Yang terpenting, apa pun yang kalian kenakan saat Lebaran nanti, ingat-ingatlah hadis Nabi. Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya. Termasuk perbuatan membeli dan mengenakan baju Lebaran.
Niatkanlah semata-mata ingin mencontoh Nabi. Agar kita mendapat rida-Nya. Jangan sampai niat beli baju baru hanya gara-gara gengsi karena mendengar kabar tetangga sudah beli baju Lebaran.
Saat bersilaturahmi nanti, luruskan pula niat kita. Jangan karena berbaju baru lantas ingin pamer kepada segenap handai taulan. Jangan pula beli baju baru karena ingin banget ditanya, “Outfit, elo, harga berapa?”
Lagipula, zaman sekarang sudah basi pamer-pamer pakaian. Yang biasa berseloroh, “Murah banget!” nyatanya sudah dipenjara. Yang istrinya terciduk pamer pakaian mahal dan hidup mewah di jagat media sosial harus rela kehilangan jabatannya.
Lantas, kita yang biasa-biasa ini, buat apa pamer baju Lebaran?
Lebih baik pamer kebaikan. Daripada sibuk mikirin baju Lebaran, lebih baik benah-benah lemari untuk mencari baju layak pakai untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.
Kalau itu, tidak apa-apa dipamerkan. Sebab Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 271 s.d. 275, bahwa sedekah yang dilakukan secara diam-diam maupun terang-terangan, itu sama baiknya.
Bukankah bulan Ramadan adalah bulan yang penuh ampunan? Bukankah menebar kebaikan itu akan mengundang ampunan-Nya?
Oleh sebab itu, mari kita manfaatkan momentum Ramadan untuk menebar banyak kebaikan. Mumpung masih ada beberapa hari sebelum Idulfitri tiba. Siapa tahu dari sedikit kebaikan yang kita tebar, ternyata itulah yang bisa memuluskan langkah kita menuju surga-Nya. [Adhi]
***