Ibu penjual bercerita, pembuatan kue ini sebenarnya susah-susah gampang. Susah saat pertama kali membuat, gampang kalau sudah terbiasa. Saat membuat, adonan diletakkan di atas wadah loyang besar berbentuk bulat.
Nah, ketika kue sudah matang, ibu penjual menyajikannya dalam bentuk hamparan beralaskan daun pisang. Sebelum disantap, kue ini dipotong-potong (ditatak) terlebih dahulu. Jadilah namanya amparan tatak.
Sama seperti Mille Crepes, Amparan Tatak juga dibanderol Rp15.000 per potong. Cukup terjangkau bagi siapa saja yang berkunjung ke pasar wadai.
Ketiga, Putri Keraton. Yang satu ini juga salah satu kue tradisional Banjarmasin. Bentuknya berlapis-lapis. Warnanya cokelat, rasanya manis dan gurih. Kue ini berbahan dasar biskuit susu, harganya setara dengan dua kue sebelumnya.
Jika ditatap sekilas, kue ini mirip puding roti. Tapi, rasanya jauh berbeda. Karena tadi, berbahan dasar biskuit susu.
Lagi-lagi, ibu penjual membagikan resepnya kepada saya. Ia bercerita, bahan-bahan untuk membuat kue ini cukup mudah ditemukan. Selain biskuit susu, ibu penjual menyiapkan sejumlah bahan dasar seperti susu kental manis, vanila, telur, dan margarin.
Kata ibu penjual, ada beberapa tahap yang perlu dilalui untuk membuat kue ini. Dimulai dari biskuti susu yang dihaluskan, dicampur dengan campuran susu kental manis, air, vanila, dan garam. Kemudian, margarin dan kuning telur dikocok dalam wadah terpisah.
Campuran itu kemudian disatukan dalam adonan kue. Selagi mencampur, ibu penjual juga memasukkan putih telur yang sudah dikocok, agar tekstur kue menjadi lembut. Terakhir, adonan kue dipanggang hingga matang dan siap disajikan.
Nah, itu dia tiga kue manis pilihan saya untuk berbuka puasa. Jangan lupa, tonton juga keseruan saya berburu kue manis di Pasar Wadai Banjarmasin lewat video di bawah ini. Sampai jumpa! [Adhi]