ketika sudah tiba di kantor, kita akan tahu pekerjaan mana yang perlu kita selesaikan terlebih dahulu. Alhasil, kita jadi lebih siap menghadapi pekerjaan dan terhindar dari risiko kewalahan (overwhelm).
Jika aktivitas ini rutin kita lakukan, maka lama-kelamaan akan menjadi terbiasa. Dan percayalah, kebiasaan menyusun agenda pekerjaan akan membuat kita selangkah di depan dibanding kolega di kantor.
Misalnya saja, kita jadi lebih siap apabila diminta rapat dadakan di pagi hari oleh atasan. Karena kita sudah tahu dan punya rencana apa yang akan kita dan tim kerjakan di hari itu. Di mata atasan, kita akan terlihat lebih siap ketimbang orang lain.
Di masa depan, ketika sudah dipromosikan dan menjadi atasan, kebiasaan menyusun agenda juga akan memudahkan kita dalam membagi dan mendelegasikan pekerjaan kepada anggota tim.
Mumpung bulan puasa, tidak ada salahnya kita manfaatkan waktu usai sahur untuk membiasakan diri menyusun agenda kerja. Toh, kita juga yang akan merasakan dampak baiknya.
Kedua: Refleksi Diri
Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Begitu pula diri kita, pasti tidak luput dari alpa dan kekurangan. Oleh sebab itu, kita bisa manfaatkan waktu usai sahur untuk melihat kembali apa yang telah kita kerjakan.
Bagi pegawai kantoran, boleh jadi waktu kita untuk merefleksi diri sangat terbatas. Pulang ke rumah sudah malam, badan pun terasa sangat lelah. Lanjut tidur, istirahat, dan besok pagi sudah kembali berangkat ke kantor.
Nah, mumpung ada waktu selepas sahur, manfaatkanlah untuk merefleksi diri. Lihat kembali apa-apa saja yang pernah kita kerjakan. Kemudian nilailah dengan objektif. Apabila waktu terulang kembali, adakah hal yang bisa kita tingkatkan atau sempurnakan pada pekerjaan itu?
Jika ada, buatlah catatan kecil. Bukalah catatan itu ketika tiba di kantor. Hal itu akan membantu kita untuk membuat perbaikan-perbaikan kecil agar hasil pekerjaan kita lebih optimal, efektif, dan efisien.
Orang yang terbiasa merefleksi diri akan meraih berbagai manfaat. Misalnya saja, peningkatan kesadaran diri. Dengan kesadaran diri yang semakin meningkat, kita jadi lebih bijak saat mengambil keputusan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Refleksi diri juga akan meningkatkan kesejahteraan emosional. Dengan mengidentifikasi sumber-sumber masalah dalam pekerjaan, kita bisa mengurangi stres dan meningkatkan resiliensi terhadap tekanan hidup.
Yang paling utama, terbiasa merefleksi diri akan membuat kita menjadi pribadi yang tumbuh berkelanjutan. Lebih rendah hati dan terbebas dari rasa sombong dan dengki. Karena dengan merefleksi diri, kita jadi paham bahwa kita hanyalah manusia yang tidak pernah luput dari salah dan dosa.
Ketiga: Membuat Perencanaan Finansial
Tidak banyak orang yang tahu, kesehatan finansial itu tidak datang secara tiba-tiba. Kesehatan finansial merupakan buah dari kedisiplinan kita dalam mendiagnosis keuangan pribadi yang kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan finansial.
Bagi pegawai kantoran, terkadang kita merasa tidak punya waktu cukup untuk sekadar membuat laporan keuangan pribadi. Entah karena kesibukan di kantor, ataupun karena malas alias tidak terbiasa.
Sudah saatnya kebiasaan seperti ini ditinggalkan dan ditanggalkan. Sebesar apa pun pendapatan kita, jika tidak dibarengi dengan perencanaan finansial yang matang, maka akan berisiko besar pasak daripada tiang.
Sebenarnya, mengindari besar pasak daripada tiang, resepnya cuma satu. Jujur dan disiplin dalam mencatat pengeluaran. Kebanyakan orang tidak mencatat pengeluarannya. Hingga tidak sadar bahwa pendapatannya tidak sanggup untuk menutupi pengeluarannya.
Di sinilah pentingnya membuat perencanaan keuangan. Catat dengan teliti setiap pengeluaran yang kita keluarkan. Susunlah skala prioritas dan terapkan resep belanja bijak. Artinya, belanjakan apa-apa saja yang menjadi kebutuhan dan tahan apa-apa yang hanya sekadar keinginan.
Manfaatkan waktu usai sahur untuk membuat perencanaan keuangan. Periodenya tidak perlu bulanan, cukup harian saja. Selanjutnya, tinggal disiplin menjalankannya. Untuk urusan ini, semua orang bisa, tetapi tidak semua orang mau melakukannya.
Jadilah orang yang mau berdisiplin dalam merencanakan dan menjalakan rencana keuangan. Niscaya, kita tidak akan pernah lagi merasakan efek negatif besar pasak daripada tiang apa lagi gali lubang tutup lubang.
***
Itulah tiga aktivitas usai sahur yang akan membuatmu tetap produktif. Setuju? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar, ya! [Adhi]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H