Hawa dingin menembus kulit begitu pintu mobil kubuka. Dua lapis pakaian yang kukenakan tak kuasa menangkal angin beku yang jatuh dari udara. Rintik-rintik hujan membawa serta petrikor—bau tanah saat turun hujan, melahirkan ketenangan jiwa.
Tiada sanggup memendam sabar, kuseret langkah kaki menyusuri basah tanah. Aku bisa merasakan bulir embun menempel manja pada hijau rumput yang tumbuh subur di pelataran. Seraya menenteng dua koper besar, aku memasuki area lobi.
“Selamat datang di Lembang.”
Sambut ramah Gadis, resepsionis yang bertugas melayani kami hari itu, sungguh menentramkan hati. Setelah berjam-jam berkutat dengan kemacetan, akhirnya tiba di sini. Di tanah yang menjadi alamat rinduku ketika ingin mengusir penat dalam diri.
Ya. Tanah itu bernama Lembang. Secuil Tanah Pasundan yang menyajikan serumpun ketenangan dan menawarkan berjuta kenangan.
Tiada Bosan ke Tanah Lembang
Lembang selalu menjadi destinasi wisata favorit kami saat berlibur. Termasuk pada kesempatan libur Lebaran tahun ini. Seakan kata “bosan” tidak pernah tercatat dalam kamus kami ketika merencanakan liburan ke Lembang.
Saya katakan demikian karena bukan sekali-dua kali kami mengunjungi lokasi wisata yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat ini. Jika dihitung-hitung, rasanya sudah melebihi jumlah jari di tangan.
Memang benar, Lembang bukan satu-satunya tempat berlibur favorit kami. Masih ada Bali dan Labuan Bajo yang selalu menggerayangi alam bawah sadar ketika memilih tempat berlibur.
Hanya saja, Lembang berbeda dari destinasi wisata mana pun di Indonesia. Lembang menawarkan ketenangan jiwa. Mungkin itu kalimat yang paling tepat ketika menyoal keunggulan Lembang.