Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pria Juga Perlu Tampil Prima, Ini Tiga Trik Merawat Kulit Saat Puasa

11 April 2023   23:11 Diperbarui: 11 April 2023   23:16 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cukup istirahat membuat kulit sehat (sumber: Pixabay/Olichel).

Jangan nilai buku dari sampulnya. Itu idiom klasik yang gagal diamini oleh sebagian besar manusia. Riset Allure pada 2016 buktinya. Majalah kecantikan asal Amerika Serikat itu mengungkap fakta, delapan puluh persen orang menilai orang lain berdasarkan penampilannya. Anda salah satunya?

***

Saya meyakini, fakta di atas tidak membuat Anda terkejut. Sebab seperti itulah sifat dasar manusia. Menilai orang lain berdasarkan apa yang tampak di hadapan kedua bola mata. Manusiawi. Terutama saat pertama kali bertemu atau berjumpa.

Sebab saat pertama bertemu, yang kita lihat adalah penampilan. Fisik, lebih tepatnya. Lantaran baru sebatas itulah yang bisa kita amati atau awasi. Beda halnya kalau sudah mengenal atau berinteraksi lama. Sifat dan karakter menjadi dua variabel baru dalam konteks penilaian.

Hanya saja, ketika bersosialisasi dan menjalani kehidupan sebagai manusia, tentu kita akan banyak bertemu orang baru. Orang yang belum mengenal sifat dan karakter kita. Orang yang pada awalnya akan menilai kita dari penampilan semata.

Saya ambil satu amsal. Seorang barista di kedai kopi, misalnya. Saya jamin sebagian besar orang yang dijumpainya saat bertugas pasti pelanggan baru. Mereka tidak kenal sifat atau karakter asli Sang Peracik Kopi. Yang pertama kali dilihat pelanggan, lagi-lagi, adalah penampilan.

Seorang barista pertama dinilai dari penampilannya (sumber: Pixabay/Ansiyuwudia).
Seorang barista pertama dinilai dari penampilannya (sumber: Pixabay/Ansiyuwudia).

Contoh di atas menegaskan kita urgensi menjaga penampilan. Oleh karena itu, wajar jika banyak orang memperhatikan penampilannya. Mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kata saya, itu sah-sah saja.

Apa pun jenis kelaminnya, pria atau wanita, semua perlu berpenampilan baik. Memang benar, di luar sana, produk kecantikan untuk wanita lebih banyak dijual daripada punya pria. Fakta yang jika salah diartikan, akan memberi satu kesimpulan sesat: yang boleh menjaga penampilan hanyalah wanita.

Siapa bilang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun