Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Dari Gubuk Itu Aku Belajar Arti Bersyukur

11 Maret 2024   23:35 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:37 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lasmini dan warga Kabupaten Hulu Sungai Utara saat menerima bantuan secara simbolis. Sumber: dokumentasi pribadi.

Setengah tahun lalu, suaminya di-PHK lantaran pabrik tempat suaminya bekerja menderita kerugian parah. Hingga saat ini, suaminya belum kunjung mendapat pekerjaan pengganti.

Alhasil, pendapatannya berkurang signifikan. Satu-satunya sumber pemasukan ialah warung es buah semata wayang, yang omzetnya hanya berkisar antara Rp50.000 hingga Rp100.000 per hari.

Lasmini pun mesti mengencangkan ikat pinggang. Sebagai "menteri keuangan" rumah tangga, Lasmini harus menekan pengeluaran. Termasuk mengurangi uang jajan bagi kedua buah hatinya.

Kendati dilanda ujian, Lasmini tidak pernah menyerah. Curahan kasih sayang dan perhatiannya kepada Zidan dan Hafiz tidak pernah alpa. Sambil berjualan, ia selalu menyempatkan diri untuk menyapih atau bermain dengan kedua anaknya.

Tatkala anaknya merengek meminta jajan, Lasmini tidak pernah marah. Ia selalu memilih kata-katanya dengan bijak karena tahu persis apa yang keluar dari mulutnya akan berdampak bagi tumbuh kembang anaknya.

Untuk menambah pemasukan, kata Lasmini, acapkali suaminya menerima tawaran tetangganya sebagai kuli serabutan. Jika sedang tidak ada proyek bangunan, ia bekerja di rumah membantu Lasmini memotong buah atau merebus air gula.

Aku saat mewawancarai Lasmini. Sumber: dokumentasi pribadi.
Aku saat mewawancarai Lasmini. Sumber: dokumentasi pribadi.

Saat aku datang mewawancarai Lasmini, kudapati suaminya tengah sibuk menguliti pepaya di belakang rumah. Mendengar itu semua, aku tak kuasa menahan sedih. Air mataku pecah, meleleh membasahi pipi.

Aku berpikir, betapa sulitnya menjadi Lasmini. Impitan ekonomi membatasi dirinya dari kewajiban memberi gizi yang cukup bagi kedua putranya. Hingga akhirnya kedua buah hatinya itu terpaksa mengidap stunting.

Namun, aku juga mendapat satu pelajaran penting dari Lasmini. Yakni bagaimana meniti sabar dan syukur. Kesulitan finansial tidak pernah membuatnya berputus asa. Ia tetap berdagang dengan tekun dan teguh.

Ia yakin dan percaya, sekeras apa pun dunia, manusia harus tetap berupaya. Sebab rezeki sudah diatur oleh Yang Mahakuasa. Kita hanya perlu berupaya menjemputnya hingga ajal tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun